NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi untuk kembali

Wu Li Mei membulatkan matanya saat orang yang berada di sampingnya bukan sang putra, melainkan Kaisar Zhou.

"Sa-salam, Yang Mulia." Wu Li Mei menunduk hormat, Zhou Fang Yin mengikuti dan Zhou Ming Hao hanya terkekeh melihat sang ibu yang tersipu malu. Benar dugaannya, Wu Li Mei pasti akan marah tadi, sang putra mahkota sengaja mengatur sebuah rencana kecil saat Kaisar Zhou datang menghampiri.

"Bangkitlah!"

Kaisar Zhou melihat sekeliling, ada banyak buah persik dan gula, sang kaisar menatap Wu Li Mei penuh tanya. Tidak biasanya sang selir berkutat dengan hidangan, kegemarannya akhir-akhir ini adalah menanam banyak bunga. Bukan jengah, hanya saja dimana pun di setiap sudut istana, saat tengah berjalan-jalan selalu penuh dengan bunga bermekaran. Padahal, musim semi telah lama berlalu. Di ujung musim gugur ini, bunga-bunga itu tak kunjung gugur.

"Oh! Ini untuk membuat manisan, Yang Mulia." jelas sang selir.

"Manisan?"

"Ya, Yang Mulia." jawab Zhou Ming Hao, "Campuran antara buah persik dan gula, ini akan membuatnya mampu bertahan dalam waktu yang lama melewati musim dingin." jelas sang pangeran, berkat kecerdasan yang terus terasah, ia dapat menjelaskannya dengan baik tanpa terbata-bata.

"Ahh, begitu ya."

"Saya sendiri yang memetiknya, Yang Mulia." Zhou Ming Hao menepuk dadanya, "Saya memilih yang terbaik dan yang paling besar, agar manisan buatan ibu menjadi lebih enak."

"Ya, aku melihatnya dari seberang danau. Kau hebat, putraku." puji kaisar.

Melihat respon kaisar, Zhou Ming Hao tersenyum puas. Ia sengaja melempar senyum miring pada sang adik, yang disambut helaan napas jengah. Memilih acuh, Zhou Fang Yin meraih kembali pisau dan mengupas buah persik, lalu memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil.

"Ah, kurasa Xiao Yin tidak melakukan apapun sejak tadi." pancing Zhou Ming Hao.

Sang adik membulatkan mata, "Hei, aku mengupas banyak sekali persik sejak tadi." ujarnya tak terima.

"Apa? Bukankah ibu yang mengupas dan memotong persik."

"Tidak!" sanggah Zhou Fang Yin. "Coba tanyakan saja pada ibu, aku sejak tadi banyak membantunya."

Sang putra mahkota hanya mengendikkan bahu, "Mana mungkin."

"Hei!!"

"Sudahlah Xiao Yin, kau banyak membantu ibu." lerai Wu Li Mei. "Xiao Ming, berhenti mengganggu adikmu."

Wu Li Mei menggelengkan kepala melihat tingkah putra dan putrinya yang luar biasa, sedangkan Kaisar Zhou terkekeh kecil. Tidak buruk juga rasanya, berkumpul dengan anak-anak dan istrinya.

"Xiao Ming, Xiao Yin, bisakah tinggalkan kami berdua. Ada yang ingin ku bicarakan dengan ibu selir."

Kedua anak kembar itu saling tatap, lewat gerakan matanya, mereka tersenyum kecil. Kedua anak itu akhirnya memisahkan diri setelah memberi salam, bagaimana pun mereka tentu senang mengetahui kedekatan kedua orang tuanya.

"Kami pamit, Yang Mulia. Semoga kaisar hidup seribu tahun."

"Ya."

...****************...

Hening mulai meliputi setelah dua anak kembarnya pergi, Wu Li Mei hanya diam sambil terus memotong persik. Wanita itu meletakkan pisaunya saat buah persik telah habis.

Angin awal musin dingin kembali berhembus, membawa sejuk yang menyengat kulit halus wanita itu. Menerbangkan helai demi helai hanfunya, mengikuti arah angin bertiup. Wu Li Mei memeluk tubuhnya sendiri, ia sedikit bergidik, baru anginnya saja sudah sangat dingin, apalagi nanti saat musim dingin benar-benar datang. Ia harus meminta Dayang Yi menyiapkan banyak baju tebal untuknya.

"Mei-er?"

Panggilan itu membuat Wu Li Mei mendongak, sebisa mungkin bertahan untuk tak terpikat pada pesona Kaisar Zhou.

"Ya, Yang Mulia."

"Aku akan pergi untuk beberapa hari. Kurasa kau perlu tahu."

Wu Li Mei melirik ke kanan dan ke kiri, bingung harus memberikan jawaban apa. Apa sang kaisar memerlukan izin darinya untuk pergi? Oh, tentu tidak.

"Bolehkan saya tahu, kemana anda akan pergi?" tanya sang selir sekedar berbasa-basi.

"Dinasti Su, di lembah selatan."

Wu Li Mei mengangguk-angguk, sejujurnya ia tak tahu dimana letak Dinasti Su. Wanita itu pun tak ambil pusing dengan kepergian Kaisar Zhou, karena saat kaisar tak ada ia akan lebih mudah keluar masuk istana.

