Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan Sean
"Apa!" teriak Arini
"Aku lelah, aku sungguh bingung apa artinya aku di mata kamu? cuma teman ranjang atau teman hidup yang berhak atas semua apa yang kamu punya." Arini melontarkan pertanyaan yang seketika membuat Sean terdiam.
Sean memalingkan wajahnya, dia sungguh tidak sadar jika perbuatannya akan membuat Arini terluka.
"Maafkan aku," ucapnya lirih
Arini yang masih kecewa memejamkan matanya, dia malas berdebat dengan Sean.
Dia hanya ingin mengistirahatkan otaknya yang leleh meskipun dia tidak bisa tidur.
Sean ikut tidur di samping Arini, dia ikut memejamkan mata meskipun otaknya masih kemana-mana memikirkan sikapnya selama ini.
"Aku akan belajar lebih peka lagi Arini," gumam Sean lalu bangun untuk mengecup istrinya yang pura-pura terlelap.
Arini membuka matanya sedikit, dia melihat Sean yang sibuk memainkan ponselnya.
"Aku lapar sekali," batin Arini
Karena sudah tidak tahan, Arini bangun dan keluar. Sean yang takut kalau Arini pergi pun membuntutinya
"Arini," panggilnya
Arini menghentikan jalannya dan menoleh
"Mau kemana?" tanya Sean
"Makan," jawab Arini singkat lalu melangkahkan kaki kembali
Sean tersenyum lalu mengejar Arini.
Arini membuka kulkas dan melihat isi di dalamnya.
Dia mengambil buah dan juga es krim.
"Mau es krim?" tanya Arini
"Iya," jawab Sean
Mereka berdua makan es krim sambil mengobrol, Sean bertanya pada Arini kalau tadi kemana saja.
"Aku bersama Daffa," jawab Arini
Sean nampak kesal tapi dia mencoba meredam emosinya supaya tidak membuat Arini marah.
"Kamu kan istri orang kenapa pergi dengan pria lain," sindir Sean
"Kamu juga suami orang kenapa lebih perhatian pada perempuan lain?" sindir balik Arini
Sean terdiam, begitu pula Arini.
Setelah selesai menghabiskan es krim dan buahnya Arini kembali ke kamar dan meninggalkan Sean yang masih duduk di meja makan.
*********
Pagi sekali Sean sudah bersiap,
"Arini kalau kamu lebih nyaman di rumah kamu bisa berhenti bekerja," kata Sean dengan lembut.
Arini nampak bingung namun dia juga tidak banyak bertanya.
"Aku berangkat dulu ya," pamit Sean lalu mengecup kening Arini
Baru beberapa langkah Sean kembali lagi, "Maafkan soal kemarin," kata Sean dengan tersenyum lalu keluar kamar.
Arini bengong melihat tingkah Sean, seratus delapan puluh derajat berbeda dengan Sean yang biasanya.
"Pagi-pagi kesambet, jangan-jangan kamar ini ada penghuninya lagi," gumam Arini lalu beranjak.
Setelah memakai pakaiannya, Arini turun kebawah. Pelayan sudah menyiapkan sarapan Arini. Saat asik sarapan ada supir yang disuruh menjemput Arini lagi.
"Ada apa ya mereka menjemput aku lagi," batin Arini bingung.
Arini ikut dengan supir suruhan orang tua Sean, saat sampai di sana nampak keluarga Sean berkumpul semua termasuk papa Sean.
"Selamat pagi nyonya nenek, nyonya dan tuan papa," sapa Arini
Oma yang mendengarnya menjadi marah sedangkan Mama dan Papa Sean tersenyum.
"Aku kemarin bilang apa, panggil Oma, bukan nyonya Oma," protes Oma
Arini menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Baik Oma maaf lupa," sahutnya
"Kami menjemputmu karena ada yang ingin kami bicarakan padamu," kata Papa Sean
"Apa tuan papa?" tanya Arini
Papa Sean tertawa," panggil papa saja," suruh papa Sean
Lagi-lagi Arini menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kami ingin kamu dan Sean meresmikan hubungan kalian baik negara maupun agama. Meski dalam agama kalian sudah halal namun kalian masih belum menikah karena belum terdaftar di pengadilan agama," jelas papa Sean
Arini nampak bingung, dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Semua saya serahkan pada Sean pa, ma dan Oma," sahut Arini
Mereka mengobrol bersama terlebih nenek yang bertanya macam-macam pada Arini.
