"Aku ini gila, tentu saja seleraku harus orang gila."
Ketika wanita gila mengalami Transmigrasi jiwa, bukan mengejar pangeran dia justru mengejar sesama orang gila.
Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
siapa sangka
"Jendral kiri, bagaimana bisa selama ini kau berbohong? kemana semua uang yang seharusnya di berikan pada rakyat miskin? kau selalu meminta tambahan dana untuk para rakyat, tapi kemana semua uang itu?." Kaisar menatap berang.
"Y-yang mulia, semua dana yang saya terima telah saya berikan pada rakyat yang membutuhkan. Tapi, memang dana nya tidak cukup karena itu pembagian kurang merata." Ucap Jendral kiri.
"Dana tidak cukup?!! Uang yang selama ini kau minta tidak sedikit. Bahkan uang pribadi yang di keluarkan Jendral Agung, untuk membuka lahan di empat wilayah perbatasan tidak sebanyak yang kau minta. Kau bilang dan tidak cukup!!!!." Bentak Kaisar, marah besar.
"Yang mulia, dana membuka lahan dan bantuan tentu saja berbeda." Jendral kiri terus membela diri.
"Dana pembukaan lahan dimana masing-maisng lahan sebesar 4000 hektar tanah, 78.000 macam bibit tanaman, 50 ton pupuk dan gaji 600 pekerja masing-masing 5 perak per Minggu. Kau hitung berapa banyak pengeluaran yang di perlukan?! Belum lagi pembasmian hama dan air, KAU MASIH MENGELAK?!!!." Kaisar benar-benar kecewa.
"Uang yang di keluarkan Rui bahkan lebih sedikit, tapi bisa mencakup begitu banyak orang dan barang. Kau selalu meminta dana bantuan untuk 500 orang perbulannya lebih dari 1 tael emas (100 koin emas), semua itu masuk ke dalam perutmu tanpa tau malu." Kaisar benar-benar menohok.
"Yang mulia ini keterlaluan, hanya karena uang sekecil itu anda sampai mempermalukan saya seperti ini. Setelah semua jasa yang telah saya berikan pada anda?!." Jendral kiri mengungkit.
"Hey, kau pikir tanpa dirimu Kekaisaran ini langsung runtuh?. Pergi saja sana bawa pasukan mungil mu yang tidak berguna itu." Saut Rui menohok.
"KAU__
"APA?!! INI BARU PERMASALAHAN AWAL, DIAM DAN DENGARKAN SEMUANYA SAMPAI SELESAI DASAR LINTAH." Bentak Rui keras.
Semuanya mendadak senyap, Kaisar merasa kecewa dan berang. Dia pikir selama ini meksipun menyebalkan, Jendral kiri adalah orang yang jujur dan bisa di percaya. Tapi apa-apaan semua ini, belum ada satu minggu Rui menjabat. Kebusukan yang selama ini tertutup rapih terungkap begitu saja.
"Setelah masalah kejahatan kriminal berhasil di tanggulangi. Saya mulai mendapatkan laporan dari perang di Utara, jujur saya terkejut karena tidak menyangka kita sedang berperang. Bagiamana saya tidak terkejut? semua jendral bahkan panglima ada di ibu kota, lalu siapa yang memimpin perang?." Ucap Rui, mulai ke permasalahan utama.
"Itu benar, Jendral kiri menarik Jendral kanan kembali dari medan perang, karena pihak Fanglin sudah di pastikan menang dalam waktu satu tahun lagi." Jawab Kaisar.
"HAHAHAHAHHAHAHAHA, di pastikan menang?? Dalam satu tahun?? HHAHAHAHAHAHAH." Rui tergelak penuh cemoohan.
"Apa maksud tertawaan mu itu Jendral Agung?." Jendral kanan bingung.
"Dua hari yang lalu, aku mengirim 5.000 pasukan ke Utara sebagai bala bantuan. Aku membawa pasokan makanan, obat-obatan, senjata, selimut dan mantel. Apa kalian tau apa yang aku temukan disana?." Rui berucap serius, semuanya diam sedangkan Jendral kiri ketar-ketir.
