NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Telepon

Bella keluar dari gedung tempat ia mengikuti kelas memasak. Setelah sampai di depan, gadis itu merapikan penampilannya yang sedikit acak-acakan.

Rambut yang awalnya dicepol, kini sudah tak berbentuk. Terpaksa Bella pergi ke toilet terlebih dahulu untuk merombak ulang penampilannya.

Bella kembali masuk ke dalam gedung, langsung menuju ke toilet. Gadis itu berdiri di depan cermin yang berukuran besar, ia membuka pengikat rambutnya dan dibiarkan surai panjang berwarna hitam tersebut tergerai begitu saja.

"Apa hebatnya dia? Bahkan jika ia manusia terkaya sekalipun tak berhak untuk mencerca kehidupan orang lain," gerutu Bella merapikan rambutnya.

Setelah dirasa penampilannya terlihat lebih baik, gadis itu pun langsung keluar dari toilet.

Bella melangkah keluar gedung. Ia berjalan kaki untuk memperbaiki mood-nya yang buruk akibat kejadian tadi.

Di lain tempat, Rina tengah berada di salon untuk mempercantik dirinya. Baginya umur boleh tua, tapi penampilan tetaplah yang utama.

Saat ini, Rina tengah melakukan perawatan pada kukunya. Salah seorang pelayan dengan telaten membersihkan kuku lalu mewarnai kuku tersebut.

Drrrttt...

Ponsel Rina berbunyi. Ia melirik nama yang tertera di layar sejenak, lalu kemudian ia pun menerima panggilan tersebut.

"Iya, Chef Meri. Ada apa?" tanya Rina.

"Nyonya, saya sangat minta maaf sebesar-besarnya pada Nyonya Rina serta menantu anda."

Rina langsung mengernyitkan keningnya saat inti dari ucapan Chef Meri mengacu pada Bella.

"Apa yang terjadi?" tanya Rina penasaran.

"Menantu anda bertengkar dengan Bu Lili," jelas Chef Meri.

"Bu Lili?"

"Iya, Nyonya."

"Di mana menantu saya sekarang?" tanya Rina lagi.

"Dia sudah pergi sekitar lima belas menit tadi," timpal Chef Meri.

Rina langsung menutup panggilannya. Wanita paruh baya itu memejamkan matanya sembari memijat keningnya yang sudah mulai merasa pusing karena ulah menantunya.

"Anakku sedang tidak membuat masalah, sekarang beralih ke menantuku," ucap Rina frustasi.

"Setelah ini aku benar-benar harus memeriksakan kesehatanku. Sungguh, kepalaku terasa ingin pecah menghadapi pasangan suami istri itu," gumam Rina.

Rina meraih kembali ponselnya. Ia menekan tombol dial pada kontak Devan.

Saat itu, Devan tengah berada di ruangannya bersama dengan Pak Handoko. Ia melirik ponselnya yang bergetar.

"Tunggu sebentar," ujar Devan. Pria itu pun langsung menerima panggilan dari ibunya.

"Devan, tolong kau urus masalah istrimu. Mama sudah pusing menghadapinya. Setelah ini pasti akan ada artikel tentang istrimu yang membuat keributan di kelas memasaknya. Bahkan belum sampai dua jam dia berada di sana sudah membuat onar," ujar Rina panjang lebar.

"Sudah ku duga," batin Devan.

"Memangnya apa masalahnya?" tanya Devan.

"Chef Meri bilang, kalau istrimu berkelahi dengan Lili. Namun, aku tidak bisa menyalahkan menantuku sepenuhnya. Ini juga pasti wanita ular itu yang memancing emosi menantuku yang masih labil," tutur Rina.

Devan terkekeh mendengar ucapan ibunya. "Baiklah, aku akan mengatasinya," ujar Devan sembari mengakhiri panggilan tersebut.

Devan melayangkan pandangannya pada pria yang saat ini tengah duduk berseberangan dengan dirinya.

"Bu Lili dan istriku membuat keributan di kelas memasaknya. Aku rasa, istrimu sangat membenciku sehingga ia tak tinggal diam dan bahkan mengusik ketenangan istriku," ujar Devan seraya tersenyum remeh.

