Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SERANGAN BALIK
Ragil terlihat sudah selesai mandi dan sedang memakai bathrobe miliknya. Dia menalikan tali bathrobe itu lalu berjalan melamun menuju ke jendela kamarnya.
Atensinya teralihkan kearah pintunya yang diketuk dari luar. Ragil membukanya dan ternyata ada Arfan.
"Tuan."
"Malam ini Anda ingin makan apa, Tuan?" tanya Arfan yang merangkap sebagai asisten pribadinya.
Gajinya Arfan tidak main-main. Begitu banyak sampai-sampai bisa untuk membeli rumah mewah.
Selain sekretaris dan orang kepercayaannya Ragil, Arfan juga menjadi pembantu plus asisten pribadinya Ragil yang akan menyiapkan semuanya.
"Apa saja terserah."
"Oh ya, kamu cari pembantu dua atau tiga orang untuk membersihkan rumah ini dan memasak di sini."
"Ingat. Mereka harus bisa dipercaya dan menjaga rahasiaku selama saya tinggal di sini," kata Ragil.
Arfan menganggukkan kepalanya. "Baik, Tuan."
"Apakah kamu tadi sudah memata-matai Clara?" tanya Ragil.
"Sudah, Tuan."
"Clara merasa kesal karena Anda tidak kunjung datang. Dia cukup lama menunggu Anda bahkan sampai mencari Anda ke dalam toko buku lagi," jawab Arfan.
"Biarkan saja."
"Saya ingin membuat dia bertekuk lutut kepadaku. Dia, mamanya, dan om Dika harus merasakan akibatnya," geram Ragil.
"Iya, Tuan."
"Kalau begitu saya pamit permisi dulu, Tuan," ucap Arfan dan Ragil cuma mengangguk saja.
Arfan juga tinggal serumah dengan Ragil supaya jika Ragil butuh apa-apa bisa langsung segera membantunya.
Jika di kota tempat tinggal Ragil, Arfan punya apartemen dan rumah sendiri.
Lalu beralih kepada Dika yaitu adik tiri ayah Gibran.
Saat ini Dika sedang berada di dalam ruang kerjanya dan sedang bicara dengan anak buahnya.
"Di mana Ragil sekarang?" tanya Dika.
"Dia sedang berada di kota ... " sang anak buah menyebutkan nama kotanya.
"Ngapain dia ada di sana?" tanya Dika lagi.
"Ada proyek yang sedang tuan Ragil kembangkan, Tuan," jawab sang anak buah.
"Lalu bagaimana dengan konspirasi di dalam perusahaan?" tanya Dika sekali lagi.
"Ada sedikit kendala, Tuan. Karena akses komputer dan internet tidak bisa diakses lagi," jawab sang anak buah.
"Apa kamu bilang!" marah Dika.
"Kenapa kamu tidak bilang sama saya, hah!" ujar Dika.
"Saya ingin melaporkannya kepada Anda sekarang, Tuan," kata sang anak buah.
"Saya tidak mau tahu, kamu dan anak buahmu harus bisa membobol akses internet dan data di perusahaan. Saya ingin menguras habis uang yang ada di sana," perintah Dika.
"Jika kalian gagal lagi, jangan harap bisa gajian bulan ini," ancam Dika.
"Baik, Tuan," jawab sang anak buah lalu berpamitan pergi kepada Dika.
Dika hanya mengangguk saja dan anak buahnya ke luar dari dalam ruang kerjanya.
"Kurang ajar!" geram Dika.
"Apa Ragil sudah tahu jika selama ini aku sudah memanipulasi data perusahaan?" ujarnya.
Di seberang sana Ragil tersenyum sendiri ketika mendapat laporan lagi dari Arfan jika anak buah Dika sedang mencoba membobol akses internet dan data perusahaan miliknya.
"Kita lihat seberapa tangguhnya dirimu, Dika," gumam Ragil.
"Arfan. Kamu terus kuras habis tabungan Dika untuk menggantikan uang perusahaan yang selama ini dia ambil," perintah Ragil.
"Siap, Tuan," jawab Arfan.
"Ingat. Jangan sampai ketahuan. Pelan-pelan dan jangan sampai dia mendapatkan notifikasi uangnya," kata Ragil.
"Baik, Tuan," jawab Arfan lagi.
Ragil cuma tersenyum saja sambil menenggak wine kesukaannya.
Ragil memang beragama islam, tapi dia tidak pernah sholat semenjak kedua orang tuanya meninggal. Semua itu seperti bentuk protes yang Ragil lakukan kepada Tuhannya.
Ragil cuma butuh seseorang yang akan membawanya kembali ke jalan yang benar seperti kedua orang tuanya waktu masih hidup dulu.
Kedatangan Adele di kehidupan Ragil seperti bukan tanpa di sengaja, tapi sudah seperti takdir yang mengikat mereka karena suatu keadaan yang nanti akan terjawab di kemudian hari.
Perlahan Ragil bisa membalik keadaan dan itu sudah terjadi selama dua tahun belakangan ini. Dan Dika tidak menyadarinya sama sekali.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