Gadis Penggoda Duda

Kabar Agnes sudah resmi menjadi kekasih Daru telah didengar oleh penghuni divisi marketing, termasuk Bu Sintia. Padahal sudah hampir sebulan hubungan Agnes dan Daru berjalan.Mereka turut bahagia melihat Agnes telah menemukan tambatan hati baru dan berharap semoga cepat lanjut ke jenjang serius.

Selfia, ia adalah orang yang memberi kabar ini kepada lainnya. Orang yang paling antusias saat tahu kapal Agnes - Daru telah berlabuh.

"Ya ampun senengnya, ga kebayang sebentar lagi bakal kondangan." ujar gadis itu dengan sengaja menggoda Agnes.

Meski tengah sibuk, Agnes tetap mendengar apa yang barusan Selfia bilang.

"Baru juga semalem update kejelasan status, temen apa pacar. Eh sekarang udah ga sabar naik status jadi calon istri. Mana bisa secepet itu, Sel. Bertahan dong, pelan tapi pasti." jawabnya sambil ngeprint laporan.

Selfia menggelengkan kepala, dia yang tengah scroll instagram langsung menunjukkan sesuatu yang terpampang jelas di layar handphone-nya.

"Lihat ini, gaes." ujar Selfia dengan semangat. "Mas Daru upload foto Agnes dengan caption calon istri. Berarti sebentar lagi kita dapat undangan ya kan?" katanya membuat Agnes segera memeriksa aku instagram Daru.

"Widih, dempet banget mbak, udah kayak perangko ga bisa di pisahin." kata Andi turut melihat foto Agnes dan Daru di cafe beberapa waktu lalu.

"Pajak jadian, nih." teriak Mas Wahyu dari meja kerjanya.

"Minimal kopi 5 renceng lah." sambung Mas Rio penuh semangat.

"Traktir makan seminggu lah, biar mantep." timpal Aina, gadis itu masih sibuk dengan proyek baru namun tetap tidak ingin ketinggalan obrolan.

"Atau kalo ga, beli pizza satu meter." kata Mbak Wita ikutan memberi saran.

"Nah loh, rame kan. Asik nih kita bakal. kenyang mulu seminggu."

Siang harinya di jam makan siang, Agnes mengajak mereka makan siang di salah satu restoran dekat tempat kerja mereka.

Sampai di sana, ternyata sudah ada Daru yang menunggu kedatangan Agnes dan teman-temannya. Mereka mulai berkenalan dengan Daru, namun tiba-tiba Mbak Wita nyeletuk.

"Kita apa pernah ketemu ya? Kok rasanya ga asing. Mas kerja dimana sih?" tanya Mbak Wita menatap wajah Daru lekat-lekat.

Mendadak Daru sedikit panik, jujur saja dia juga mengenali Mbak Wita. Perempuan ini pernah datang ke perusahaannya untuk urusan pekerjaan. Bahkan dia sendiri yang menjamu di ruang kerjanya.

"Mas Daru kerja di Perusahaan WCS, mbak." Agnes yang mewakili Daru menjawab, agar Mbak Wita tidak penasaran lagi.

"Oh, aku pernah dateng kesana. Udah lama sih, tahun kemarin deh kalo ga salah. Mungkin kita pernah ga sengaja papasan ya? Jadi inget dikit." ujar Mbak Wita segera di angguki oleh Daru.

"Iya, mbak. Mungkin pernah papasan aja." kata Daru merasa aman. Dia dan Agnes baru menjalani hubungan, jangan sampai ada masalah menghantui hubungan mereka.

Makan siang segera mereka mulai, ada beberapa hidangan dimeja. Semua tampak menikmati dengan gembira. Bahkan Daru juga memesan untuk mereka bawa pulang.

"Mas Daru gajinya pasti gede, bisa manjain Mbak Agnes kayak gini, sampe traktir kita makan." kata Andi disela makan siang mereka. Dia terlihat lahap sekali menikmati udang bakar mentega. Terhitung sudah 4 ekor udang sudah masuk masuk perutnya. Hanya terisa kepala udang di piringnya.

Mas Wahyu mengantuk setuju. "Pastinya hasil nabung dari lama juga itu. Jadi sekarang pas udah ada uang fokus nyenengin pasangan."

