Rahim pengganti atau disebut sewa rahim atau dalam bahasa inggrisnya surogasi, satu kalimat yang sangat ilegal dilakukan di Indonesia tapi legal di luar negeri.
Menceritakan sebuah keluarga yang menantikan kehadiran buah hati selama hampir 5 tahun menikah.
Karena tak kunjung hamil dan sang mertua yang selalu menanyakan apakah sang menantu sudah ada tanda-tanda kehamipan apa belum.
Akhirnya dia meminta sang suami untuk mencari ibu pengganti untuk disewa rahimnya atau disebut rahim pengganti.
Ntah nanti akan dilakukan dengan cara surogasi tradisional ataupun surogasi gestasion.
Simak yuk kisahnya antara Nayra Arasyid, Devandra Ayasi, dan Maya Wardani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikhlas merelakan
PoV Devan
Ya Allah..kenapa hari ini aku begitu gugup, padahal aku tahu aku tak pernah segugup ini tiap menghadapi sesuatu yang baru. Dan ini bukan sesuatu yang baru, melainkan sesuatu yang pernah aku lakukan 5th lalu.
Mungkin karna sudah lama aku jadi gugup. Tapi aku mencoba untuk biasa saja dan aku harus bersikap seperti biasanya. Jangan sampai membuat kesalahan yang membuatku malu sendiri.
Setelah empat hari paska aku memarahi Romi yang tak becus mengurus tugas yang aku berikan, akhirnya kemarin tugas itu telah diselesaikan dengan baik oleh Romi meski aku harus memarahinya lagi karna lagi-lagi aku gagal menikah di hari yang telah aku tetapkan.
Yaaa.....hari ini adalah pernikahanku yang kedua dengan seorang gadis yang membuatku penasaran saat petama kali aku bertatap muka langsung dengannya.
Tatapan mata itu selalu memenuhi pikiranku dan selalu mengganggu otakku untuk mencari tahu siapa sebenarnya gadis itu.
Gadis itu juga selalu membuat jantungku berdebar, selalu membuatku damai, selalu membuatku merindu saat tak melihatnya, selalu membuatku kesal saat dia tak mau menuruti keinginanku dan selalu membuatku gemas akan tingkahnya.
Apa aku jatuh cinta sama dia?
Jawabannya tidak mungkin, karna aku mencintai istriku, Maya.
Tapi aku selalu menginginkannya selalu ada di dekatku, egos ya aku.
Bohong kalau aku tidak suka padanya. Aku suka sama dia, tapi aku tidak cinta sama dia. Aku hanya mengaguminya saja. Entah nanti rasa suka dan kagum itu akan berubah jadi rasa cinta apa tidak aku tidak tahu. Yang aku tahu sekarang aku tidak mau kehilangan gadis itu, gadis yang memiliki tatapan mata seperti Rara, gadis kecil yang ku kenal dulu.
Apa gadis itu Rara?
Tidak mungkin, Nayra berbeda dari Rara.
Rara tak mungkin ada disini.
Ku lihat Maya yang memasuki kamar, aku langsung menghujaninya beberapa pertanyaan yang menurutku tidak pernah aku tanyakan sebelumnya pada siapapun.
"Sayang..."
"Gimana penampilanku?"
"Apa ada yang kurang?"
"Apa terlalu berlebihan?"
Maya terlihat tersenyum kecut saat aku menghujaninya pertanyaan yang pastinya terdengar aneh ditelinganya.
Bagaimana tidak aneh, aku yang selalu tampil percaya diri dan berwibawa tiba-tiba merasa gugup dan kurang percaya diri.
Maya berjalan mendekat kearah ku dan memegang tangan ku lembut. Dia berusaha menenangkan ku dari rasa gugup yang terlihat jelas hinggap di diriku.
Huffff
Ku hembuskan nafas pelan untuk menenangkan rasa gugup ku.
Saat ku tanyakan bagaimana persiapan Nayra pada Maya, tiba-tiba Maya menanyakan pertanyaan yang membuat bibir ini terasa kelu
"Devan..." Maya diam sejenak
"Kamu tidak akan melupakan aku kan?"
"Kamu tidak akan membiarkan aku sendiri kan?"
"Kamu akan selalu ada buat aku kan?"
"Kamu akan selalu sayang dan cinta sama aku kan?"
"Kamu..." Maya tidak dapat meneruskan pertanyaannya, dia sudah menangis dipelukan ku.
Aku hanya diam saja tak membalas pertanyaan Maya, tapi aku tetap membalas pelukannya dan mengelus punggung Maya yang terekspos.
Aku kaget kenapa Maya berpakaian seperti itu.
"Aku hanya ingin tampil cantik dan berbeda untuk hari bahagia kamu dengan Nayra." kilahnya
Aku mencoba meredam rasa kesalku dengan membiarkannya melakukan apa yang dia suka untuk hari ini.
