Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.
Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.
Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Sahabat Terbaik
Felicia mempersingkat liburan di Eropa. Ia jengkel ayahnya berani melanggar hukum.
Daris Richardo juga membuat dirinya tidak nyaman, padahal ia hanya butuh pencitraan.
"Aku ingin kehidupan Daris Prasetya hancur, tapi bukan dengan menghancurkan kedainya!"
Perdebatan sengit masih berlangsung sampai mereka tiba di rumah.
Felicia kecewa perbuatan barbar sampai melintas di pikiran ayahnya. Kerajaan bisnis mereka bisa runtuh kalau kasus perusakan itu terbongkar.
"Kau tenang saja, mereka sangat profesional."
"Aku punya kekuatan untuk menenggelamkan Daris tanpa melanggar hukum!"
Perusakan kedai Daris sebenarnya keputusan sepihak kepala Satpam tanpa koordinasi dengan ayahnya.
Daddy terpaksa mengambil alih tanggung jawab. Felicia pasti memecatnya karena mengambil inisiatif kebablasan.
Seandainya pelaku teror tertangkap, mereka aman karena pelaku tidak tahu siapa yang menyuruh, semua dilakukan lewat telepon.
"Nilai kerugian ditaksir sekitar empat puluh jutaan, kepala Satpam mampu mengganti kalau kau meminta untuk menggantinya."
"Aku ingin Daris dan istrinya menderita. Mereka pasti kerja sama untuk menguras hartaku kalau tidak ketahuan sahabatku. Tapi Aku tidak suka dengan cara Daddy."
"Sebetulnya apa yang dikhawatirkan?"
"Sepandai-pandainya petinju menghindar pasti kena pukul juga. Kalau KO bagaimana?"
"Aku tidak suka boxing. Aku adalah pengusaha yang menentukan nasib seseorang. Orang bersalah bisa bebas, dan orang bebas bisa bersalah."
Daddy sulit menyalahkan kepala keamanan karena kekerasan dibutuhkan untuk menakuti orang macam mereka.
Daris tidak berjalan sendiri, ia didukung sesama PKL. Mereka mengertinya hukum rimba.
Mereka perlu diberi kejutan.
"Rakyat kecil perlu dihadapi dengan kekuatan. Mereka gagal paham dengan bahasa."
"Bahasaku adalah uang. Aku bisa membalas sakit hatiku dengan uang."
"Daris sudah bangkrut. Jadi kau tidak perlu lagi keluar uang."
"Aku minta Daddy tidak terlibat lagi. Aku ngeri dengan cara Daddy."
"Aku tidak bisa diam saja melihat harga diri anakku diinjak-injak."
"Mendingan Daddy duduk manis ketimbang membahayakan keluarga."
Felicia kuatir ayahnya menggunakan segala cara untuk menghancurkan suaminya.
Hingga detik ini Daris masih berstatus sebagai suaminya. Ia belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan karena publik pasti heboh.
Bunda setuju urusan perceraian ditunda.
"Kalian sudah pisah ranjang, itu saja dahulu," kata Bunda. "Urusan ke pengadilan tunggu beberapa bulan lagi. Kau tidak butuh surat mendesak kan?"
Daria Richardo menginginkan bukan sekedar pencitraan, Felicia merasa terlalu cepat mereka membahas soal perkawinan.
Lagi pula, Daris Richardo mengingatkan dirinya pada suami penipu.
Felicia tidak mungkin membangun rumah tangga dengan dibayang-bayangi masa lalu.
"Aku belum ada rencana menikah dalam waktu dekat," kata Felicia. "Seandainya ada niat, barangkali tidak secepat itu juga."
Inka sudah memperkenalkan Rendy, sahabat Daris semasa kuliah hingga sekarang.
Felicia cukup tertarik untuk pendekatan, dimulai dengan penjajakan kerja sama bisnis.
Rendy adalah peluang Daris untuk meraih sukses. Felicia ingin menutup pintu itu.
"Hari ini ya?" tanya Rendy saat Felicia menghubungi untuk bertemu. "Aku lihat schedule dulu."
Rendy sebenarnya dapat membatalkan agenda pertemuan dengan kolega demi memenuhi permintaan Felicia.
Tapi Rendy tidak mau terkesan sangat menunggu pertemuan dengan CEO cantik itu.
Rendy mesti menjaga citra bahwa semua kolega adalah penting.
"Bagaimana setelah makan siang?" ujar Rendy. "Aku tidak ada schedule sampai jam dua."
Padahal Rendy siap mengorbankan agenda sore nanti.
