NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:65.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertempuran di Bekas Kotaraja ( bagian 3 )

Pangeran Alas Larangan mendengus geram dengan tantangan dari Tumenggung Sakri.

"Setan alas!!! Belum waktunya kau sombong di hadapan ku!!! "

Segera Pangeran Alas Larangan memutar Golok Iblis Air milik nya. Hawa dingin langsung terasa di sekitar tempat ia berdiri. Tanpa membuang waktu lagi, Pangeran Alas Larangan langsung menjejak tanah dengan keras hingga tubuhnya melenting tinggi ke udara. Setelah itu, dia meluncur cepat ke arah Tumenggung Sakri sembari mengayunkan golok besar nya.

"Mampus kau keparat..!!

Chhhiiiiiiyyyyyaaaaaaattttttt..... "

Shhhrreeeeeeetttt.....!

Gelombang angin dingin menderu kencang ke arah Tumenggung Sakri, berbarengan dengan ayunan Golok Iblis Air yang memancarkan pamor biru gelap. Menggunakan kedua tangannya untuk memegang erat gagang Pedang Naga Api, Tumenggung Sakri menyambut kedatangan serangan lawan dengan tebasan pedang di tangannya.

Thhhrrraaaannngggg...

Bllllllaaaaaaaaaaaaaammmmmmm!!!!

Ledakan tersebut mengguncang tempat pertempuran ini. Namun tak menyurutkan semangat para prajurit Medang yang mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan memenangkan pertempuran ini.

Pangeran Alas Larangan terpental mundur jauh ke belakang namun dengan cerdik menggunakan Golok Iblis Air nya untuk menyangga tubuh hingga masih bisa tegak meskipun dengan satu dengkul menyangga badan. Darah segar terlihat meleleh keluar dari sudut bibir nya menjadi pertanda bahwa ia menderita luka dalam yang cukup parah.

Sementara itu, Tumenggung Sakri pun juga tak kalah menderita. Tubuh nya terpelanting ke belakang dan berguling guling beberapa kali. Akan tetapi murid paling pintar di Padepokan Padas Putih ini cepat berdiri dan mengusap sisa darah di mulutnya dan bersiap untuk melanjutkan pertempuran.

Melihat keadaan pimpinan mereka yang sudah luka dalam cukup parah, Kalajati Si Dewa Angin salah satu sesepuh Alas Larangan segera memerintahkan kepada para anggotanya untuk mengepung Tumenggung Sakri. Tujuannya hanya untuk membuat sibuk sang perwira tinggi prajurit Medang ini dan bisa menyelamatkan nyawa Pangeran Alas Larangan.

Sepuluh orang anggota Alas Larangan menerjang maju setelah mendapat perintah dari Si Dewa Angin. Semuanya langsung membabatkan golok besar yang menjadi ciri khas dari Alas Larangan ke arah Tumenggung Sakri. Sang perwira tinggi prajurit Medang pun tak gentar dan langsung menyambut serangan mereka dengan tebasan Pedang Naga Api di tangannya.

Shhhrreeeeeeetttt thhhrrraaaannngggg....

Trraaaaaaakkkkkkkk...!!!

Golok golok besar milik anggota Alas Larangan seketika patah begitu beradu dengan Pedang Naga Api di tangan Tumenggung Sakri. Mereka semua terpental mundur dan ini dimanfaatkan oleh Tumenggung Sakri sebaik-baiknya. Dia langsung melayangkan tendangan keras bertubi-tubi ke arah mereka.

Dhhhaaaaaaaassssshh dhhhaaaaaaaassssshh..

Aaaaauuuuuuugghhhh!!!

Sepuluh orang anggota Alas Larangan langsung terjungkal setelah menerima tendangan cepat beruntun dari sang perwira. Dua orang murid utama Alas Larangan mencoba memanfaatkan situasi dengan menusukkan golok besar mereka ke arah pinggang Tumenggung Sakri dari belakang. Namun sang murid Padepokan Padas Putih yang waspada, dengan cepat memutar tubuhnya dan melompat mundur sambil menghantamkan telapak tangan kirinya yang berselimut cahaya merah menyala ke arah mereka.

Whhhuuuuummmmm...

Bllllllaaaaaaaaaaaaaammmmmmm!!!

Dua orang pembokong ini sama sekali tidak menduga kalau ada serangan balik seperti ini. Keduanya hanya bisa melotot sambil pasrah kala cahaya merah menyala berhawa panas ini menghantam tubuh mereka. Keduanya terpental ke belakang dan jatuh ke tanah dengan tubuh gosong seperti baru terbakar api.

