Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Alex mengerutkan kening ketika melihat kecanggungan yang terbaca di wajah Fania..namun ia menyimpan semuanya dalam hati...

Ana memperkenalkan Fania dan Alex, mempersilahkan mereka saling berjabatan tangan namun Alex menolak...

''Aku telah menandai wajahnya, itu cukup Ana..''ucap Alex dengan dingin....

Sedangkan Fania hanya menunduk hormat........

Ana merasa sedikit bingung namun ia memutuskan tidak terlalu memikirkannya...

''Baiklah....''ucap Ana tersenyum....

Alex lalu pamit dan meninggalkan flat kecil itu di kegelapan malam, sedangkan Fania masih terdiam seakan tenggelam dengan pikirannya sendiri...

''Fania,...''

''Yah....''Fania terkejut...

''Mengapa kau malah melamun sih....apakah kau..baru pulang.''

Fania mengangguk dengan nada lemah....

''Aku istirahat dulu Ana...sampai jumpa...''ucap Fania dengan sikap yang lain, gadis itu lalu melangkah ke dalam kamarnya dan menutup pintu di belakangnya...

Ana tak berhenti merasa aneh......

''Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa mereka bersikap aneh..''

Ana lalu melangkah masuk kedalam kamar dan menutupnya.........

***********************************************

Alex baru saja membuka pintu kamarnya pagi ini dan di ikuti asisten keamanannya Niko. pria yang begitu setia..ia mempunyai tubuh yang sama tinggi dengan Alex, wajahnya sangar dengan tatapan membunuh yang begitu mendominasinya...bila berjalan dia seperti robot yang hanya akan menatap satu objek yaitu tuannya,...

''Bagaimana Niko..''

Niko menyerahkan sebuah File yang sedikit tebal dari file normal..lalu meletakannya di meja...

Alex menurunkan pandangan,

''Secepat itu kau mendapatkan informasi tentang mata-mata itu...''ucap Alex hampir tak percaya..baru semalam Nicko memberi informasimua...

''Yah tuan Alex, musuh besar tuan kali ini memakai seseorang yang lemah untuk menjadi mata-matanya kali ini, dan tuan tak akan percaya jika melihatnya...''ucap Niko menundukan kepala...

Alex mengangguk meraih filenya dan membuka lembaran di depannya dengan wajah serius..

Dan......

Alex terkejut ketika kenyataan itu di lemparkan kepadanya...matanya melebar dengan ekpresi terkejut...

''Apa kau yakin jika......''

''Ada pepatah yang berkata bahwa jangan terlena dengan wajah lugu seseorang tuan, lihatlah dia...sangat lugu namun mematikan...aku akan melenyapkannya saat ini juga....''ucap Nico geram...

Namun.......

Alex mengangkat tangannya tinggi-tinggi,....

''Tidak..biarkan dia hidup, aku ingin melihat sejauh mana dia akan menjadi bodoh dengan menjadi orang suruhan James....aku akan menghancurkannya dengan tanganku sendiri...''ucap Alex dengan seringai tajam...

Niko menganggukan kepalanya patuh...

''Baik tuan...''

''Aku mau kau mengawasinya...agar aku bisa tau sampai dimana dia mau bermain-main dengan seorang Alex Rule...''

Senyum tajam terlihat di wajah Niko...ia suka dengan pembunuhan apalagi penghancuran, seakan itu semua menjadi kesenangan yang memuaskan jiwanya..

''Aku akan melakukan sesuai perintahmu tuan ALex...''

''Bagus..........''balas Alex menjadi lega......

Pria itu bangkit dari tempat duduknya setelah Niko pergi dari ruangannya...

Alex menghampiri jendelanya dan membukanya sedikit, mereih teropongnya dan mulai melihat aktifitas Ana di pagi hari...

Gadis itu tampak baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya di teras....namun dia tidak sendiri bersama seorang gadis lain yang di jumpai Alex semalam...

Fania..........

Alex lalu meraih eardphonenya dan mendengarkan pembicaraan mereka...

**********************************

''Ana...bisakah aku, meminta sesuatu kepadamu...''tanya Fania mendekat dengan wajah yang lesu...

''Katakan Fania....jika aku bisa maka aku akan membantumu,.'ucap Ana sembari mengeringkan rambutnya..........

Fania mendekat...

''Bisakah kau menerimaku sebagai pegawaiku di minimarket...''

''Hah...'' Ana menoleh....

''Mengapa ekpresimu begitu sih...''ucap Fania kecut....