Ia akan mengirim wakil untuk pertemuan dengan Inka membahas anggaran produksi sinetron.
Pesona Felicia melupakan Rendy pada Inka, perempuan yang menjadi target petualangan cintanya.
"Kau ada janji makan siang?" tanya Felicia. "Kau bisa datang ke kantorku setelahnya untuk membahas proposal kerja sama yang kau ajukan."
Padahal Felicia ingin membahas proposal itu sambil makan siang. Ia biasa mengawali kerja sama dengan undangan makan siang.
"Kalau hari ini tidak selesai, kita lanjutkan pembahasan awal bulan."
"Tidak bisa minggu depan ya?"
"Aku berangkat liburan besok sampai akhir bulan."
Felicia ingin menenangkan pikiran di alam pedesaan. Ia dapat membohongi mereka dengan drama bulan madu di Eropa, dan semua percaya.
Namun Felicia tak dapat menipu diri sendiri, ia perlu menata hati untuk menyongsong hari esok.
Kehilangan mimpi tentang mahligai cinta adalah pukulan telak bagi dirinya.
"Aku sebetulnya tidak ada janji makan siang," kata Rendy. "Aku mau mengunjungi bestie ku di Alun-alun. Beberapa hari lalu dapat musibah."
Pasti Daris, pikir Felicia muak. Kehilangan kedai adalah bencana terbesar baginya.
Felicia berlagak kaget. "Musibah apa?"
"Kedainya diobrak-abrik orang tak dikenal. Padahal seingatku ia tak punya musuh."
"Barangkali ODGJ."
"ODGJ masa pilih-pilih? ODGJ hasil diklat kali ya?"
ODGJ pesanan, keluh Felicia dalam hati. Sekali lagi ia menyesalkan tindakan anarkis ayahnya.
Mereka akan kehilangan simpati publik jika kedapatan bersengketa dengan kalangan bawah.
Aib keluarga pasti terbongkar karena penegak hukum mendapat tekanan dari publik untuk mengusut sampai tuntas.
"Lalu kau datang untuk menyampaikan belasungkawa?" tanya Felicia.
"Aku dapat kabar kedainya belum diperbaiki," jawab Rendy. "Aku ingin membantu sahabatku, barangkali tidak ada uang untuk membangun kembali."
Hal seperti inilah yang dikhawatirkan Felicia. Daris mendapat dukungan dari kawannya yang bermodal.
Daris anak pengusaha, lingkaran sahabatnya pasti bukan orang sembarangan.
Felicia harus menghadapi kalangan sendiri. Daris pasti bangga bisa mengadu domba sesama pengusaha.
"Aku kira sahabatmu tidak jujur," ujar Felicia. "Tidak mungkin daun bergoyang kalau tidak tertiup angin. Aku kira ia ada masalah yang disembunyikan darimu."
"Bukan menyembunyikan masalah, tepatnya ia tidak mau hidup dari belas kasihan sahabatnya."
Felicia ingat Rendy tidak masuk daftar tamu terbatas dalam pesta pernikahan tempo hari.
Berarti Rendy tidak termasuk sahabat terdekat.
Buktinya Daris mau menerima bantuan untuk pesta perkawinan di hotel bintang lima.
"Buat apa kau mempertahankan sahabat seperti itu?" pancing Felicia. "Biasanya jika menolak bantuan seperti itu ia tidak menganggapmu sahabat terbaik."
"Aku bukan sahabat terbaik karena aku hadir sebagai pengagum dirinya, ia pejuang kehidupan yang secara tidak langsung menciptakan dinding pemisah, padahal aku bangga bersahabat dengannya."
Sahabat terdekat Daris adalah orang yang satu lingkaran kehidupan dengannya.
Rendy datang sebagai penggemar soto mie sejak masa kuliah. Setiap hari ia mampir di angkringan miliknya.
Sekarang Daris mengantar ke kantornya setiap jam makan siang.
"Ia adalah satu dari sedikit anak pengusaha yang sanggup menghadapi ganasnya badai. Ia tidak terpuruk dengan kejatuhan ayahnya karena dikhianati istri muda. Ia mampu bangkit di tengah kehancuran hati akibat perjodohan yang batal."
Jadi perjodohan itu batal gara-gara Daris jatuh miskin, batin Felicia kelu. Kemudian ia menghilang dari kejaran cintanya.
Ia muncul saat reuni dan menjebak dirinya dengan bantuan kawan-kawannya. Naif sekali.
Penghormatan Rendy terlalu tinggi untuk seorang penipu.
"Aku bukan sahabat terbaik, jadi aku tahu cerita itu dari perempuan yang menolak cintaku."