Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua tak merestui.
"Apa aku bisa menggendong bayimu?" Angkasa meminta izin pada Dara untuk menggendong cucunya.
Dara tak langsung memberikan bayinya pada tuan Angkasa. Ia terlebih dulu melihat ke arah ibunya seolah meminta izin, karena ia takut jika tuan Angkasa akan membawa bayi itu pergi.
Mengetahui kegelisahan putrinya. Ibu Ida mengangguk pelan mengiyakan. Karena ia sangat tau dan sangat mengenali seperti apa karakter Angkasa. Ibu Ida lebih mengenal dan mengetahui sikap Angkasa di banding Yunda yang sudah hidup selama 27 tahun bersama laki-laki itu.
Dara dengan perasaan ragu ingin memberikan bayinya pada mertuanya.
Tapi sebelum Angkasa mengambil bayi itu. Terdengar dari arah pintu suara wanita yang tak asing.
"Jangan kau menyentuh anak haram itu Mas!!" Yunda melangkah cepat menghampiri suaminya dan menarik kasar tangan Angkasa yang ingin meraih cucunya.
Ternyata yang datang adalah Yunda bersama dengan Anim.
Yunda menatap benci pada kedua ibu dan anak itu. Alias ibu Ida dan Dara.
"Apa yang kau katakan Ma, anak yang di lahirkan Dara itu cucu kita. Mami jangan sembarangan menuduh Ma," jawab Angkasa menggeleng melihat sikap istrinya yang tak pernah mau berubah sedari dulu lagi masih tetap sama dengan sikap angkuh dan di penuhi dendam pada ibu Ida. Wanita yang sudah lama ia tak pernah lagi melibatkan hidupnya. Tapi entah mengapa Yunda masih saja sering berprasangka buruk padanya.
"Kau percaya dengan anak dan ibu yang pembohong ini? Tidak tau laki-laki siapa yang sudah menghamilinya. Setelah itu dia menjebak Adam untuk menikahinya agar dia bisa hidup enak menikmati harta kekayaan Adam!!" Yunda menuduh Dara dan menghina ibu dan anak itu.
"Anda jangan sembarang menuduh kami!! Meski kami miskin, tapi kami tidak seperti yang kau tuduhkan itu nyonya Yunda yang terhormat!!" Ibu Ida menjawab Yunda emosi. Karena wanita itu memang sudah benar-benar keterlaluan.
"Yunda!" Angkasa menegur sikap melampau istrinya.
"Apa Mas? Kau ingin membela kedua pela*r ini?" Yunda menatap nanar Angkasa.
"Mami! Untuk apa Mami datang kesini dan membuat keributan disini Mi!" Kata Adam yang baru tiba. Laki-laki itu juga sudah mengganti pakaiannya. Dia terlihat lebih segar dan rapi.
Mereka semua yang berada dalam ruang mengalih pandangan melihat Adam.
"Kau berani meninggikan nada biacaramu pada Mami!! Kau benar-benar sudah di santet oleh kedua wanita murah*n ini!!" Yunda semangkin tak bisa mengontrol emosinya.
"Mami yang tidak bisa melihat keadaan Mi. Dara baru saja melahirkan. Tapi Mami malah datang kesini untuk menimbulkan masalah Mi. Sikap Mami itu sama sekali tidak terpuji Mami,"
"Kau mau menyekolahkan Mami?" Bola mata Yunda benar-benar sudah memerah di selimuti emosi berat.
Bagaimana tidak. Adam dan Ayahnya seolah membela ibu dan anak yang sangat ia benci sampai ke tulang-tulang itu. Alasan Yunda terlalu membenci ibu Ida, itu karena sampai saat ini ia tak bisa mendapatkan cinta Angkasa. Dan dia hanya seperti istri bayang-bayang tuan Angkasa karena pria paruh baya itu tak bisa menghapus nama ibu Ida yang telah terukir jauh di dasar hatinya yang paling dalam.
"Mami, Adam mohon Mi. Untuk kali ini saja tolong mengerti keadaan Adam Mi," Adam memelas pada Mami Yunda untuk menghentikan keributan dalam rumah sakit itu.
"Mami akan berhenti, kalau kau mau menceraikan istri simpananmu ini, dan kembali bersama Mami dan Anim yang sudah sepantasnya bersamamu. Bukan wanita ja*ang itu! " Yunda menunju Dara.
"Yunda!!" Sentak Angkasa.
"Kau diam Mas!"
"Ceraikan putri saya. Kalian berdua tidak akan pernah bersama sampai kapanpun! Karena aku juga tidak akan pernah merestui hubungan kalian. Karena anda tuan muda Adam, anak dari wanita angkuh itu!" sahut ibu Ida penuh penekanan.
Adam terdiam melihat kearah Dara. Bola mata itu bertemu dengan bola mata Dara yang juga sedang menatapnya sambil memangku bayi mereka.