NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keguguran2

"Terima kasih dokter," kata Anggita setelah melihat pintu ruangan sudah tertutup. Kini hanya Ada dirinya, dokter dan seorang suster di ruangan itu.

"Sama Sama. Tolong jaga kandungan kamu baik baik. Anda harus bed rest selama tiga hari atau lebih," kata dokter sambil mengulurkan tangannya memberikan kertas yang ditandatangani oleh Evan tadi. Setelah Anggita membaca Surat tersebut kemudian dia merobek kertas itu. Surat itu tidak mempunyai arti apa apa. Surat itu dibuat hanya untuk meyakinkan Evan jika Anggita benar benar keguguran.

Anggita kembali menerima sebuah kertas yang harus ditandatangani sebagai perjanjian mereka bertiga jika apa yang diinginkan Anggita hari ini adalah tanggung jawab Anggita sendiri. Tanpa ragu Anggita menandatangtangani Surat tersebut. Ini adalah keinginannya.

Anggita mengelus perutnya dengan perasaan sangat bersalah. Hari ini, dia terpaksa membuat keputusan besar untuk menyembunyikan kehamilannya. Jika boleh ditanya apakah dirinya menyesal mengikuti saran Danny tentang kehamilannya. Jawaban Anggita pasti menyesal. Dari awal dirinya sudah bertekad untuk menyembunyikan kehamilannya ini. Tapi saran Danny seakan menggagalkan tekadnya Dan akhirnya kejadian seperti ini. Seandainya dia tidak setuju dengan saran adik iparnya. Mungkin bisa saja dirinya tidak di rumah sakit ini sekarang.

Bukan tanpa alasan yang kuat Anggita harus melakukan ini. Dia tidak ingin karena janin ini menghambat kebahagiaan suaminya memulai hidup baru dengan Adelia setelah kakek Martin tiada. Anggita tidak ingin Evan terpaksa bertanggung jawab dan menunda perceraian demi janin ini. Selain ingin mengorbankan janinnya demi kebahagiaan sang suami. Anggita juga sangat yakin jika Adelia pasti tidak berhenti mencelakai dirinya dan janinnya. Mengingat Adelia memukul dirinya tepat di bagian perut. Anggita sangat yakin jika sasaran Adelia yang sebenarnya adalah janinnya.

Di tengah rasa sakit yang dideritanya, Anggita terus memikirkan cara apa yang bisa dilakukan untuk tetap mempertahankan kehamilannya. Akhirnya Anggita menemukan ide jika dirinya sangat kesakitan. Dan bercak darah yang ada di celananya sebagai pendukung rencana itu.

Anggita harus memohon kepada dokter untuk memuluskan rencananya. Awalnya dokter menolak keras ajakan kerja sama yang ditawarkan oleh Anggita. Tapi setelah Anggita menceritakan alasan dibalik rencana itu akhirnya dokter dan perawat setuju tanpa adanya sogokan dana sepeser pun. Alasan Anggita melakukan itu bisa diterima dokter Dan perawat karena melihat sendiri bagaimana kelakuan Evan tadi. Akhirnya dokter dan perawat setuju membantu Anggita. Dokter dan perawat itu murni membantu Anggita demi alasan keselamatan janin Anggita.

"Maafkan mama nak. Mulai hari ini, aku tidak akan membiarkan siapapun untuk mencelakai mu. Ini adalah Hal yang paling terpaksa mama lakukan. Tumbuhlah di Rahim mama dengan sempurna walau tanpa Ada kasih sayang papa kamu," kata Anggita dalam hati. Anggita merasa sangat bersalah jika mengingat kata katanya seakan akan tidak menginginkan janinnya berada di dalam perutnya.

"Jangan lupa untuk memakan obatnya teratur ibu. Kelola pikiran dengan baik," kata dokter.

"Baik dokter. Sekali lagi terima kasih," kata Anggita sambil tersenyum. Posisinya yang berbaring tidak bisa membuat Anggita bebas bergerak. Dia hanya bisa menatap dokter dan suster yang baik itu. Anggita sudah berkali kali menawarkan sejumlah uang atas kebaikan dua manusia itu. Tapi baik dokter dan suster sama sama menolak karena alasan mereka bersedia membantu Anggita atas nama kemanusian.

"Suster terima kasih," kata Anggita tulus kepada suster yang tersenyum padanya. Anggita menangkupkan kedua tangannya di dada sebagai ucapan terima kasih dari hatinya yang sangat dalam.

Satu jam kemudian dokter dan perawat keluar dari ruangan Anggita. Mereka sengaja agak lama keluar dari ruangan itu supaya Evan dan keluarganya percaya jika dokter dan perawat itu melakukan tindakan medis kepada Anggita.

Tante Tiara, Rendra dan nenek Rieta langsung masuk ke dalam ruangan Anggita. Sedangkan Evan sejak beberapa menit yang lalu entah pergi ke mana hingga saat ini tidak kembali untuk melihat keadaan istrinya.