Sang selir sudah menyusun banyak rencana saat kaisar pergi nanti. Salah satunya, pembukaan toko obat.

"Aku akan pergi bersama Permaisuri Yang Jia Li."

Ini aneh, ada rasa sesak yang tiba-tiba menyeruak dalam hati sang selir mendengarnya. Yang Jia Li pasti merasa menang saat ini, pergi dengan Kaisar Zhou untuk waktu yang lama, pasti membuatnya berbangga hati.

Sebuah ide licik terlintas di kepala Wu Li Mei, sang selir tersenyum miring dalam diam. Mungkin ini akan terdengar nekat, namun ini akan menjadi permainan yang cukup menyenangkan.

"Emm." Wu Li Mei mengulum bibir ranumnya, dengan sengaja sang selir melakukan aksinya di hadapan kaisar. "Apa kunjungan kali ini akan berlangsung lama?" tanyanya dengan raut wajah sendu.

Kaisar Zhou membelas pipi halus Wu Li Mei, menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Angin bertiup pelan tapi dinginnya terasa semakin menusuk tulang, ada perasaan bersalah dalam hati kaisar melihat selir kesayangannya tampak bersedih. Apakah ia harus mengajak Wu Li Mei juga?

"Aku berjanji ini tak akan lama, Mei-er."

"Sungguh?"

Kaisar Zhou mengangguk dan tersenyum tipis, "Tentu saja."

"Awalnya, aku ingin mengajakmu juga."

"Tapi siapa yang akan bertanggungjawab untuk istana nantinya."

Wu Li Mei menoleh, menatap kaisar dengan penuh binar. Jika tidak mengingat pembukaan toko obat, pasti wanita itu akan memaksa untuk ikut. Menjelajahi negeri yang baru pasti menyenangkan, apalagi melihat bagaimana indahnya Dinasti Ming, pasti Dinasti Su tak kalah indah.

Wu Li Mei hendak bersuara, tapi ia tak sengaja menangkap sebuah objek berbahaya sedang menuju ke arahnya. Permaisuri Yang Jia Li datang bersama para dayangnya, berjalan dengan anggun dan angkuh di seberang danau. Wu Li Mei yakin, pasti Yang Jia Li akan menuju ke arah mereka dan mengacaukan aksi bermanjanya.

Omong-omong soal aksi bermanja, kebetulan Yang Jia Li ada disana. Wu Li Mei hendak memberikan sebuah salam perpisahan yang manis untuknya.

Wu Li Mei melangkah lebih dekat, memangkas jarak antara dirinya dana Kaisar Zhou. Kedua tangan sang selir bertengger manis di pinggang kaisar, wanita itu juga menyandarkan kepalanya di dada sang kaisar.

"Ada apa, Mei-er?"

Wu Li Mei menggeleng kecil, tetap bergeming pada posisinya. Saat ia merasakan tangan kaisar mulai naik membelai punggungnya, barulah ia mendongak.

"Maaf, Yang Mulia." ujarnya. "Aku hanya ingin memelukmu sebelum pergi."

"Aku takut, aku akan merindukanmu beberapa hari nanti." tambahnya dengan nada manja, entah itu terdengar oleh Yang Jia Li atau tidak, tapi Wu Li Mei sendiri merasa geli dengan dirinya saat ini.

Kaisar tersenyum lebar, senyum yang baru pertama kali dilihat oleh Wu Li Mei. Sebelumnya, pria tampan itu hanya tersenyum kecil padanya.

Kaisar Zhou menyusuri hidung mancung Wu Li Mei dengan telunjuknya. "Tenanglah sayangku, ini tak akan lama."

Kaisar Zhou menunduk tepat di telinga Wu Li Mei, "Setelah aku kembali nanti, aku akan bergegas menemuimu."

Sial, Wu Li Mei tercekat saat sang kaisar berbisik rendah di telinganya. Wanita itu tentu dapat memahami arti terselubung di dalamnya.

1
Retno Nining
Luar biasa
Tiena Ismiati
peran utama booodoh
Tiena Ismiati
bodoh
Tiena Ismiati
peran utamanya bodoh
Tiena Ismiati
bodoh bodoh bodoh wu li
Tiena Ismiati
bodoh wu li mei
Maureen Aliha Srikandi
wahh akhirnya kaisar ada di pihak wu li mei
#ayu.kurniaa_
.
Jio
Luar biasa
Anna Susiana
semangat...selir wu li mei untuk membalaskan kejahatan ketidakadilan yg terjadi padamu dan anakmu
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
iya sama
Anonymous
Qok rasa2nya kaisar peran nya bodoh banget. Masa kaisar mau bicara takut di dengar tengok kanan kiri wkwkwk konyol
Anonymous
ok
Ulfa Indah Putri
ancoorrrr ini gimana siii,kenapa banyak yg di skip, awal nya ok masi di maklumi, tapi semakin kesini kek nya emang terus-terusan di skip de, ke kurang jadinya, banyak masala konflik yg belum selesai tapi kok tiba2 ber alih lagi ya, astaghfirullah tho thor
Anonymous
ok
Win Wiwin
kisah pngeran dan putri thor lanjut
Juliatni andiani Andiani
Luar biasa
Theresia Sri
lanjut tor
Rini Puspitayani
seperti disinetron kisahx kalah mulu engga asik
missyy
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!