Pak Handoko hanya berdeham seraya melemparkan pandangannya ke arah lain.

"Pak Handoko, rahasiamu ada di tanganku. Jika aku membukanya, kau pasti akan mendapatkan masalah yang besar." ancam Devan.

"Aku sangat benci jika dia sudah membahas hal ini," batin Handoko.

"Baiklah, aku akan berbicara pada istriku nanti," ujar Pak Handoko.

"Aku akan mencari tahu apa penyebabnya. Namun, jika aku tahu bahwa semua itu berawal dari Bu Lili, katakan padanya untuk segera meminta maaf pada istriku," tukas Devan.

"Baiklah, jika tidak ada hal yang penting lagi, bisakah aku pergi? Aku memiliki banyak pekerjaan hari ini," ujar Pak Handoko yang mencoba menghindari Devan.

"Silahkan ...."

Pak Handoko langsung beranjak dari tempat duduknya. Pria itu masih memperlihatkan wajah ramahnya, akan tetapi saat sudah berbalik, wajahnya langsung berubah.

"Lihat saja, suatu saat nanti aku akan membuatmu bersujud di kakiku," batin Pak Handoko yang merasa geram.

....

Bella sedari tadi berjalan kaki. Ponselnya terus berdering akan tetapi Bella mengabaikan panggilan tersebut.

Sesekali Bella singgah di tempat tertentu, hanya sekedar melepas lelahnya akibat perjalanannya yang sudah lumayan jauh.

Tak lama kemudian, perut Bella berbunyi. Sontak gadis itu langsung mengelus perutnya yang sudah minta diisi.

"Aku lapar," gumam Bella.

Gadis itu melirik penjual batagor yang tak jauh dari lokasinya berada. Bella pun langsung menghampiri gerobak penjual tersebut.

"Pak, saya pesan batagornya dua puluh ribu," ujar Bella pada penjual tersebut.

Si penjual pun langsung meracik batagor tersebut. Lalu ia pun memberikan batagor sesuai dengan pesanan yang disebutkan oleh Bella tadi.

"Makasih ya, Neng." penjual tersebut mengambil uang yang diberikan oleh Bella.

"Sama-sama, Pak."

Bella melirik tempat duduk untuk menikmati makanan yang akan menjadi pengganjal perutnya.

"Enak," ujar Bella saat batagor tersebut sudah mendarat di lidahnya.

Setelah menghabiskan makanannya, Bella lagi-lagi melanjutkan langkahnya. Ia merasa senang, kali ini gadis itu sedikit bebas dari tuntutan yang mengharuskan dirinya anggun ataupun berbagai sifat yang sangat bertolak belakang pada kepribadiannya.

Bella kembali duduk saat kakinya merasa pegal. Ia pun singgah ke salah satu warung untuk mengganti sandal yang dipakainya menjadi sandal jepit.

Bella merasa lega setelah mengenakan sandal. Ia pun meminta plastik ukuran besar untuk mewadahi sepatu yang dikenakannya tadi.

Bella kembali berjalan sembari menenteng kantong plastik berwarna hitam di tangan kanannya. Saat melihat sebuah restoran, Bella pun kembali merasa lapar.

"Ah, tidak apa-apa. Lagi pula untuk mengembalikan mood memang harus dengan makan-makanan yang enak," ujar Bella.

Gadis itu pun singgah di restoran tersebut. Ia memilih salah satu kursi yang ada di sana. Tak lama kemudian, salah seorang pelayan menghampiri Bella sembari memberikan buku menu.

Bella membolak-balikkan buku menu tersebut tanpa melihat harganya lagi.

"Wah yang ini sepertinya enak," batin Bella.

"Tapi yang ini juga enak."

Setelah cukup lama menatap buku menu tersebut, akhirnya Bella pun memilih beberapa hidangan yang tertera di buku tersebut.

Setelah mencatat pesanan Bella, pelayan tersebut langsung menuju ke dapur untuk menyiapkan menu yang dipesan oleh Bella tadi.

Tak lama kemudian, pesanan Bella pun telah datang. Berbagai makanan yang menggugah selera tersaji di depan matanya.

