Melody Cinta Nayla

Rey sudah berada di hadapan Nay, Nay berjongkok,menutup telinganya dan gemetar ketakutan.

"Tolong jangan" Nay masih memejamkan matanya dan menutup telinganya.

"Hei aku hanya bercanda" Rey berjongkok dihadapan Nayla.

"Apa?" Nay mendongak menatap Rey yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Kau benar benar ketakutan?" Nay mengangguk matanya bahkan sudah berkaca kaca. "Maaf aku tidak bermaksud mengerjai mu aku hanya geli melihat mu dengan raut ketakutan seperti itu" Rey menyelipkan rambut Nayla yang tergerai berantakan "Maaf"

"Kau hanya bercanda"

"Ya,tapi jika itu mau mu aku akan melakukannya dengan senang hati" Rey mengedipkan sebelah matanya.

"Astaga aku sangat takut" Nay memukul dada Rey.

"Dengar aku benar benar mencintaimu maka dari itu aku tak akan pernah memaksamu untuk melakukan itu,aku akan menunggu hingga kau sendiri yang datang kepadaku"

Nay menubruk Rey dan memeluknya, Rey yang tak siap pun sampai terjengkang ke belakang beruntung tubuhnya masih bisa menyeimbangkan jika tidak mereka akan terjatuh di lantai.

"Terimakasih"

"Apa hanya terimakasih?" Nay mendongak lalu mengecup pipi Rey sekilas.

"Apa itu bisa di simpulkan bahwa kau menerimaku?"

Nay hanya mengangguk sambil tersipu "Oh terimakasih" Rey mencium dahi Nayla dalam "Aku mencintaimu"

"Aku juga" cicit Nayla.

"Apa yang kau katakan aku tak mendengarmu"

"Aku juga"

"Aku juga apa?"

"Aku juga mencintaimu" Pipi Nay bahkan sudah memerah sekarang,Rey menyusupkan jarinya ketengkuk Nayla mendekatkan bibirnya ke bibir Nayla dan melu matnya,Nay yang tak pernah berciuman hanya diam hingga Rey menggigit bibir bawah Nay hingga terbuka dan menelusupkan lidahnya menelusuri setiap inci dalam mulut Nay,ciuman Rey sungguh membuatnya terbuai bahkan sampai kakinya terasa lemas Nay meremas jas Rey mencari kekuatan untuk terus berdiri, Tangan Rey mengarahkan tangan Nayla utuk melingkar dilehernya,sementara tangan Rey melingkar di pinggang Nay dan mendekapnya merapatkan dengan tubuhnya.

Rey melepaskan pangutannya ketika Nay memukul dadanya, Rey baru tersadar.

Sungguh Rey tak bisa berhenti dan tak mau berhenti, nafas mereka masih menderu,Nay bahkan sampai tersengal dan matanya melotot tajam kearah Rey "Aku bisa mati kehabisan nafas"

"Maaf aku tak bisa berhenti,kau sungguh manis"Rey mengusap bibir Nay yang masih basah karna salivanya,dan menyisakan bengkak.

"Selamat pagi sayang" Nay masih menggeliat bahkan matanya masih terpejam, "Sepertinya tidurmu nyenyak sekali" Rey menyelipkan rambut Nay ke belakang telinga,agar tak menghalangi pandangannya dari wajah cantik Nayla.

Nay berhasil membuka matanya mendadak pipinya merah mengingat sesuatu malam tadi,dan sekarang Nay bangun masih dalam dekapan Rey,Nay tidur dengan Rey, ya hanya tidur tak melakukan apapun,dan pakaian mereka masih lengkap,Rey benar benar menahan hasratnya.

"Selamat pagi" Rey mengecup dahi Nay.

"Pagi"

"Ayo mandi kau harus mencuci ilermu" kata Rey

Nayla meraba pipinya,ah kalau sampai dirinya ileran saat tidur dihadapan Rey malu sekali "Benarkah,apa semalam aku mendengkur"

"Ya sangat kencang"

"Ya ampun aku malu sekali" Nay menutup wajahnya dengan tangan.

"Tak masalah sayang dengkuranmu seperti nyanyian nina bobo untuk ku"

"Hah.. mana mungkin seperti itu"

"Sudahlah ayo mandi Mei sudah membawakan pakaian untuk mu kita harus sarapan, dan aku ada pertemuan penting hari ini"

"Mei ada disini?"

"Ya, dia sudah menunggu dibawah,ayo cepat" Nay mengangguk, Rey beranjak bangun dari baringannya dan keluar dari kamar,setelah mencuri satu kecupan dibibir Nay.

Baru Nay sadari kalau Rey sudah rapi dengan kemeja dan dasi yang sudah terpasang di lehernya, Ya ampun Nay benar benar malu karna terlambat bangun.

"Wah ada yang sudah menghabiskan malam panas bersama" Begitu Nay tiba di meja makan Meilani menggoda Nay.

"Siapa yang semalam mengunci kakak didalam kamar"Nay hendak menjewer kuping Meilani,namun Meilani menghindar hingga terjadi kejar kejaran mengelilingi meja makan, hingga suara Rey menghentikan Nay "Sudahlah sayang ayo kita sarapan,kau harus mengisi perutmu" Rey menarik Nay hingga jatuh di pangkuannya.

"Ooohh sayanggg,romantis sekali" goda Mei,pipi Nay lagi lagi memerah dan sekarang karna godaan Meilani.

"Sudah Mei cepat duduk dan makan"

"Ya baiklah"

Nay berontak dan memilih duduk di dekat Meilani,yang benar saja dia harus duduk dipangkuan Rey sedangkan ada Meilani,dan satu lagi ada Bram sang asisten.

Rey terkekeh melihat tingkah Nay yang terlihat malu,sungguh ini adalah pagi yang membahagiakan bagi Rey melihat senyum Nay dan wajah Nay bahkan sejak bagun tidur,Rey sudah tak sabar untuk melakukan itu setiap hari dan setiap waktu dalam hidupnya.

Jangan lupa Like,Komen dan Votenya.

Terimakasih sudah membaca🙏