Rani tak menyangka perasaan yang ia pendam selama ini ternyata berbalas rasa yang sama juga dari boss muda.
Rani merasa sangat bahagia tapi di sisi lain ia juga tidak ingin menyakiti hati Shella yang ternyata juga mencintai boss muda.
Rani hanyalah seorang karyawan yang bekerja di mall di bawah pimpinan boss muda sementara Shella adalah teman kuliah boss muda yang statusnya adalah orang kaya juga.
Rani menjadi dilema, ia ingin menepis semua perasaan yang ada di hatinya namun tak bisa
karena semakin hari boss muda makin memberi harapan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pijatan boss muda.
"Tok tok tok....permisi pak..." Rani mengetuk pintu kantor boss muda.
"Masuk!" jawab boss muda dari dalam.
Kemudian Rani membuka pintu dan masuk ke dalam kantor boss muda.
"Duduk sini Ran," perintah boss muda pada Rani.
Lalu Rani duduk di sofa yang terletak di samping meja kerja boss muda, boss muda memperhatikan Rani yang berjalan dengan pincang.
Kemudian boss muda beranjak dari duduknya dan menghampiri Rani, lalu duduk persis di sebelah Rani.
"Masih sakit kakimu?" tanya boss muda.
"Iya pak sedikit," jawab Rani.
"Sini aku pijitin."
Sejenak Rani terdiam mendengar tawaran boss muda lalu ia berkata.
"Emmmm.... tidak usah pak, nanti saya pijitin di rumah pak," Rani menolak.
"Kenapa? kamu malu?," kata boss muda yang kemudian berjongkok di bawah kaki Rani.
"Pak...jangan pak....tidak usah pak....kaki saya tidak apa-apa pak....!" pekik Rani pada boss muda.
"Sudah....gak apa-apa," kata boss muda sambil tangannya mulai menyentuh kaki Rani yang putih bersih.
Perlahan-lahan boss muda memijit kaki Rani, sebenarnya Rani merasa sungkan tapi sedikit demi sedikit ia merasakan kakinya agak lemas setelah boss muda memijitnya.
Diam-diam Rani memperhatikan wajah boss muda yang sedang menunduk memijit kakinya.
"Wajah yang tampan dan penuh wibawa, aku tak menyangka ternyata di balik sikapnya yang suka marah-marah ada sisi perhatiannya juga," Rani tersenyum kecil.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya boss muda yang melihat Rani memperhatikannya sedari tadi.
"Emmmm...tidak apa-apa pak, cuma saya heran ternyata bapak bisa mijit juga," kata Rani.
"Emang cuma kamu aja yang bisa mijit...., mamaku dulu yang mengajariku memijit, kan sama dengan kamu, kamu bilang dulu kamu juga di ajari ibumu mijit, iya kan?"
"Iya pak." jawab Rani sambil tersenyum pada boss muda.
Tiba-tiba pintu kantor terbuka dan Shella masuk ke dalam.
"Aduhhhh....semakin ngelunjak kamu ya cewek kampung!" teriak shella pada Rani yang masih di pijitin boss muda.
Rani kaget dan segera melepaskan tangan boss muda dari kakinya, kemudian boss muda berdiri.
"Kamu itu ya, dasar bawahan kurang ajar! atasan mu kamu suruh mijitin, bawahan macam apa kamu ini kok tidak punya sopan santun sama sekali!"
"Bukan saya yang menyuruh pak Bram mijitin kaki saya mbak.....tapi pak Bram sendiri tadi yang minta," bela Rani pada Shella.
"Halah.....alasan saja kamu ya! Bram....cewek macam begini ini yang kamu sukai Bram.....mikir dong Bram....mikir......belum jadi istri kamu aja dia sudah berani-berani memerintah kamu seperti ini apalagi nanti kalau udah jadi istri mu pasti kamu bakalan di jadikan keset nya!" teriak Rani pada boss muda.
Boss mendengarkan ocehan Shella dari tadi lalu ia berkata.
"Shell....sudah selesai ngomelnya, kamu dengar baik-baik ya, yang mijitin Rani itu maunya aku sendiri...dan bukan Rani yang menyuruh aku...paham kamu!"
