NovelToon NovelToon
Mama Untuk Alleta

Mama Untuk Alleta

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Anak Genius / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: ALphino

Apa kamu pernah mendengar, bahwa Tuhan memberi rasa sedih kepada manusia dalam takaran yang sama jadi jika hari ini kamu menghabiskan rasa sedihmu, maka esok hari yang tersisa hanya bahagia.

Ehmm, mungkin itu yang di alami Raina, hidup melarat selama puluhan tahun, berbagai cobaan telah mendera keluarganya, namun dia tetap percaya, bahwa Tuhan bekerja dengan caranya sendiri.

Pertemuan Raina dengan keluarga Sebastian mengubah hidupnya, juga mengubah hidup orang-orang di sekitarnya, hingga dia harus menjadi ibu dari seorang gadis kecil yang bernama Aleta.

Lalu bagaimana rasanya menjadi ibu tanpa mengandung, tapa melahirkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALphino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Rona merah jambu.

Mata Raina membulat, melihat Monica mengenakan baju yang di belikan Bu Lidya untuknya, ingin sekali rasanya dia menjambak rambut si rubah betina, beraninya dia membuka lemari pribadinya.

"rain, bisa tolong ambilkan itu?" Allan mengalihkan pandangan Raina, ujung telunjuknya mengarah pada satu piring perkedel kentang yang ada di dekat Raina. Tanpa basa-basi Raina mengambilkan satu perkedel untuk suaminya.

"selamat pagi semuanya, wah, sayang banget, aku ngga pernah sarapan nasi, nanti aku bisa gemuk". kata Monica saat melihat menu sarapan di meja makan. Lalu dia mengambil satu buah apel dan segera menggigitnya.

"mama, sudah". kata Aleta setelah satu piring nasi , semur dan dua buah perkedel berhasil masuk ke perutnya.

"ya udah, ke atas aja yuk". kata Raina setengah berbisik, lalu Aleta mengangguk.

"mau kemana rain?"

"ke atas mas". Raina tidak melihat suaminya, dia melenggang pergi sembari berbisik-bisik kecil dengan Aleta.

Allan seolah kehilangan nafsu makannya, dia meletakkan sendok meski baru dua suap yang masuk ke mulutnya.

"kamu pulang saja,hari ini aku akan pergi menjenguk mama".

"kenapa? kamu mau melanjutkan adegan semalam dengan wanita dungu tadi?" sindir Monica pada kekasihnya.

"siapa yang kamu sebut dungu?"

"istrimu, si dungu yang tidak punya pendirian".

"apa maksudmu?" Allan mulai tersulut emosi, dia menatap Monica dengan muak.

"dia sepakat untuk menikah, tapi membiarkanmu tetap berhubungan denganku, tapi sekarang dia menggoda kamu, dasar munafik". Monica mencebik.

"dia tidak pernah menggodaku, aku yang menginginkannya".

"apa?" Monica terkejut, dia memekik pelan, seolah tenggorokannya tercekat oleh benda keras yang menahannya menelan ludahnya sendiri.

"pulanglah, dan satu lagi, jangan pernah menyentuh barang-barang Raina, bilang padaku jika kamu menginginkannya, akan ku belikan yang kamu mau". Allan berdiri, meninggalkan Monica yang masih membeku.

-

"Aleta, jangan lari-lari, nanti kamu jatuh sayang". pekik Raina ketika Aleta berlari mengejar papanya yang sedang mengisi powercard yang di buatkan oleh Johan saat pertama kali mereka timezone.

Brukk

Aleta tersungkur, namun gadis kecil itu segera bangkit sebelum Raina tiba di dekatnya. "its okay mama". senyum lebar menghiasi wajah itu, mata polosnya membuat Raina tidak mampu berbuat apa-apa.

"ada apa rain?"

"Aleta jatuh, saat berlari mengejarmu". Tanpa banyak bicara, Allan meraih Aleta dan membawanya dalam gendongannya.