"Di Pos penjagaan, saat pasukanku datang mereka tidak di perbolehkan masuk, meskipun tau mereka adalah pasukan milikku. Mereka meminta semua pasukan kembali dan barang bawaan di titipkan pada mereka, pasukanku menolak keras dan setelah perdebatan panjang akhirnya mereka menerobos masuk secara paksa. Di Medan perang, hanya tinggal prajurit kroco yang sudah terluka dan sekarat. Tidak ada bantuan makanan ataupun obat-obatan, mereka di bantai sepihak. Mendengar laporan itu, aku sangat terkejut dan bingung. Bagaimana mungkin Fanglin tidak kunjung kalah padahal sudah di bantai gila-gilaan seperti itu, setelah aku mencari tahu akhirnya aku mengerti. Jendral kiri selalu mengirim sekitar 4.000 prajurit baru tanpa pengalaman ke sana sebagai perisai daging." Ucap Rui, memperlihatkan gulungan-gulungan bukti.
"Lalu hal yang paling mencengangkan adalah, Jendral kiri selalu mengambil pasokan makanan, senjata dan obat-obatan yang seharusnya di kirim ke Medan perang. Dia menahan semua bantuan itu dan di jual dengan harga dua kali lipat pada Wilayah musuh secara ilegal. Artinya apa? benar perang ini hanyalah akal Jendral kiri untuk merampok dan membunuh banyak orang tanpa tau malu, dia adalah orang paling keji dan tamak yang pernah aku temui." Ucap Rui, melempar gulungan bukti perdagangan gelap milik Jendral Kiri.
Semuanya terdiam, Kaisar dengan tatapan dingin dan amarahnya. Jendral kanan dan panglima yang syok, sedangakan Rui dengan tatapan jijik. Jendral kiri gemetar pucat pasi, dia tidak menyangka kebusukannya akan terungkap.
"OMONG KOSONG, SIAPA YANG TAU JIKA KAU MEMBUAT BUKTI PALSU." Teriak Jendral kiri.
"Hahahhaha, Jendral kiri. Perang yang tidak bisa kau tangani selama 6 tahun, telah aku selesaikan dalam dua hari. Semua prajurit yang terluka ada di kediamanku sekarang." Rui melirik sinis.
"M-mustahil." Jendral kiri ketakutan.
"Ada 100 prajurit luka parah dan cacat, 30 selamat dengan luka ringan. Kaisar bisa bertanya pada mereka kevalidan ucapanku, saat ini Pasukan milikku sedang membantai Kerajaan Utara dan akan kembali membawa giok Raja." Ucap Rui, menyelesaikan rapatnya.
"PENGAWAL!!!." Teriak Kaisar menggelegar.
Pasukan milik Rui yang berjaga di istana langsung masuk, siap menerima perintah Kaisar selagi masih berada di wilayah istana.
"JEBLOSKAN JENDRAL KIRI KE PENJARA BAWAH TANAH, CAMBUK DIA SAMPAI MENGAKUI KESALAHANNYA." Teriak Kaisar.
"TIDAK, MINGGIR!!! BERANINYA KALIAN MELAKUKAN INI PADA JENDRAL." Teriak Jendral kiri meronta.
Setelah Jendral kiri di seret keluar, Ruang rapat langsung senyap dengan dingin. Kaisar merasa sangat kecewa, tapi berterimakasih pada Rui karena sudah membongkar semuanya.
"Jika Jendral Gong tetap menjabat, aku akan membunuhnya begitu dia keluar penjara." Ucap Rui, gila.
'Kejahatan penggelapan dana, pembunuhan, perdagangan ilegal. Ini adalah kejahatan berat, tentu aku akan melengserkannya tapi banyak petinggi yang masih mendukungnya." Ucap Kaisar.
"Jadi gunanya Kaisar itu apa?." Ujar Rui menohok.
"Kau tidak mengerti_
"Aku mengerti, tapi meksipun kau harus mendengarkan pendapat para petinggi. Kau tetap memiliki otoritas menghukum penjahat, pencuri makanan saja di pukuli sampai mati. Kenapa pencuri besar sepertinya di lindungi? betapa konyol hidupmu." Rui sangat menohok.