Ana tersenyum....lalu membimbing Fania duduk di pinggir ranjang, yang mereka tak tau adalah Alex bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka.....

''Aku hanya kaget saja, kau tau minimarket baru saja di buka, aku tak bisa membayarmu lebih dan menghabiskan uang....sementara ada Daniel yang harus di gaji...''

''Tuan Damian menyukaimu kan, dia pasti sudah memberikan minimarket itu kepadamu Ana...''

Ana terkekeh.......

''Dengan pengalaman hidupku, aku tau betul rasanya di khiananti Fania...dan aku memutuskan aku tidak bisa menghianati tuan Damian dengan menghancurkan kepercayaannya...tapi aku akan bilang padanya jika temanku butuh pekerjaan...kita liat nanti apakah tuan Damian setuju untuk menambah karyawan....................'' seru Ana menghibur..

Fania menghela nafas......

''Aku menunggu kabar baik..''ucap Fania dengan nada lemah..

''Mengapa kau ingin pergi dari sana....''tanya Ana penasaran..

Lalu Fania tersenyum malu...

''Sebenarnya aku dan Daniel kami.........''

Wajah Ana berubah cerah...

''Kalian.......saling menyukai..''

''Kami sudah tidur bersama..''ucap Fania malu...

Ana terbatuk-batuk sektika, karna itukah Fania ingin terus dekat dengan Daniel..wah,...ia senang sekali...dan merasa sedikit bersalah karna Fania harus menunggu ketika Ana meminta ijin pada Damian...

''Selamat ya...semoga kalian cepat menikah..''

''Menikah....entahlah hubungan kami masih baru.''ucap Fania singkat...

Ana menganggukan kepala pasrah.....

Sementara Alex yang mendengar semua pembicaraan mereka tersenyum dingin...

Daniel.....anak itu..............geram Alex misterius.......

*****************************************

Danar keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan di wajahnya yang terluka...langkahnya tersendat,namun sebuah keributan di depannya mengalihkan perhatiannya..

Ada sebuah pertengkaran suami dan istri, persis di hadapannya, Danar merasa kesal, mereka menghalangi jalan........

''Kau berselingkuh bersama pembantu kita...''seru sang wanita...

Namun semuanya di bantah oleh di pria...

''Mengapa kau menjadi bodoh, bukankah kau selalu memasang cctv di setiap kamar kita...lihat saja di cctv apakah pernah aku menggoda pembantu kita.....''

Danar membeku....Cctv....?

Pria itu seperti tersadar akan sesuatu dan menghela nafas,.....

Danar lalu melangkah dengan cepat untuk sampai di Hotel.....ia ingin memastikan sesuatu..........

*************************************

Tubuh Danar hampir jatuh ketika menyaksikan cctv di kamar Fera, di dalam rekaman itu jelas terdengar suara Fera yang meninggi,..tak hentinya menghina Ana yang berdiri seolah menanti hukuman...

Kata-kata itu terlalu menyakitkan di telinga siapapun yang berada di pihak Ana...namun Danar melihat beberapa kali An terlihat sabar sampai Fera menyinggung ibunya dan meledaklah Ana dalam amarahnya dan memukul Fera...

Jemari Danar terkepal....

Fera..tumbuh menjadi tak terkendali akibat ia terlalu memanjakannya...bahkan Fera tak ragu menyakiti dengan sangat kejam...

Ini semua kesalahannya...bukankah...semua harus ia perbaiki....?

Mata Danar memanas...hatinya sakit sekali menyadari dia juga menyakiti Ana dengan dalam........

Pria itu keluar dari ruang cctv dan melangkah ke arah kamar Fera dan suaminya....

Pintu di ketuk dengan begitu kuat...hingga tak lama kemudian, seseorang membuka pintu...

Danar terkejut melihat Steve berdiri dengan tatapan beku, rambutnyaberantakan dan ada bekas darah di bahunya,

Terdengar suara dari dalam.....

''Steve.....kembali atau aku akan melemparmu kejalanan,.....kau berada di bawah kakiku jadi kau harus menuru padaku...''jerit Fera tak terkendali...

Fera berlari mengikuti Steve dengan memegang gunting namun matanya menjadi panas menyadari tatapan tajam dari sosok sang paman yang ia segani...

Airmata Fera menetes takut...

''Paman.....dia mau menyakitiku...suamiku menyiksaku...''sambil berkata, Fera menyerahkan gunting dengan paksa ke dalam genggaman Steve yang berdiri seperti patung......

Danar menggertakan giginya.............