"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan.
Persiapan
kukuruyuuuuk.... suara ayam jantan saling sahut menyahut membangunkan manusia yang masih terlelap dalam mimpi. Perlahan lahan mata Kayla terbuka dan melihat kearah jam yang ada di dinding. "Ternyata pukul 3 pagi, sudah lama sekali sejak pindah ke kota aku tidak mendengar suara ayam seperti ini", gumamnya. ia melihat Mita masih terlelap dalam tidurnya, ia pun bangkit untuk pergi ke kamar mandi dan ternyata tampak ibu Mita sedang sibuk dengan alat dapur nya. "Selamat pagi Bu Yuli", sapa Kayla dengan senyuman dibibir nya.
"selamat pagi Kayla, jam segini sudah bangun apa tidur mu tidak nyenyak?", tanya ibunya Mita cemas.
"Nyenyak kok bu, cuma kebetulan saya bangun pagi pagi. Kalau begitu saya permisi ke toilet dulu", pamit Kayla.
"Iya", jawab Bu Yuli.
Setelah keluar dari kamar mandi, Kayla segera membantu Bu Yuli memasak. Bu Yuli membuat berbagai makanan untuk dibawa Zein dan Mita ke kota, di antaranya ada ayam suwir pedas, rendang, bakwan, tahu berontak, tempe mendoan, lontong, pepes, dan martabak telur. Namun tiba-tiba air mata Kayla menetes, ia teringat akan ibunya. Biasanya ia selalu ikut membantu ibunya memasak dan bersih bersih.
"Kayla kenapa? kamu menangis?", tanya Bu Yuli cemas.
"Tidak Bu, ini saya kepedesan ngupas bawang jadi mata saya terasa perih", jawab Kayla sambil mengusap air matanya dengan lengan tangan. Ia tidak ingin Bu Yuli tahu kalau ia sedang kepikiran almarhum ibunya jadi ia terpaksa berbohong.
Tidak lama kemudian, tampak Zein dengan muka bantal dan rambut yang acak-acakan berjalan menuju kamar mandi. Zein tidak melihat ada Kayla yang sedang membantu ibunya, karena ia sedang tidak memakai kacamata. Setelah Zein selesai ia ingin melihat masakan ibunya yang dari tadi semerbak menggoda hidung nya yang mancung itu.
"Loh, sejak kapan Kayla di sini?", tanya Zein setelah tahu ada Kayla didekat ibunya.
"Dari tadi, masa kamu nggak liat!", sahut ibu Zein.
"Zein kan lagi nggak pake kacamata buk, mana tau kalo nggak ngeliat dari dekat", jawab Zein sambil memperhatikan Kayla yang tengah menggoreng bakwan.
"Kayaknya enak", ucap Zein pada Kayla.
"Kak Zein mau coba?", tanya Kayla.
"Iya boleh", jawab Zein yang kemudian ia membuka mulutnya
"aa... suapin ya Kay, aku takut tanganku berminyak", ucap Zein penuh semangat. "Zein!", ucap ibu nya sambil melotot melihat putra nya yang menggoda Kayla. "Iya ini kak", ucap Kayla yang menyuapkan sepotong bakwan ke mulutnya Zein, tapi dengan nakal nya Zein malah melahapnya sampai jari jari Kayla ikut masuk ke dalam mulutnya.
"eh maaf Kay, kebablasan", ucap Zein yang kemudian memegang pergelangan tangan Kayla saat mengeluarkan jari jari Kayla dari mulut nya.
Kak Zein ini kenapa sih, apa jangan jangan dia menyukai ku? ah tidak mungkin.apa aku yang terlalu berpikir macam macam. mungkin saja dia hanya bercanda, dia kan biasanya juga selalu menggoda Mita, pasti dia begitu karena sudah menganggap aku seperti adiknya sendiri. gumam Kayla dalam hatinya.
"Enak banget masakan ibu ku tersayang", ucap Zein sambil mencium pipi ibunya. "Udah ya buk..Kay.., aku mau siap siap dulu", tambah Zein sebelum berlalu pergi.
Hampir saja aku salah paham, padahal kak Zein juga suka menggoda ibunya. Memang kak Zein ini lelaki yang memiliki love language physical touch, kalau yang nggak tau kebiasaannya bisa bisa dikira suka. Gumam Kayla dalam hatinya setelah melihat tingkah laku Zein.
Tak lama kemudian Mita juga sudah bangun lalu pergi untuk mandi, saat Mita selesai mandi saat itu juga Bu Yuli dan Kayla telah menyiapkan makanan di atas meja dan juga beberapa makanan yang lain dimasukkan ke dalam beberapa toples kecil untuk di bawa ke kota.
Jam menunjukkan pukul 6 pagi, semua telah berkumpul di meja makan, ayah Zein memimpin doa sebelum makan bersama. Kayla merasa bahagia dengan suasana kekeluargaan ini, rasanya seperti mendapat keluarga baru yang utuh.
Setelah semuanya siap, Zein, Mita dan Kayla berpamitan kepada ayah dan ibunya. Mereka bertiga mencium tangan ayah dan ibunya, apalagi Zein sudah menjadi kebiasaan nya untuk selalu mencium kening ibunya saat ia tiba atau akan pergi. Kayla yang melihat nya merasa kagum pada sosok Zein yang ramah, perhatian dan bertanggung jawab. Tapi itu hanya sebatas rasa kagum, bukan berarti suka. Karena yang Kayla suka adalah Reino, sejak pertama melihat Reino sejak itulah Kayla merasa tertarik dan ingin lebih tahu tentang Reino. Namun rasa suka nya hanya ia pendam dalam hati dan pikirannya, karena mustahil bagi nya untuk mendapatkan Reino. Reino yang selalu bersikap dingin, bahkan saat bertemu saja Kayla tidak berani untuk menyapa.
....