Aku tahu dia pasti sakit dan cemburu melihat aku, suaminya menikah dengan wanita lain meski itu keinginan dari Maya sendiri.
Setelah aku dan Maya merasa tenang kini kami keluar dari kamar dan menuju halaman belakang yang telah disulap menjadi tempat akad nikah aku dan Nayra.
Kurang lima menit lagi aku akan menikah dengan Nayra dan memiliki dua istri. Oh astaga....itu tak pernah ada dalam benak ku untuk memiliki dua istri. Memimpikannya saja tak pernah.
Apa aku sanggup untuk berlaku adil nanti pada mereka? Aku tidak ingin ada yang tersakiti nantinya. Aku melakukan ini semua karna tuntutan. Karna aku tak ingin pisah dengan Maya.
Ditengah lamunanku Maya menyentuh tangan ku lembut, membuatku menoleh ke arahnya. Dia tersenyum padaku "Nayra sudah datang, aku mundur dulu yaa." Maya lalu menggeser posisi duduknya yang tadinya duduk di samping ku, pindah duduk di kursi tamu undangan.
Ku lihat Nayra yang berjalan di gandeng Romi, dia begitu cantik.
Tapi tunggu......
Kenapa bajunya terbuka?
Dimana baju yang aku pilihkan?
Ku tatap tajam Romi yang menggandeng calon istriku yang sebentar lagi akan menjadi istriku itu.
Romi yang melihatku menatap dengan sorot mata tajam tampak cuek dan santai saja. Bahkan dia terlihat mengejek ku karna dia sudah lebih dulu bisa memegang Nayra daripada aku.
Tunggu saja kau Romi, batinku geram.
Setelah Romi mempersilahkan Nayra duduk di sebelah kiri ku, Romi membisikkan sesuatu padaku. Aku hanya mengangguk dengan rasa kesal dan geram akan kelalaian Romi.
Baiklah...sebentar lagi aku akan menjadi suami dari Nayra. Salah, maksudnya sebentar lagi Nayra akan menjadi istri kedua ku, madu dari istri pertama ku, Maya.
Ku lirik Nayra yang duduk disebelahku. Ya Allah kenapa dengan jantung ini. Jangan sampai aku membuat kesalahan karna rasa gugup ku ini.
PoV Author
Acara Ijab Kabul telah diselesaikan Devan dengan baik dan lancar dengan sekali tarikan nafas.
Setelah selesai menandatangani surat dokumen bukti nikah, Devan dan Nayra duduk berhadapan mereka saling pandang sesaat setelah itu Nayra mencium tangan Devan lama.
"Ya Allah..semoga pernikahan sesaat ini menjadi pernikahan penuh berkah, kebahagiaan dan kesejahteraan. Menjadi pernikahan pertama dan terakhir untuk ku. Aamiin" doa Nayra dalam hati
Begitupun dengan Devan yang setelah Nayra mencium tangannya dia kemudian mencium kening Nayra lama.
"Ya Allah...Semoga aku bisa berlaku adil pada mereka. Dan pernikahan sesaat ini tidak akan menjadi bumerang dalam kehancuran keluarga kecilku ini. Semoga bahagia dan sejahtera penuh dengan keberkahan dan keikhlasan. Aamiin." doa Devan dalam hati, semoga Maya benar-benar ikhlas merelakan aku menikah lagi, lanjut Devan.
Maya menangis dalam senyuman. Dia bahagia karna sebentar lagi Dia dan Devan akan segera mendapatkan apa yang mereka inginkan selama ini. Dia sedih karna harus suka rela berbagi suami dengan Nayra, madunya itu.
"Semoga aku bisa ikhlas berbagi dengan mu Nayra. Semoga aku tidak akan iri jika nanti kamu hamil dan Devan lebih perhatian padamu daripada aku. Semoga kita nantinya akan selalu bahagia sampai tiba waktunya aku atau kamu yang akan pergi." harapan Maya saat melihat pancaran kebahagiaan dari mata Devan dan senyum Devan yang dari tadi tak pernah luntur saat sesudah mengucapkan janji sucinya dengan Nayra. Bahkan Devan selalu menatap Nayra penuh damba dan memuja.
"Sebahagia itukah kau Devan saat bisa menikah dengan Nayra? Kenapa tatapan memuja itu tak pernah kau tunjukkan padaku? Apa kau benar mencintai ku Devan? Atau kau hanya terobsesi padaku?" batin Maya saat melihat Devan dan Nayra yang terlihat bahagia.
***
Ikhlas itu berat maka teruslah berjuang
Ikhlas itu ketika kita melakukan kebaikan terhadap orang lain dan melupakannya karena tidak ingin balasan dalam bentuk apapun.
Tujuannya semata-mata karena Illahi Robbi.
Ikhlas adalah nama lain dari terpaksa, kemudian terbiasa.
***