"Loh, Kok Bisa Kamu Suka Aku?"
Kalau ada penghargaan “Cewek Paling Ngejar Cowok di Sekolah”, semua orang sepakat,pialanya pasti buat Mayra.
Axel adalah cowok paling dingin di sekolah. Tatapannya kosong, sikapnya rapi, dan geraknya terlalu sempurna untuk sekadar remaja SMA.
Saat dunia modeling mempertemukan mereka di bawah sorotan kamera, chemistry yang tak seharusnya ada justru tertangkap jelas.
Mayra mengira Axel hanya sulit didekati.
Ia tidak tahu bahwa Axel adalah manusia ciptaan.
Di antara audisi, photoshoot, dan rahasia yang tak boleh terbongkar, satu pertanyaan mulai menghantui mereka berdua:
Jika perasaan tidak pernah diprogram…
loh, kok bisa kamu suka aku?
~Salam Hangat Dari Penulis🤍
ig:FahZa09
Tiktok: Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bedebah Sialan!
Pengunjung cafe terkejut.Zen benar-benar tersungkur
Meja tergeser. Kursi berdentang. Pengunjung menjerit kecil.
Nathan berjongkok,mendekati Zen. Tangannya meraih kerah baju, mencengkram kuat.Tatapannya tajam seperti orang yang akan menghabisi lawan.
Anehnya,Zen tetap saja hanya menatap Mayra dengan senyum di wajahnya.
"Heh! Berani-beraninya kamu menatap Mayra.Cari mati kamu Hah?" Suara Nathan penuh peringatan.
"Memangnya kenapa kalau aku mau?"
Satu pukulan hampir mendarat lagi ke wajah Zen,tapi mata Nathan melihat orang-orang di sekeliling yang mulai memperhatikannya.Cekalan di kerah baju Zen ia lepaskan dengan sedikit mendorong tubuh gempal Zen.
"Sial! kali ini kamu aku lepaskan,tapi sekali lagi jangan harap kamu selamat!"
Hans dan Mayra yang sejak tadi ikut berdiri,ikut menatap tajam pada Zen.
"Hei Kamu,aku nggak suka ya kamu lihatin aku terus begitu". Mayra sambil menunjuk ke arah Zen.
Hans yang sejak tadi diam,kini ikut bicara.
"Ayo kita pergi,ingat reputasimu Nathan.Kau seorang model."
Nathan mendengus kesal,tangannya mengibas lengan baju yang sedikit kusut."Huh,mengotori bajuku saja".
Mayra,Nathan dan Hans melangkah pergi dari cafe. Meninggalkan Zen yang masih menatap Mayra dengan tatapan takjub,seolah Mayra semakin terlihat menarik untuknya.
***
"Apa yang terjadi pada Jendral kita?" Roky menyikut siku Juan,saat melihat Zen duduk bersandar pada tembok.Bekas pukulan Nathan di wajahnya belum sepenuhnya hilang,membuat jejak lebam hitam keunguan.
"Bang,Zen kamu kenapa? Siapa yang buat kamu babak belur begini?" Juan benar-benar tidak tahan melihat keadaan Zen yang begini.
"Aku tidak apa-apa,ini hanya tanda perjuangan dalam cinta.Kalian tidak akan paham".Zen berbicara tanpa menoleh,tatapannya lurus ke depan.
Juan,Roky,dan Arya saling bertatapan.Fikiran mereka sama.'Sang Jendral benar-benar di mabuk asmara'
***
Berhari-hari Zen semakin sering sendiri dan melamun.Dia hanya akan tersenyum saat melihat Mayra.Setiap kali berpapasan,dia tidak berani untuk menegurnya.Hal yang pertama kali dalam sejarah hidupnya,adalah menjadi tidak berani menghadapi orang lain.
"Semakin aku tidak mau memikirkan,aku malah kepikiran.Menyebalkan sekali".Kalimat itu bergulir terus di otaknya,bagaikan roda yang terus menggerus jalan.
