Legenda Pedang (Mata Dewa)

Whush…

Sebuah portal tercipta, Raja Iblis dan Lin Hao keluar dari sana. Keduanya saling unjuk serangan dengan memanfaatkan kekuatan fisik dan jiwa. Pada saat ini mereka hanya mengandalkan dua keberadaan itu, pasalnya di dimensi ini larangan akan menggunakan energi Qi sangat kental.

Pertarungan itu terus berlanjut hingga tanpa mereka sadari sosok makhluk besar tengah memantau mereka dari semenjak keduanya masuk. Makhluk itu merasa terusik dengan kehadiran dua orang ini. Dia menampakkan diri di hadapan Lin Hao dan Raja Iblis. Ini berhasil menghentikan pertarungan keduanya.

Groaarr…

Makhluk itu meraung marah. Dua kaki besarnya maju mengejar mereka. Tangan pendeknya mengangkat pohon besar dan melempar ke arah Lin Hao. Pemuda itu refleks mengendalikan angin tajam. Pohon itu seketika terbelah dua. Lin Hao melompat tinggi, makhluk itu mencoba untuk menangkapnya. Namun tangan besar itu justru dimanfaatkan oleh Lin Hao untuk menapak. Dia berlari cepat dan melayangkan tinju telak ke arah wajahnya.

Bukk…

Makhluk itu seketika linglung. Kali ini giliran Raja Iblis yang melayangkan serangannya. Dia menciptakan pedang dari kekuatan jiwa miliknya, lalu melesat dan melangsungkan sayatan panjang dan dalam ke arah lengan besarnya.

Lin Hao melihat itu tidak tinggal diam. Dia kemudian mencoba melakukan hal yang sama dengan raja Iblis. Memanfaatkan kekuatan jiwa untuk menciptakan pedang. Benar, ini berhasil. Beruntung dia telah menguasai niat pedang sehingga tidak sulit baginya untuk memadatkan pedang dari kekuatan jiwanya dan menciptakan ketajaman yang ekstrim.

Meskipun beberapa saat yang lalu mereka adalah musuh, namun keduanya malah kompak dalam menumbangkan makhluk besar. Bahkan saling bersaing untuk membunuh makhluk tersebut. Pada akhirnya keduanya tetap imbang, serangan terakhir mereka berhasil menghabisi iblis itu.

Lin Hao dan Raja Iblis saling menatap tajam. Kekompakan itu berakhir sampai di sini, kali ini keduanya telah kembali menjadi musuh.

“Sialan… aku akan melapor pada Pemimpin Naga. Lihat saja, kalian akan mendapat hukuman besar!” Sebuah suara terdengar tak jelas asalnya. Hal ini membuat raut wajah tajam dan sinis mereka berubah menjadi bingung. Keduanya kompak mencari asal suara.

Whush…

Seutas jiwa muncul dari sisa-sisa tubuh makhluk besar. Ini adalah jiwa dari makhluk itu yang sempat berhasil meloloskan diri dari serangan terakhir. Jiwa itu kemudian terbang jauh dan menghilang.

Lin Hao mengernyit. Pada saat ini muncul beberapa peserta yang lolos tahap pertama dari ujian. Kali ini jumlahnya berkurang, dari 29 peserta tersisa, kini hanya tinggal 20 orang saja, tambah Lin Hao dan Raja Iblis total 22 peserta.

“Sepertinya peserta lain terjebak dalam dimensi ujian pertama. Kalaupun mereka berhasil, mungkin akan langsung tereliminasi,” gumam Lin Hao sembari menggeleng.

Raja Iblis nampaknya masih belum terima. Dia kembali menyerang Lin Hao. Pukulan telak diarahkan ke depan. Namun Lin Hao segera menghindar dan menyelam ke dalam tanah. Tanah itu melunak layaknya air, Lin Hao benar-benar menghilang.

Raja Iblis mengernyit. Dia tidak menyangka Lin Hao akan kembali menemukan titik pusat dari setiap ujian. Tempat-tempat tertentu yang bahkan dia sendiri tidak menyadarinya dapat disadari oleh pemuda itu dengan cepat. Tanpa berpikir panjang, Raja Iblis juga mengikuti jejak Lin Hao. Menyelam ke dalam tanah.

Para peserta yang lain juga tidak ingin tinggal. Mereka juga ikut menyelam ke dalam tanah. Tanah keras itu tiba-tiba saja melunak, bahkan batu serta pepohonan tampak bergoyang, ini benar-benar seperti berada di atas air.

***

Lin Hao terjatuh dari atas awan, tepat mendarat di sebuah batu berukuran besar datar namun tidak simetris. Ini tampak seperti pulau terapung dengan banyak ditumbuhi pepohonan disekitarnya.

Dihadapannya tampak delapan patung naga, mereka berada tepat diantara batu-batu terapung dengan jurang dalam di sekitar patung. Posisinya sejajar, dengan memberikan sebuah jalan di pertengahan antara dua patung. Semuanya memiliki mata emas menyala. Tepat di belakang dua patung terakhir, sebuah gerbang terlihat berdiri di sana, ini adalah gerbang menuju ujian selanjutnya.

Tak berselang lama, muncul Raja Iblis dan disusul oleh peserta yang lain. Mereka memperhatikan tempat itu.

“Sepertinya ini akan sama seperti ujian sebelumnya. Sangat-sangat mudah!” ucap salah satu peserta dengan sombong. Dia lantas melangkah ke depan.

“Mengapa kalian tidak maju? Baiklah, aku yang akan keluar pertama sebagai pemenang!” ucapnya lagi lalu berlari dengan sangat cepat menuju arah gerbang.

Namun, baru juga melewati dua patung naga pertama, dirinya malah diserang oleh petir-petir yang menyambar dengan ganas. Dia tidak bisa melakukan apa-apa, mencoba menggunakan kekuatan jiwa untuk menciptakan tameng, sayangnya tegangan petir tersebut sangat tinggi. Pertahanannya goyah, dia berakhir dalam keadaan mengenaskan dengan tubuh yang hangus tanpa sisa.

Melihat hal itu, para peserta tidak bisa untuk tidak bergidik. Ini sangat kejam. Beberapa diantaranya mulai takut untuk mencoba lewat.

Namun, salah seorang lagi kembali maju. Dia sama sombongnya dengan orang pertama.

“Dia sangat bodoh. Melewati ujian ini harus dengan menggunakan akal.”

Selepas mengatakan itu, dia mulai mengeluarkan sayap di punggungnya. Kemudian terbang dengan kecepatan tinggi. Sayangnya baru juga melewati dua naga pertama, dirinya sama disambar petir-petir ganas. Bulu-bulu sayapnya rontok. Tubuhnya berakhir hangus.

“Bahkan lewat udara pun tetap sama, tidak ada jalan selain dengan melewati patung-patung ini! Bagaimana kita akan melewati ujian ini?” Salah satu peserta yang tinggal merasa pasrah.