"Bram....Bram....kamu mesti belain cewek kampung ini, kamu sudah buta Bram....! pikir dong pakai otakmu Bram, dia itu anak orang gak punya yang mau aja di jadiin pacar sama kamu, karena aku yakin dia pasti punya tujuan dan rencana untuk memanfaatkan hartamu Bram! ingat itu....."
"Cukup! jaga mulut mu Shell...kalau ngomong jangan sembarangan!" teriak boss muda pada Shella sambil marah.
Rani hanya diam melihat boss muda bersitegang dengan Shella.
"Pak, saya keluar dulu," kata Rani pada boss muda.
Boss muda mengangguk, lalu Rani berjalan menuju pintu dan ketika tiba di samping Shella.
Buru-buru Shella mendorongnya sampai Rani agak sempoyongan.
"Dasar cewek kampung!" kata Shella dengan penuh kebencian pada Rani.
"Shella! cukup!" teriak boss muda yang melihat Shella mendorong Rani.
Shella diam dengan wajah cemberut ia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya boss muda pada Shella dengan ketus.
"Yaaa ...mau ke kamu lah Bram....kan aku kangen banget sama kamu....," kata Shella sambil berjalan menghampiri boss muda kemudian bergelayut di pundaknya.
"Apa sih ah," boss muda menghindari Shella lalu berjalan menuju ke kursinya.
"Aduhh.....Bram kenapa sih kamu kok menghindar, aku kan kangen......," kata Shella dengan manja nya sambil mendekati boss muda lagi.
Tiba-tiba ponsel boss muda berdering, sejurus kemudian boss muda mulai berbicara dengan orang yang menelponnya.
Tak lama kemudian boss muda buru-buru mau meninggalkan kantornya.
"Eh....Bram mau kemana .....?" teriak shella yang melihat boss muda keluar ruangan.
"Aku mau pergi!"kata boss muda sambil berlari menuju ke mobilnya.
Shella menggerutu karena di cuekin sama boss muda.
"Awas kamu ya Bram ninggalin aku gitu aja," ancam Shella pada boss muda.
Lalu Shella meninggalkan kantor boss muda dan berjalan masuk ke dalam mall, ia berjalan berkeliling tiba-tiba pandamgan nya tertuju pada counter nya Rani.
Kemudian Shella bergegas berjalan menuju ke counternya Rani, di sana Rani sedang berdiri di depan counternya menunggu customer yang mampir ke counternya, tiba-tiba Shella datang padanya dan berkata.
"Heh....cewek kampung, kamu itu ya, jangan jadi cewek penggoda kenapa sih....apa gak bisa nyari laki-laki lain selain Bram, kamu kan sudah aku bilangin, kalau Bram itu milikku...! paham gak sih kamu ini," kata Shella sambil melotot pada Rani.
Rani hanya diam mendengarkan omelan Shella.
"Asal kamu tahu ya....Bram itu gak mungkin suka beneran sama kamu... palingan kamu cuma di buat mainan doang sama dia, kamu jangan mimpi deh untuk jadi pacarnya Bram, karena yang lebih pantas jadi pacar sekaligus istrinya Bram adalah aku! karena apa.....
karena statusku sederajat sama Bram, sementara kamu...kamu itu apa...cuma pegawai bawahannya Bram yang gak ada apa-apanya....," kata Shella mencibir Rani.
Rani kembali terdiam, ia tak mau menjawab apa pun karena dia sadar apa yang di katakan Shella semuanya itu benar, kalau dirinya hanyalah seorang pegawai bawahan dan tidak punya apa-apa, sementara Shella adalah anaknya orang kaya yang sederajat sama boss muda.
"Apa yang di katakan mbak Shella memang benar adanya, aku gak pantas jadi pacarnya boss muda, aku gak boleh terlalu berharap pada boss muda," Rani bergumam dalam hati.
"Heh....kamu kenapa jadi diam, bener kan apa yang aku katakan tadi!" teriak Shella pada Rani.
Rani kaget mendengar teriakan Shella tapi ia tetap diam, ia gak mau menjawab takut Shella tambah marah nantinya.
Kemudian Shella berkata lagi pada Rani.
"Mikir dong pakai otak! jangan hanya berkhayal mau jadi pacarnya boss!"
Kemudian Shella pergi meninggalkan counternya Rani.