Tante Tiara dan nenek Rieta masih betah di dalam ruangan untuk memberikan semangat kepada wanita itu. Mereka tentunya sedih mendengar keguguran yang menimpa Anggita tapi mereka tidak menyalahkan Anggita dalam hal ini walau sudah mendengar keterangan dari Evan jika Anggita yang menarik Adelia hingga terjatuh. Dua wanita itu tetap percaya jika Anggita tidak melakukan perbuatan jahat itu.

Nenek Rieta menatap Anggita dengan sendu. Dia merasa sangat kasihan kepada Anggita. Baru terlepas dari penjara kini Anggita kembali merasakan kesedihan kehilangan sang janin.

Melihat kesedihan tante Tiara dan nenek Rieta, sebenarnya Anggita merasa bersalah karena kebohongan ini. Tapi hanya ini yang bisa dilakukan untuk menjaga sang janin dari kejahatan Adelia.

Sedangkan Rendra hanya sebentar di ruangan itu. Dia menangkap kejanggalan akan sikap istrinya yang tidak masuk ke dalam ruangan Anggita.

Rendra keluar dan bertanya kepada bagian informasi tentang ruangan Adelia dirawat. Entah mengapa hatinya sangat yakin jika Anita berada di ruangan wanita itu.

Dan benar saja. Setelah Rendra berada di depan pintu ruangan Adelia. Rendra bisa mendengar suara istrinya berada di dalam ruangan itu.

"Aku sangat yakin jika kamu yang mencelakai Anggita, Adelia. Apa kamu tahu. Akibat perbuatan kamu itu Anggita harus keguguran."

"Dia yang menarik aku tante. Dia sendiri yang mencelakai dirinya dan janinnya. Lagipula aku sangat yakin jika Anggita yang mengalami keguguran adalah hal yang tante inginkan juga. Bukankah tante juga tidak ingin Anggita lebih lama lagi bersama Evan?"

"Aku memang tidak menyukai Anggita. Tapi tidak menginginkan keguguran itu. Aku bisa mengambil dan mengasuh anak itu setelah lahir. Membesarkan anak itu tanpa ibunya. Kamu mengacaukan semua rencana aku Adelia."

"Bukan aku yang mengacaukan rencana tante. Tapi janin itu yang mengacaukan rencana tante. Bukankah sebelum janin itu ada. Tante banyak memberikan harapan kepada aku. Menjanjikan Evan akan menceraikan Anggita secepat mungkin walau kakek Martin masih hidup. Tapi lihat apa yang terjadi sekarang. Bahkan Tante akan menunggu janin itu lahir kemudian merestui Evan menceraikan Anggita."

Rendra akhirnya melangkah menjauh dari depan pintu ruangan Adelia. Dia tidak menyangka jika istrinya ternyata sangat jahat dan sangat menginginkan perceraian Evan dan Anggita. Selama ini dia hanya berpikir jika Anita hanya sekedar tidak menyukai Anggita. Ternyata Anita sangat jauh mencampuri urusan rumah tangga putranya.

Rendra merasakan kekecewaan yang sangat dalam kepada istrinya. Dia sudah menerima kekurangan Anita dalam hal apapun selama ini. Tapi setelah mengetahui kenyataan jika Anita ternyata manusia yang akan tega memisahkan seorang anak dari ibunya. Rendra berpikir jika Anita adalah wanita yang kejam.

Sementara di kamar Anggita. Nia sang sahabat Anggita sudah ada di kamar itu. Keberadaan Nia di ruangan itu karena keinginan Anggita. Nenek Rieta Dan Tante Tiara sudah kembali ke ruangan kakek Martin yang sudah sadar tapi masih lemah.

"Kenapa kamu tidak memberitahukan keadaan kamu yang sebenarnya Gita," kata Nia khawatir setelah mengetahui kondisi Anggita yang dia ketahui adalah keguguran.

"Keadaan yang seperti apa yang kamu maksud?"

"Keadaan jika sebenarnya kamu sedang Hamil."

"Apa itu penting?.

"Sangat penting. Andaikan aku mengetahui kamu hamil sebelumnya. Aku bisa lebih menjaga kamu di kafe. Aku bisa mengerjakan semua pekerjaan kamu. Kamu keguguran seperti ini. Aku juga turut merasa bersalah." kata Nia sedih. Dia belum mengetahui apa yang terjadi sebelum Anggita terbaring di rumah sakit ini. Nia berpikir jika Anggita keguguran karena kelelahan.

"Kemarilah Nia," kata Anggita sambil merentangkan tangannya. Dia sangat terharu dengan perhatian tulus sahabatnya itu. Nia mendekat dan memeluk Anggita.

"Bolehkah aku meminta sesuatu?" tanya Anggita setelah Nia melepaskan pelukan itu.

"Minta apa?"