Suasana sekolah yang tadinya di penuhi dengan tingkah Zen dan ketiga anak buahnya, kini berlangsung damai.Tak ada pemalakan,pemaksaan,atau kalimat-kalimat kotor bentakan dan cacian. Beberapa siswa yang sudah menjadi target pemerasannya,bisa tersenyum lega.
***
Mayra memutuskan untuk tidak lagi mendekati Axel.
'Aku mau lihat,kalau aku tidak mendekatinya bagaiman reaksinya.Sepertinya aku harus memakai tekhnik tarik ulur dalam berburu mangsa'.Kalimat itu terlintas begitu saja di pikirannya.
Ketika ia menyadari kalimatnya barusan,yang terdengar seperti terlalu frontal dengan menyebut Axel adalah 'mangsa'.Ia menggelengkan kepalanya.
"Ah... kenapa aku malah jadi ikut-ikutan si Nathan bedebah satu itu!" Hati Mayra,tidak terima.
Nayla yang duduk di sebelahnya menatap heran pada Mayra,yang menggeleng kemudian berbicara sendiri.
"Mayra,kamu kenapa?"
Mayra yang di tanya,malah tidak langsung menjawab.Ia membenarkan duduknya,tangannya refleks membenarkan rambut.Mayra seperti orang yang baru ketahuan.
"Ehm...tidak,aku tidak kenapa-napa kok Nay". Kalimat itu ia pilih untuk menutupi apa yang ia pikirkan dari Nayla.
Tapi,Nayla tidak percaya begitu saja."siapa bedebah yang kamu maksud?"
"Oh...itu,teman masa kecilku.Dia itu bedebah sialan yang pernah aku kenal,jadi bukan apa-apa"
"Kamu punya banyak teman masa kecil ya?"
"Tidak juga,hanya dua orang.Nathan si bedebah itu dan Hans".
"Hans bukan bedebah?"
"Mirip sih,hanya saja dia bedebah yang kadang bisa jadi dewasa."
Nayla tertawa kecil mendengar penjelasan Mayra,bagi Nayla kehidupan Mayra sangat seru.Memiliki teman kecil yang sampai sekarang masih berteman akrab itu seperti 'Menyenangkan banget',Ia ingin seperti Mayra yang mempunyai teman kecil.Tapi,karena orang tuanya yang selalu berpindah-pindah karena tugas pekerjaannya membuat keinginan itu tidak pernah terwujud.
"Mayra,apa boleh aku berkenalan dengan Nathan dan Hans?"
Pertanyaan Nayla tadi seperti gelas kaca jatuh untuk Mayra,sontak ia menoleh menatap wajah penuh harap Nayla.Dalam hatinya 'Nathan,si bedebah sialan itu pasti akan memanfaatkan Nayla yang polos ini.Tidak akan aku biarkan,Nayla terlalu baik untuk di jadikan Mangsa oleh Nathan'.
"Mayra,boleh kan?" Nayla tidak sabar menunggu persetujuan Mayra.
"Ehm...itu,ya boleh.Tapi sekedar berkenalan saja,jangan lebih" Mayra tidak tega merusak harapan Nayla.
"Oke Mayra,aku hanya penasaran dengan mereka. Sepertinya kenal dengan para bedebah,akan menjadi seru" Nayla bicara dengan senyum yang merekah. Seolah ini adalah sesuatu yang membuatnya bahagia.
Tapi bagi Mayra,yang sudah sangat tahu siapa Nathan dan Hans.Ini bagai jurang yang dalam yang mengharuskan Mayra menyelamatkan Nayla untuk tidak terjun ke dalamnya.
"Iya seru,tapi dampaknya juga tidak kalah seru nantinya".Mayra senyum terpaksa.
'Nayla,kamu tidak tahu si bedebah sialan itu bisa saja akan membuat hidupmu tak se seru yang kamu bayangkan!' Ujar Mayra dalam hatinya.
*
*
*
~Salam hangat dari Penulis🤍