"Kamu bisa memasak?" tanya nenek
Arini hanya tertawa dan menggeleng" Nggak Oma,"
Mama Sean yang tau kalau ibu mertuanya pasti sakit kepala segera mengambil obat, papa sean yang ada urusan juga pamit undur diri.
Kamu ini seorang istri atau bukan," ejek Oma
"Istri jadi-jadian Oma," sahut Arini
Oma hanya menggelengkan kepala, sedangkan Arini menutup mulutnya
"Lalu apa keahlian kamu?" tanya Oma
Arini nampak berfikir hingga akhirnya dia menjawab pertanyaan Oma,
"Dulu waktu acara tujuh belasan orang-orang meminta saya untuk menari dan juga menyanyi Oma," jawab Arini bersemangat
"Apa Oma mau mendengar aku menyanyi?" tanya Arini dengan PD
Belum sempat Oma menjawab Arini sudah memposisikan dirinya seperti artis nasional yang sedang memegang mic siap untuk menyanyi
Yowes ben duwe bojo sing galak
yowes ben sing omongane sengak
seneng gawe aku susah nanging aku wegah pisah
tak tompo Ono ing Jero ati
tak trimo sliramu tekan Saiki
mungkin wes dadi dalane
senajan kahanane koyo ngene
Arini mengiringi lagunya dengan berjoget sehingga membuat Oma dan mama Sean saling pandang.
"Stop Arini!" teriak Oma
"Fatma Fatma ambilkan obatku, kepalaku pusing sekali," pinta Oma dengan memegangi kepalanya
Arini yang melihat Oma kesakitan menghentikan jogetannya.
"Anak kurang ajar, didepan orang tua asik joget," omel Oma
Arini menundukkan kepala, "Maaf Oma, mama." Arini meminta maaf
Mama dan Arini membawa Oma istirahat
"Arini mendengar lagu yang kamu nyanyikan apa Sean galak padamu?" tanya mama
Arini hanya tersenyum bingung harus bilang apa
"Banget jahatnya, suka berteriak dan suka memaki maki aku seenaknya," batin Arini
Mama menepuk bahu Arini, "galak ya?" tanya mama
"Nggak kok ma, tuan suami baik padaku bahkan dia sayang sekali padaku," jawab Arini bohong
Mama mengerutkan alisnya, "Tuan suami?" tanya mama
"Hehe maksudnya suamiku ma," jawab Arini
Mama tersenyum dan mengangguk meskipun dia tidak yakin dengan jawaban Arini.
Lama mengobrol Akhirnya mama Sean menyuruh Arini untuk istirahat di kamar Sean.
"Istirahatlah di kamar Sean," kata mama
"Iya ma," sahut Arini
Mama mengantarkan Arini ke kamar Sean, saat masuk mata Arini membola melihat begitu banyak piala penghargaan yang didapat Sean. Selain itu banyak buku-buku tertata rapi di sana.
"Pintar juga dia, pantas sekarang dia menjadi Presdir," gumam Arini
Arini melihat satu persatu barang milik Sean, ada banyak fotonya bersama Daffa.
"Kalian berdua memang tampan dari lahir," kata Arini menatap foto suaminya dan juga Daffa.
Mata Arini menemukan foto Sean, Daffa dan juga seorang wanita.
"Siapa dia?" gumam Arini
Asik melihat barang-barang Sean, tiba-tiba ponsel Arini berbunyi.
"Monster kampret memanggil"
Segera Arini menjawab telpon dari Sean
***Halo Arini
Iya tuan suami
kamu di rumah ku ya?
iya, ini lagi di kamar kamu
Aku akan kesana
Ok***
Tut Tut
panggilan ditutup
Sean yang rencananya ingin makan di rumah namun karena Arini tidak pergi ke rumah orang tuanya jadi dia pergi menyusul Arini.
Setibanya di rumah orang tuanya, Sean bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Dia memeluk Arini dari belakang, "Sayang," bisik nya
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