"Bolehkah kamu menemani aku di rumah sakit ini selama dirawat di sini?" tanya Anggita. Dia butuh seseorang yang harus selalu bersama dirinya saat ini. Dia takut, Adelia akan berbuat sesuatu lagi kepada dirinya.

"Baiklah, aku akan menemani kamu. Kafe, aku akan pantau dari sini," jawab Nia tanpa berpikir panjang.

"Terima kasih Nia," kata Anggita tulus. Dia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti Nia.

Tidak ingin menyimpan rahasia tentang kehamilan yang sebenarnya. Akhirnya Anggita menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya satu hari ini.

"Aku mati ditabrak ayam jika berani membocorkan rahasia ini," kata Nia bercanda dan berjanji akan menjaga rahasia itu serapat mungkin.

"Aku percaya kepada kamu Nia. Tetaplah sahabat aku selamanya."

"Kita bukan hanya sekedar sahabat. Tapi adalah sahabat rasa saudara," jawab Nia sambil mengulurkan tangannya kemudian menepuk tangan Anggita pelan.

"Iya benar. Kita saudara," jawab Anggita sambil tersenyum.

Sebenarnya, Nia juga ingin menangis setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Anggita yang menyebabkan sahabatnya itu berada di rumah sakit ini. Tapi melihat Anggita bisa tersenyum Nia merasa lega. Dia kagum akan sahabat itu yang tegar menghadapi badai rumah tangganya. Dia tidak pernah melihat Anggita menangis.

"Wanita baik seperti kamu seharusnya tidak pantas diperlakukan seperti ini Anggita," kata Nia dalam hati.

"Apa kamu ingin memakan sesuatu. Aku akan membelikan untuk kamu." Tidak hanya menyenangkan hati sahabatnya. Nia juga ingin menyenangkan perut Anggita.

"Tidak perlu Nia. Aku rasa untuk saat ini aku harus patuh akan peraturan rumah sakit termasuk hal makanan."

"Terserah kamu saja. Jangan memendam keinginan kami sendiri jika menginginkan seseuatu." Anggita kembali tersenyum karena perhatian tulus sahabatnya.

Pembicaraan hangat dua sahabat itu berhenti karena kedatangan Rendra di ruangan itu.

"Anggita, papa bawa ini untuk kamu," kata Rendra sambil meletakkan kantong plastik putih bertuliskan logo supermarket terkenal.

"Terima kasih pa."

"Jangan malas makan buah ini. Buah buahan yang papa bawa ini sangat berguna untuk kesehatan rahim kamu."

"Iya pa."

"Oya. Ini siapa?" tanya Rendra setelah menyadari bahwa bukan hanya mereka berdua di ruangan itu.

"Dia Nia pa. Sahabat aku. Nia, kenalkan papa Rendra. Papa mertua aku."

Nia mendekat ke arah ranjang dan mengulurkan tangannya ke Rendra.

"Nia om."

"Rendra."

Rendra dan Nia berjabat tangan untuk meresmikan perkenalan mereka. Nia, sedikit risih dengan tatapan Rendra yang seakan meneliti wajahnya.

"Anggita, Nia. Papa pamit dulu ya," kata Rendra setelah dia dan Nia berjabat tangan.

"Iya pa."

Setelah Rendra keluar, Nia membuka kantong plastik itu. Dia menunjukkan isinya kepada Anggita yang ternyata ada beberapa macam buah di dalamnya. Ada apel, jeruk, anggur, strawberry dan alpukat.

"Ternyata papa mertua kamu perhatian juga ya Gita. Semua buah buahan ini adalah buah yang sangat cocok dimakan untuk wanita yang baru keguguran. Tapi bagus juga untuk wanita hamil," kata Nia setelah mencari tahu manfaat buah buahan itu di gugel.

Anggita hanya tersenyum mendengar perkataan sahabatnya. Kemudian Anggita memalingkan wajahnya menghadap tembok. Mendapatkan perhatian dari papa mertua tentu saja membuat hatinya senang. Tapi di sisi lain hatinya menangis. Pria yang menjadi suaminya sejak tadi belum menampakan diri di ruangan itu.

"Jangan bersedih Anggita. Keputusan yang kamu ambil ini adalah keputusan yang tepat. Jangan biarkan pria itu mengasihi diri kamu karena ada benihnya di Rahim kamu. Kamu harus bangkit walau kamu sudah merasakan penderitaan dalam pernikahan. Jangan mengharapkan cinta dari pria yang tidak mencintai kamu."

Anggita kembali menatap Nia. Dia merasa tertangkap basah karena berusaha menyembunyikan kesedihannya dari Nia.

"Nia, bolehkah aku meminta bantuan kamu?.

"Bantuan apa. Aku hanya mau membantu kamu jika berkaitan dengan balas dendam."

1
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
Trisna
Nia mau jadi sugar baby nya om Rendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!