"Aleta mau main itu". kata Aleta, sembari menunjuk permainan hit hamster.

"emang Aleta bisa?" tanya Allan.

"bisa, waktu itu main sama om Jojo". Allan mengernyitkan dahinya, mencoba menemukan orang yang bernama om Jojo dalam ingatannya.

"Johan maksudnya". Raina memberi jawaban atas pertanyaan Allan setelah melihat suaminya tidak menemukan titik terang.

Sepanjang waktu ketika mereka ada di timezone, Allan yang lebih banyak mengurus Aleta, Raina hanya mengikutinya dari belakang dengan membawa perlengkapan Aleta.

"Aleta senang?" Allan menyelipkan anak rambut Aleta yang basah karena keringat ke belakang telinganya.

"senang, Aleta besok bisa cerita sama Bilqis, sama Leony sama temen-temen yang lain kalo Aleta juga dia ajak jalan-jalan sama papa dan mama".

Deg

Jantung Allan seperti di tikam benda tajam, seolah organ tubuhnya mendadak lumpuh, dia bersimpuh sambil memeluk anaknya.

"maafin papa ya". bisik Allan dengan suara parau, seolah tenggorokannya tercekat batu besar.

"no problem papa". kata Aleta, gadis kecil itu membelai rambut papanya yang menutupi sebagian dahi.

"papa janji, mulai hari ini, setiap liburan kira jalan-jalan ". Dengan girang Aleta bersorak Sorai, bahagia sekali mendengar papanya akan mengajak dia jalan-jalan setiap liburan.

"kita pulang rain, Aleta sudah lelah sepertinya".

"Aleta mau makan eskrim". sergah di gadis kecil yang menjadi pusat perhatian mereka berdua.

"oke, mari kita makan eskrim sepuasnya". Dengan nada riang Allan membimbing jalan, sedangkan Raina tertinggal di belakang.

"rain.." uluran tangan Allan mengejutkan Raina, dia tidak mengerti arti dari uluran tangan itu, apakah Allan meminta sesuatu darinya.

"apa mas? susu? cemilan?" Raina tergagap-gagap.

"tanganmu". jawab Allan, namun Raina tetap membatu, Allan yang tidak sabar segera mundur selangkah dan meraih tangannya.

Semu merah jambu terlihat jelas di wajah Raina, genggaman kuat tangan Allan yang besar menghangatkan hatinya, bibirnya tak bisa berhenti mengulum senyum.

Jika di lihat dari segi fisik, Raina tampak sempurna, namun jelas terlihat bahwa dia terlalu muda untuk memiliki anak seumuran Aleta, hampir semua orang yang berpapasan dengan mereka di timezone memandang dua kali, mungkin ada beberapa yang bergunjing, mengingat Raina yang baru berusia awal 20an itu dipanggil mama oleh anak yang berusia hampir 4 tahun, bisa di bayangkan usia berapa dia mengandung Aleta jika dia benar-benar ibunya.

Tanpa sadar, waktu berlalu, setelah dari toko eskrim, mereka mampir ke toko boneka, toko sepatu roda dan membeli banyak cemilan untuk keseharian Aleta, akhirnya mereka pulang, dalam perjalanan, si tuan putri tertidur dalam pangkuan Raina, dengan lembut dia membelai, mendekap erat saat mobil melewati jalan berlubang, membenarkan anak rambut yang jatuh di wajah, serta terus mengecupi puncak kepala anak sambungnya, Raina sama sekali tidak terlihat bahwa dia adalah sesosok ibu tiri.

Sesampainya di rumah, Allan menyadari kehadiran orangtuanya, mobil Alphard milik pak William telah bertengger di halaman depan.

"assalamualaikum". Allan menyapa penghuni rumah dengan setengah berteriak, berharap orangtuanya melihat kebahagiaan keluarga kecilnya.