"Jendral Agung, jika Kaisar secara gegabah melengserkan Jendral kiri. Maka akan terpecah kubu, dimana itu akan merugikan Istana." Ucap Panglima.
"Kalau begitu, sita semua asetnya. Dia bisa tetap menjadi Jendral miskin." Ucap Rui.
"Saya setuju yang mulia, akibat ketamakan Jendral Kiri. Nama baik saya hampir terseret, jika saya tau niat busuk dari Jendral kiri, saya pasti akan menolak saat ditarik mundur." Ucap Jendral kanan.
"Diantara kami, yang paling kaya memang Jendral Kiri padahal dia tidak memiliki usaha apapun di luar bidangnya. Bagaimana pun ini aneh, Jendral Agung kaya karena Istrinya memiliki bisnis terkenal jadi itu masuk akal." Ucap Panglima.
"Aku mengerti, aku akan membuat putusan perampasan aset dan pangkat Jendral kiri menjadi komandan pasukan." Ucap Kaisar.
"Karena Jendral Agung telah melakukan tindakan terpuji, aku akan memberikan hadiah sebagai imbalannya. Aku akan mengganti semua dana yang telah kau keluarkan, dan kau bebas meminta apapun padaku selama dalam batas wajar." Ucap Kaisar, merasa cukup bangga.
"Benar, anda memang harus mengembalikan uang itu. Karena saya meminjam uang itu dari Istri saya." Jujur Rui.
"Baiklah, sampaikan ucapan terimakasih ku pada Istrimu." Ucap Kaisar.
"Lalu keinginanku adalah berikan Putraku uang saku, dia Pangeran sudah sepantasnya dia mendapatkan hak nya." Ucap Rui.
"Tentu, maaf atas kesalahanku." Kaisar lupa jika ada Xui yang belum mendapat uang saku Pangeran.
"Kalau begitu bagaimana jika kita tutup rapat hari ini? terimakasih karena sudah bersedia datang." Ucap Rui.
"Aku juga berterimakasih atas kerja kerasmu, rapat cukup sampai di sisi. Bubar." Ucap Kaisar, keluar ruangan lebih dulu.
Semuanya keluar dengan lega, Rui mencari Xui di sekitar kereta kuda tapi tidak terlihat. Meminta pada pengawal untuk memanggil Xui di kediaman Fang Lu.
"Lapor yang mulia, saat ini Pangeran Xui sedang mendapat masalah." Ucap pengawal itu.
"Masalah apa?." Heran Rui.
"Selir Agung membawa Xui secara paksa, Selir kehormatan sudah berusaha menahan namun di hadang pengawal Selir Agung." Lapornya.
"Brengsek, dimana Selir Agung sialan itu?!." Marah Rui.
Rui berjalan dengan langkah lebar, matanya menyala-nyala. Para pelayan yang tau akan ada kegemparan pun mengikuti, mereka penasaran akan terjadi hal gila apa di istana.
Selir Kehormatan masih di lorong menuju Istana milik Selir Agung, Pipinya memerah sepertinya Selir kehormatan mendapatkan tamparan saat mencoba menahan Xui. Fang Lu menemani Ibunya dengan marah.
"Diamana anakku." Rui bertanya dengan wajah marah.
"Maaf Kak, selir agung membawanya paksa." Fang Lu juga nampak terluka, ada luka lebam di wajahnya.
"Mati kau Selir Agung bajingan." Rui bergegas menuju kediaman Selir Agung.
Semua orang merinding takut, pelayan kediaman Selir agung yang melihat Rui datang dengan wajah menakutkan pun langsung melapor.
Selir agung yang mendengar itu tersenyum smirk, menyeret Xui yang terikat dan babak belur keluar untuk menyambut Rui. Xui di kalahkan oleh pengawal Selir Agung yang cukup kuat.
"Ini lah akibatnya jika kau bermain-main dengan ku bajingan gila." Batin Selir Agung.
Fang Yun yang juga berada di sana tersenyum puas, dia yakin jika Ibunya pasti akan selalu menang seperti sebelum-sebelumnya.