Tumenggung Sakri terus mengamuk di tengah kepungan musuh. Namun, meskipun sudah terluka, akan tetapi dia malah semakin menggila seperti banteng yang terluka, mengamuk dan membantai siapapun yang mencoba untuk menyerang. Ini membuat jerih para anggota Alas Larangan yang mengepungnya.

Di sisi lain pertempuran..

Prabu Airlangga setelah meminjamkan Pedang Naga Api kepada Tumenggung Sakri, dia langsung melesat ke arah makhluk menyeramkan yang sedang mengobrak-abrik pertahanan prajurit Medang. Tanpa ragu-ragu dia langsung menghantamkan tapak tangan kanan nya yang berselimut cahaya putih kebiruan ke arah badan makhluk aneh berkepala kerbau namun bertubuh manusia ini.

Bllllllaaaaaaaaaaaaaammmmmmm!!

Hhoooooooaaaaarrrrrrgggghhhh...!!!

Tubuh makhluk setengah kerbau setengah manusia ini langsung terbanting ke belakang dan menghujam tanah di belakangnya dengan keras. Tapi ia bangkit lagi dan luka akibat hantaman Ajian Guntur Saketi ini perlahan menutup kembali. Dia menatap tajam ke arah Prabu Airlangga dengan penuh amarah.

"Apakah ini sikap ksatria dari Kahuripan hah?! Menyerang dari belakang? Chhhuuuiiihhhhh...

Sungguh-sungguh menjijikan!!! ", maki manusia setengah kerbau ini penuh ejekan.

" Dalam perang, ada kaidah yang harus ditaati tapi ada juga yang boleh di langgar karena perang hanya punya satu tujuan yakni untuk mengalahkan musuh.

Hai manusia setengah kerbau, lawan mu adalah aku. Majulah, aku yang akan menjadi tandingan mu.. ", ucap Prabu Airlangga segera.

Ya, manusia setengah kerbau ini merupakan wujud ilmu kedigdayaan milik Patih Mpu Lodra yang bernama Ajian Mahesasura. Ajian ini mampu membuat sang pemakai nya memiliki kekuatan sekuat sepuluh ekor kerbau dan pada tahap puncak mampu mengubah wujud nya menjadi manusia setengah kerbau dengan kekuatan 50 ekor kerbau. Inilah yang menjadi penyebab Patih Mpu Lodra begitu disegani di Lewa karena memiliki kekuatan yang luar biasa.

Manusia setengah kerbau yang merupakan perubahan wujud dari Patih Mpu Lodra ini mendengus keras. Dia langsung mengais tanah dengan kaki kanan nya sebelum berlari kencang ke arah Prabu Airlangga dengan memajukan kepalanya, hendak menyeruduk ke arah Sang Maharaja Medang.

Melihat itu, Prabu Airlangga sama sekali tidak bergeming sedikitpun dari tempat nya berdiri. Seolah-olah dia ingin beradu tenaga dengan sang manusia setengah kerbau. Ini langsung membuat Tumenggung Renggos cemas setengah mati.

"Weladalahh, Gusti Prabu minggir gusti.. Jangan ladeni si kerbau gila itu.. !! ", teriak keras Tumenggung Renggopati sambil berlari ke arah Prabu Airlangga, bermaksud untuk menolongnya.

Dia sama sekali tidak peduli dengan prajurit Lewa yang mencoba untuk menghadang nya. Akan tetapi ganguan mereka cukup memperlambat laju pergerakan nya hingga tak sempat lagi bergerak saat manusia setengah kerbau penjelmaan Patih Mpu Lodra mengayunkan tanduknya yang lancip ke arah Prabu Airlangga.

Shhhheeeeepppp!!

Prabu Airlangga dengan cepat menangkap ujung tanduk manusia setengah kerbau itu namun tubuhnya masih terdorong mundur saking kuatnya tenaga sang makhluk jadi-jadian. Menyadari itu, Prabu Airlangga pun langsung mengerahkan seluruh tenaga nya dan menancapkan kaki nya ke tanah yang seketika membuat pergerakan nya berhenti seketika.

Manusia setengah kerbau penjelmaan Patih Mpu Lodra ini masih berusaha keras untuk menyeruduk Prabu Airlangga akan tetapi usahanya sia-sia karena sekuat apapun ia berupaya, sang Maharaja Medang sama sekali tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri.

Adu kekuatan ini berlangsung menegangkan.

Perlahan Prabu Airlangga yang mengerahkan seluruh tenaga dalam nya mampu membuat nya menekan tanduk tajam manusia setengah kerbau itu ke bawah. Tak ingin berlama-lama berurusan dengan makhluk jadi-jadian ini, Prabu Airlangga memuntir kepala kerbau ini sembari berteriak lantang.

