Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepatu bayi
..."Untuk memaafkan memang mudah, menerima kembali juga mudah, tapi menghilangkan rasa sakitnya yang sulit"...
Bagi zila memaafkan semua perlakuan Daffa sangat mudah, menerima Daffa kembali pun tidak sulit untuk zila , walaupun sikap Daffa yang sudah keterlaluan __menurutnya, zila sudah berkomitmen menikah hanya sekali dalam hidupnya, jika dia berpisah dengan Daffa itu artinya perceraian ada di depan mata, zila tidak menginginkan itu makannya zila lebih memilih pulang ke Jakarta setelah 1 bulan menenangkan diri di Bandung.
Tapi kalo di tanya mengenai perasaannya ke Daffa juga sama , tidak ada yang berubah, rasa yang sudah ada sejak duduk di bangku SMA masih sama, Hanya saja rasa sakit , luka, cacian , makian, Tidak bisa zila hilang kan begitu saja, entah kapan rasa sakit itu akan hilang zila sendiri tidak tau, terlalu dalam seorang Daffa Saputri menoreh luka untuknya tidak mudah bagi zila melupakan semuanya hanya karena kata maaf yang selalu Daffa ucapkan untuknya.
Walaupun sekarang zila bisa merasakan ketulusan yang Daffa beri untuk setiap perkataan, tindakan yang Daffa berikan.
Layaknya sebuah cermin yang pecah , kemudian di rekatkan kembali , agar bisa digunakan
tapi masih menyisakan bekas retakan di setiap sisinya, begitu pula dengan perasaan zila.
....
Jangan tanya seberapa dekat zila dengan Abangnya, bisa di liat sekarang, mereka bertiga, zila Zidan dan Kiya sedang berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan, masalah oleh oleh sudah selesai , Zidan beli sebelum nya, sekarang mereka ingin menghabiskan waktu di dalam pusat perbelanjaan seperti yang biasa mereka lakukan sewaktu kecil bersama orangtuanya, sedangkan Kiya ikut aja kemana kedua Kaka adik itu pergi.
Zila menggandeng lengan kiri Zidan, sedangkan Kiya berjalan di samping kiri suaminya, Kiya lebih memilih meremas tali tas Selempang nya dari pada menggenggam jemari Zidan yang bebas.
Keduanya terhenti di satu stand toko yang menjual peralatan bayi, bukan zila yang berhenti tapi Kiya, matanya berbinar melihat perlengkapan bayi yang tersusun rapi di dalam etalase.
Tampa sadar __Kiya menyunggingkan senyum nya , cantik satu kata untuk mendefinisikan seorang Anisa sanari azkiya.
tubuh yang kecil tidak jauh beda dengan zila, Hanya saja Kiya memiliki kulit tidak seputih kulit zila yang putih pucat, kulit Kiya lebih ke warna kuning pucat tidak sao matang seperti orang Asia pada umumnya, bulu mata lentik natural, bibir tipis, hidung mancung , lebih mancung dari hidung zila karena Kiya memiliki darah arap dari kedua kakek neneknya.
Ok berhenti membicarakan istri Zidan.
"Mbak" Panggil zila
"eh_ya Zil"
"Ngapain ayo"
"Zil lihat deh sepatu bayinya lucu banget, tunggu sebentar ya aku mau liat dulu"
Kiya sudah masuk lebih dulu, zila ikut di belakang sedangkan Zidan membuang nafas kasar tapi mau tidak mau dari pada menunggu diluar seperti orang kesepian Zidan ikut masuk.
Kiya tidak berhenti tersenyum melihat sepatu bayi lucu di tangan nya , sepatu bayi berwarna coklat muda yang bisa di pakai bayi laki laki maupun perempuan, sedangkan zila terlihat biasa aja, padahal disini dia yang sedang mengandung sedangkan zila sampai sekarang belum di titipkan amanah untuk nya entah apa alasannya Hanya kiya , Zidan dan sang kuasa yang tau jawabannya.
"Zil, mbak Beli buat bayi kamu yah"
"Iya mbak"
Kiya mengusap perut buncit zila , senyum hangat terpancar jelas dari wajahnya,
"Ponakan Tante nanti di pake ya sayang sepatutnya"
"iya Tante" Zila berucap menggantikan bayinya
"Zil, kamu Belum beli perlengkapan bayi"
"belum mbak, Mamah daffa ga bolehin pamali katanya,zila mah ikut aja"
"emm, emang ada sih sebagian orang yang percaya dengan hal hal kaya gitu"
"mertua zila ga terlalu sih mbak ,cuman kalo sudah urusan cucunya beda cerita apapun mereka lakukan"
"apa lagi cucu pertama kan" sambung Kiya
"iyaa" zila jawab kemudian
Zidan , pria itu Hanya memerhatikan kedua nya tanpa mau ikut masuk ke obrolan, Zidan berdiri dengan tangan melipat ke dada bersandar di bagian etalase yang berisi beberapa minyak bayi, dengan wajah datar.