"walaikumsalam". jawab Bu Lidya yang sedang berjalan dari arah dapur.

"mama sudah dari tadi?" sapa Raina sembari mencium tangan mertuanya, lalu mereka berpelukan.

"sudah, dari tadi jam 10 pagi".

"berarti kita berangkat mama datang ya rain".

"iya mas".

"oh iya, bapak di mana ma?"

"bapakmu lagi ikut reuni di Bali rain, mama malas ikut, jadi selama seminggu mama mau disini, kangen-kangenan sama kalian, ngga apa-apa kan?"

"Allan senang sekali, akhirnya mama pulang". Allan ingin sekali memeluk mamanya, tapi saat ini dia sedang menggendong Aleta.

Kedatangan Bu Lidya berarti hal buruk bagi Raina, bukan karena dia membenci mertuanya, atau tidak rindu dengan sosok ibu yang di sayanginya, tapi berarti malam ini dia harus tidur sekamar dengan suaminya. Raina bergidik, membayangkan apa yang akan terjadi, meski telah puluhan malam dia tidur dengan Allan dan lelaki itu tetap menepati janji.

-

Jam dinding menunjukkan pukul 22.50, namun Raina masih terjaga, berbaring membelakangi Allan, berharap pria itu mengira dia sudah tidur.

"rain, kamu sudah tidur?"

"sudah". eh.. apa? bagaimana dia menjawab jika dia benar-benar sudah tidur, Raina memukul pelan bibirnya sendiri, merasa bodoh dengan perbuatannya.

"rain, kemarilah". ucap Allan sembari mengambil guling keramat yang selama ini menjadi sekat pemisah antara mereka berdua.

"kenapa?" Raina beringsut, perlahan menghadap Allan yang bergeser mendekatinya.

1
Happy Family
tak guna air mata C Allan tu ... sakit hati aku....hahahahaha
Happy Family
aku tak berasa sedih baca kisah Allan yg sedih menitiskan air matanya... aku nyampah dgn perwatakan c Allan... hahahahaha ... mcm dia pulak yg tersakiti,konon sedih sudah buat hidup anak org kucar kacir .. entah kenapa,aku Tk dpt selami watak c Allan ni .. maaf sudah terlanjur tk suka Dr awal sih... watak Rain, Aletta, bapak Rain aku sedih....
Happy Family
air mata buaya tu C Allan.... sikit² nangis ... konon sedih.... tp tak insaf²... pooodhaaaa
Ruzita Ismail
Luar biasa
Wiwik Andayani
Alan orang Situbondo ko spt opa korea
Happy Family: penduduk Situbondo orgnya seperti apa Dek?
total 1 replies
23. Satrio Gumelar
wih,kampung rawa jakarta,itu mah rumah masa kecil ane,sebelah mana nya mba rain
Mamma Miauw
Luar biasa
Lendra Wati
bagus dan menarik
Lilis Chandra
bagus
Nia Yusniah
awal yg sedih
Mia Sukatmiati
aneh kok mamanya Allan kayak gak ada sayang sayangnya sama Aleta,,pdhl begitu sayang dan welcome sama Raina yg bukan siapa siapanya,,ada apa dengan Aleta
Happy Family: adu domba si Marni kali....
total 1 replies
sherly
pelakor ngelunjak perlu diceburin ke laut
sherly
Allan ini bego apa pura2 bego..
sherly
jijiklah rain tidur dikasur bekas kamu dan selingkuhanmu.. ngk punya hati kamu allan
sherly
ya ampun hidup apa yg kamu jalanin Raina, tega banget Allan...
sherly
papamu gatel
sherly
ngk modal kamu Allan kalo mau gituan Ama Monic di hotel donk, ngk punya hati kamu emang sialan
sherly
geli aku Ama karakter Allan, katanya mantan aparat tp kok kyk gt, blm lg BPKnya jenderal hadew
sherly
Monica dokter gadungan
sherly
Allan sialan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!