Haaaaaaarrrrrrrrrrggggggghhhhh!!!

Tubuh besar manusia setengah kerbau ini terbanting ke tanah. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Prabu Airlangga Airlangga langsung menaiki punggungnya dan memutar kepala nya sekuat tenaga.

Krrreetteeeeekkk krraaaakkkkk!!!

Bunyi tulang patah terdengar keras saat kepala manusia setengah kerbau itu berubah arah. Seketika itu juga ia tewas dengan leher patah dan kepalanya menghadap ke belakang. Prabu Airlangga menghela nafas lega seraya menyeka keringat yang membasahi dahi lalu berdiri. Sementara itu Tumenggung Renggos yang baru sampai langsung menatap ke arah manusia setengah kerbau ini.

"Mati dia Sinuwun Prabu? ", tanya Tumenggung Renggos setengah tak percaya. Dia lalu menyepak paha manusia setengah kerbau itu.

" Ya mati lah Kakang. Kalau bukan dia yang mati, pasti aku yang akan mati.. ", jawab Prabu Airlangga acuh tak acuh.

" Hehehehe, iyaa iya Gusti Prabu hehehe.. Pasukan kita sudah unggul, tinggal kita menyelesaikan si Panuda itu. Tadi dia ada disana eh loh kok sudah tidak ada. Gajahnya juga tidak kelihatan lagi. Kemana dia? ", Tumenggung Renggopati celingukan kesana kemari mencari keberadaan sosok Prabu Panuda yang tadi sempat dilihatnya.

" Sepertinya dia sudah kabur, Kakang Tumenggung.. ", ucap Prabu Airlangga sembari mengedarkan pandangan nya ke seluruh tempat itu.

" Semelekete...

Tak cocok dengan kesombongannya tadi pagi. Dasar kurang ajar, kemana kabur nya raja keparat ini? ", maki Tumenggung Renggos segera.

Dari arah kiri, Senopati Mapanji Tumanggala berkuda cepat ke arah sang raja Medang. Begitu sampai, dia segera melompat turun dari kuda nya dan menghormat pada Prabu Airlangga seraya berkata,

" Sebagian prajurit Lewa sudah mundur ke arah Kotaraja Lewa, Gusti Prabu.

Mereka mengawal Prabu Panuda.. "

1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
...
andymartyn
YANG BENAR SAJA,,,,
Bontot daermawan
maaf baru coment.tpi sya tau ceritanya bagus klau bisa cerita dari daerah jawabarat kang ,
Eddy Airborne
lanjutkan
Kakasefti
ditunggu up selanjutnya
AbhiAgam Al Kautsar
apa yg akan di lakukan prabu Airlangga... temukan jawabannya pd chapter selanjutnya...
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
HAAAAAAAAHHH!!! 😳 😳 😳
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Hhiiiy... bauu nafasnya kedengeran 😁
total 1 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
naah, orang yang seperti ini nih yang cocok bertemu dengan salah seorang Punokawan, kalo nggak Bancak yaa Doyok 😁 biar bisa ditempeleng sama mereka, kali aja setelah di tempeleng otak nya waras lagi kalo nggak juga ya mati sekalian.. pemimpin kok gampang bgt di provokasi 😠😠🙄
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Ha ha ha... klo ditempeleng makin oleng dong 😅
total 1 replies
Andbie
sepertinya cukup bancak dan doyok saja yg menghadapi kemelut wanua pulung
Casudin Udin
hadeeh.. ngagetin saja kg ebez ini..
ini tengah mlm loh aku bacanya.. 😁
Heryala Hery
weleh2,,terkejutnya... 🙄🙄🙄👊🏾👊🏾👊🏾
Windy Veriyanti
Prabhu Airlangga...segeralah membantu Ki Warok Surotani...
Buyut Anom
lanjut kang......
Tarun Neni
mertuanya watugunung sekaligus kakek mertuanya Tejo laksono
Risriyadi 45
bagus cerita nya berurutan
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
ah.. rupanya kakak adek suro, Surogati dan Suropati pasti lahirnya pas malam Suro (malam satu suro) 😁 Mertuanya Watugunung iko loh, Eyang kung nya Den Lelono bopo ne Rara Cempluk 😁
Andbie
akhirnya mbah suro muncul.. surogati dan suropati masih menunggu suro suro lainnya
Eddy Airborne
lanjutkan
andymartyn
lanjut,,,
khasna aldiyara
mertua Panji watugunung kalo gak salah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!