"Kamu contoh itu, Mas Daru, Ndi. Pacar cuma satu, perhatiannya minta ampun. Kamu pacar ada 7 jadi bingung kan mau gimana kasih perhatian." ujar Selfia mengejek.

"Apa sih, Mbak Sel. Nuduh aku terus punya pacar 7. Padahal satu aja ga punya." jawab Andi kesal. "Mbak Sel itu harusnya contoh Mbak Agnes. Dia ga pernah sibuk ngejelekin aku, jadi sekali dapet cowok modelan Mas Daru." sambung Andi mengejek balik Selfia.

"Udah jangan berantem, nanti jodoh loh." Perkataan Mas Rio membuat Andi dan Selfia saling berpaling wajah.

"Amit-amit jodoh sama Mbak Sel. Ceweknya minta ampun." ujar Andi menggeleng.

"Siapa juga mau dapet brondong. Ceweknya banyak lagi, bikin tensi darah tinggi." balas Selfia tidak mau kalah.

Begitulah makan siang mereka di isi oleh keributan kecil antara Andi dan Selfia.

Selesai makan siang mereka kembali ke kantor masing-masing. Tidak lupa juga mengucapkan terimakasih pada Daru atas traktiran makan siang yang disebut mereka dengan istilah PAJAK JADIAN.

"Mas Daru, sering-sering aja begini. Hemat uang makan aku." kata Andi sambil menenteng bagian miliknya.

"Heh, ga sopan. Jangan gitu ih, malu-maluin aja." tegur Selfia dengan tatapan tajam. "Mas ya mas, emang mulutnya agak lemes gitu. Biasa kebanyakan makan gorengan." lanjut Selfia membuat Daru menahan tawa.

"Gapapa santai aja. Do'ain semoga rejeki aku lancar. Biar sering ajak kalian keluar. Dan semoga cepet bisa nikahin Agnes." jawab Daru membuat pipi Agnes bersemu merah.

Semua mata langsung tertuju pada Agnes, membuat gadis itu semakin malu.

"Cieee Agnes mau dinikahin." ujar Aina menyenggol lengan Agnes.

"Wah bener nih, kita siap-siap mau kondangan." sambung Mbak Wita ikut menimpali.

"Berarti siap di kenalin ke calon mertua nih." lanjut Mas Wahyu ikut menggoda Agnes.

Agnes melirik Daru, dia bingung harus menanggapi perkataan teman-temannya seperti apa. Dia sendiri tidak tahu jika Daru sudah berpikir sejauh itu akan keberlanjutan hubungan mereka.

"Besok sabtu, malem minggu, aku ajak kamu ke rumah buat ketemu mama ya." Daru sudah mempersiapkan waktu terbaik membawa Agnes pulang ke rumah. Memperkenalkan pada Mama Jelita jika ia telah menemukan tambatan hati terbaiknya.

Terkejut? Jelas saja Agnes terkejut. Dia belum menyiapkan apapun untuk bertemu calon mertuanya. Dia juga bingung jika nanti di interogasi oleh Mama Daru akan hubungan mereka. Takut juga tidak disukai oleh calon mertuanya.

"Ga kecepatan Mas? Ga nunggu beberapa bulan lagi gitu?" tanya Agnes seakan ragu dengan dirinya sendiri.

"Engga lah, ngapain juga lama-lama pacaran. Nanti ujung-ujungnya ga jadi lagi. Lagi pula lebih cepat lebih baik kan?" kata Daru mendapat anggukan dari teman-teman Agnes.

"Wah gercep banget nih. Dalam jangka waktu sebulan langsung temu calon mertua. Curiga banget bulan depan undangan pernikahan udah kesebar." Ucapan Mas Rio mendapat dukungan dari yang lain.

"Iya, bener ngapain lama-lama. Kamu aja yang udah pacaran lama malah ga jadi nikah. Mending sama yang sekarang jangan kebanyakan nunda-nunda, Nes. Daru juga udah mapan, kalian sama-sama kerja. Apa yang ditakutin? Beli beras sebulan langsung 40kg juga bisa." Mbak Wita turut mendukung keputusan Daru.

"Ini mah diks, nikahnya awal tahun depann.... " ujar Andi sambil bertepuk tangan.