Dengan lahap, Bella memakan semua makanan tersebut. Gadis itu mencoba melupakan masalahnya tadi dengan jalan-jalan serta mencicipi berbagai makanan. Ya, setidaknya ia harus memiliki tenaga karena setelah ini, Bella akan disidang oleh mertuanya karena ulahnya di kelas memasak tadi.

Setelah cukup lama, akhirnya Bella pun merasa kenyang. Gadis itu memanggil pelayan untuk melakukan transaksi pembayaran.

Namun, saat pelayan tersebut memberikan tagihannya, Bella langsung tercengang. Matanya membelalak seakan lompat dari tempatnya.

Bella membuka tasnya. Ia mencoba menghitung uang yang ada dalam tas tersebut. Namun, uangnya tak cukup untuk membayar tagihan tersebut.

"Bisa-bisanya aku percaya diri memesan banyak makanan padahal uang hanya pas-pasan," batin Bella merutuki kebodohannya.

Bella pun mempunyai ide. Ia mengambil ponsel di dalam tasnya untuk menelepon Devan, akan tetapi sangat disayangkan ponselnya itu sudah dalam keadaan mati.

"Sial! Aku lupa mengisi dayanya," gerutu Bella.

Gadis itu tersenyum sembari menatap pelayan yang sedari tadi menunggu pembayaran tersebut.

"Maaf Mbak, saya boleh pinjam ponselnya sebentar?" tanya Bella.

Pelayan tersebut sempat memberikan tatapan yang kurang mengenakan saat menyerahkan ponselnya pada Bella.

Untungnya, Bella hapal kontak suaminya itu. Setelah menekan nomor ponsel Devan, Bella pun mendekatkan benda pipih itu ke telinganya. Gadis itu merapalkan do'a agar Devan bersedia mengangkat teleponnya.

Satu kali, tak ada jawaban. Dua kali, masih tetap sama. Ketiga kalinya, panggilan tersebut ditolak.

Bella benar-benar buntu, yang ada di dalam otaknya hanyalah Devan, Devan, dan Devan. Seketika ia lupa untuk meminta bantuan dengan yang lainnya.

Bella mencoba menghubungi Devan satu kali lagi. Sementara pelayan yang sedari tadi menunggu Bella, akhirnya memilih untuk melayani tamu yang lainnya.

Devan yang sedari tadi mengecek berkas yang ada di mejanya merasa risih dengan panggilan terus menerus dari nomor yang tak dikenal.

Dan ini, keempat kalinya nomor itu meneleponnya. Devan mendecak kesal, lalu ia meraih benda pipih tersebut menerima panggilan itu.

"Devan, ini aku Bella."

Devan mengernyitkan keningnya. Tentu ia kenal dengan pemilik suara ini. Namun, kenapa gadis itu menghubunginya dengan menggunakan nomor lain. Devan pun mencoba untuk mengerjai Bella seolah tak tahu bahwa istrinya yang saat ini tengah meneleponnya.

"Bella yang mana? Akhir-akhir ini banyak penipuan dan aku tidak akan percaya dengan mudah." Devan pun langsung memutuskan panggilan tersebut secara sepihak.

Pria itu terkekeh, wajahnya memerah karena menahan tawanya agar tidak terdengar berisik.

Sementara Bella, gadis itu kebingungan. Dengan cara apa agar Devan percaya bahwa dirinya bukanlah panggilan telepon yang berkedok penipuan.

Bella pun ingat akan satu hal. Kali ini gadis itu sangat yakin bahwa Devan akan mempercayai bahwa ia memang Bella istrinya, bukan Bella palsu.

Devan kembali melirik ponselnya. Ia melihat nomor yang sama lagi-lagi meneleponnya. Pria itu kembali terkekeh, kemudian menstabilkan suaranya. Ia pun menerima panggilan tersebut.

"Devan, ini aku si botol susu."

Bersambung...

Bonus pict.

Mbak Bella pengen gantung diri, pusing sama tagihan makanannya sendiri🤣

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya ya guys. Hari Senin nih🤭

Yang belum favorit, yuk di favoritkan supaya dapat notifikasi update terbaru nya~

Ig: Ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!