"kalo sudah ayo" Zidan akhirnya membuka suara nya , tatapan datar, nada bicaranya juga terkesan dingin, Kiya mengangguk dan berjalan lebih dulu, disusul zila dan Zidan di belakang.
kali ini zila mengandeng lengan Kiya, mereka berjalan di depan Zidan.
" Zil lihat deh anak perempuan itu lucu banget ya Allah di Pake in gamis sama mamahnya"
"Iya mbak, anak aku cowok kata dokter kalo enggak sudah aku beliin gamis banyak banyak"
Keduanya memperhatikan anak perempuan sekitar umur 4 tahun dengan gamis hitam lucu yang ia kenakan. Kiya terlihat sangat bahagia melihat nya sesekali zila melihat iparnya itu mengusap perut ratanya. Kiya tidak pernah cerita sebelumnya ke zila mengenai apapun tentang kehamilan nya, yang zila tau mbak Kiya nya itu sangat suka anak kecil, tidak mungkin kan mereka menunda kehamilan atau Mbak Kiya bernasib sama seperti dirinya yang tidak pernah di sentuh suaminya sendiri , tidak mungkin kiya dan Zidan menikah atas karena cinta, mereka memang menjalin hubungan sebelum menikah berbeda dengan zila yang menikah karena di jodohkan.
Entah lah zila juga tidak akan bertanya apapun takut menyinggung perasaan Kiya, cukup semua pertanyaan nya tersimpan di kepala saja sekarang ,mau bertanya ke Zidan takut kepalanya kena Sentil abangnya itu.
"Bentar __Abang mau beli buku dulu"
Belum juga dua wanita itu merespon ucapannya Zidan sudah masuk lebih dulu ke toko buku,
"mbak, suami mbak kenapa sih, kaya punya hutang aja mukanya di tekuk terus, sudah jelek tambah jelek tuh orang" Zila benar benar kesal di buatnya, kenapa tidak , sejak tadi Zidan hanya diam terus menekuk wajahnya, kalaupun ia berbicara malah terdengar seperti sedang mengintimidasi, dingin lebih dingin dari bongkahan es
Kiya hanya tertawa, tidak menanggapi pertanyaan zila.
keduanya ikut masuk ke toko buku, yang menyediakan berbagai macam jenis buku di dalamnya, toko buku seperti ini sudah menjadi surganya bagi orang orang yang suka membaca, dari novel, tulisan sastra, sejarah dan banyak lagi
Zila dan Kiya menuju rak buku paling ujung disana terdapat berbagai macam jenis novel dari romantis, horor, komedi dan banyak lagi .
sedangkan Zidan mencari buku yang bisa ia gunakan untuk mengajar di Korea, Zidan berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus di Korea.
Zidan sudah selesai dengan bukunya tapi dua wanita yang pergi bersamanya belum terlihat juga batang hidungnya, Kemana mereka.
Zidan menyusuri rak demi rak , tibalah Zidan di salah satu rak buku di barisan ke 3 tapi Zidan Hanya menemukan kiya di sana, di mana zila
"Zila mana"
"astagfirullah, ya Allah dan , aku Sampai kaget"
"zila mana" Tidka ada sama sekali niat untuk menenangkan atau sekedar meminta maaf , zidan seakan acuh dengan kehadiran Kiya
"zila ke toilet"
"kenapa kamu biarin zila pergi sendiri,kalo dia kenapa Kenapa gimana dia itu sedang mengandung" Kiya Hanya mampu menelan kasar salivanya Zidan bahkan langsung menuduhnya yang macam macam, tidka membiarkannya menjelaskan terlebih dulu.
"Tadi aku sudah mau_ _ "
Kiya menghirup nafas panjang, ucapannya terpotong Zidan pergi tanpa mengatakan apapun ,pria itu pergi menemui adik nya.
" Aku harus apa agar kamu mau memaafkan aku dan" monolog kiya dengan mata berkaca-kaca.
...Sedikit spoiler buat cerita Zidankiya...
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa