Sang Pengacau

Teja terperosok di dalam Luweng (lubang kecil yang dalam) entah kebetulan atau apa , tadi sewaktu berjalan tanah yang di pijak seakan membuka dan menarik kakinya.

Dengan tenaga dalamnya Teja mencoba melompat keatas , berniat menggunakan ilmu meringankan tubuh yang dikuasainya.

Semakin kuat dia berusaha keluar , semakin terasa susah Teja bergerak.

Seakan - akan ada kekuatan yang menyedot nya dari dalam Luweng tersebut.

Entah sudah berapa lama Teja meluncur di lubang sempit tersebut.

Setelah mencoba dan mencoba tak berhasil naik , akhirnya Teja pasrah.

Dia hanya bisa berdoa kepada Sang pemberi kehidupan agar di beri keselamatan

"Ya Hyang Wenang.. selamat kan diriku , aku belum pingin mati hari ini , aku masih ingin memberantas segala kejahatan, aku masih ingin bertemu ibu kandungku dan bla.bla..bla...

Entah sudah berapa kata - kata di ucapkan, berapa harapan - harapan di ungkapkan, berapa permintaan - permintaan di sampaikan , dalam perjalanan di lorong itu yang terasa sangat lama , apa memang lorong nya yang panjang atau adakah sesuatu yang sedang terjadi.

Dunia di dalam Luweng tersebut terasa berputar dan memabukkan .

Dan akhirnya Teja tak sadar kan diri.

Suasana sangat tenang , hanya terdengar tetesan alir bersahutan seakan melodi sebuah musik yang mengalun.

Teja membuka mata , sayup-sayup terdengar bunyi irama tetesan air yang terasa Indah di telinga .terasa menenangkan jiwa.

Teja pasrah belum berani bergerak.

"Apakah aku sudah mati , jadi mati itu tenang kayak gini ",

Tapi aku masih merasakan badanku pegal-pegal.

Dia mencoba menggerakkan tangan ternyata bisa digerakkan , kakinya juga di gerakan ternyata juga bisa , akhir nya dia mencoba membuka mata dengan perlahan.

Tampak atap sebuah ruangan dari batu yang sangat indah , bagai zamrud berwarna hijau muda dengan agak berpendar mengeluarkan semacam sinar agak kehijauan .

Tempat ia berbaring semacam marmer yang terasa sejuk di kulit nya.

Walaupun dia tahu saat itu berada di sebuah ruangan tertutup , tapi tidak merasakan pengap , bahkan terasa sejuk dan segar udaranya.

Tidak tampak ada jendela tapi ruangan itu tetap terang.

Teja kemudian berdiri memandang sekeliling dengan labih seksama .

Ternyata ruangan itu cukup luas ,di pojok ruangan agak berundak tampak seperti meja kecil dari pualam yang menampakkan sinarnya .

Teja berjalan mendekati ,dengan penasaran dia melangkah perlahan.

Ternyata yang bersinar bukan meja itu ,tapi sinar itu seakan memancar dari sebuah buku atau mungkin kitab.

Semakin dekat Teja semakin terpana, memang benar yang bersinar adalah kitab tersebut.

Teja mencoba menyentuh kitab tersebut sesaat dia merasa seperti ada kekuatan yang menarik tenaga dalamnya .

Buru - buru ia melepaskan kembali kitab tersebut yang anehnya kitab tersebut terbuka dengan sendirinya.

Kitab tersebut memang lain dari yang lain ,karena biasanya kitab yang pernah ia pelajari hanya sebesar buku biasa.

Tapi kitab ini sangat lebar , bila dalam posisi terbuka seperti ini , kitab ini selebar tangannya yang dibentangkan .

Sepanjang hidupnya belum pernah ia lihat buku atau kitab selebar dan sebesar ini.

Terbuat dari kulit yang di samak rapi , entah dari kulit apa dia tidak bisa menduganya.

Dengan hiasan yang ada di sampul depannya semakin nampak mewah kitab itu di pandang mata.

Dan yang lebih mencengangkan lagi dari manakah asal cahaya yang memancar di kitab tersebut.

Seakan kitab itu punya jiwa yang memiliki aura kemewahan.

kembali Teja menyentuh kitab tersebut dan kembali tenaga dalamnya seakan tersedot.

Kali ini lumayan banyak tenaga dalamnya tetsedot.

Kembali kitab itu membuka , tampak tulisan yang sangat indah dan rapi.

Teja teringat dengan bahasa yang ada di kitab tersebut sama dengan bahasa yang ada dikitab yang di ajarkan kakeknya di jurang kematian saat mempelajari ilmu Baju Baja.

Akhirnya nya Teja sedikit tahu bahwa kitab tersebut akan terbuka setelah menyedot tenaga dalamnya.

Tenaga dalam yang disedot lumayan banyak mungkin seperempat bagian dan itu bisa membuka lima lembar.

Kembali Teja menyentuh kitab tersebut dan terbuka kembali lima lembar.

Sudah sepuluh lembar dari kitab itu terbuka dan tenaga dalam yang di keluarkan Teja sudah setengah bagian.

Teja sudah menghafal semua isi dari kitab itu, yang baru terbuka hanya sepuluh lembar itu .

Ternyata ilmu Baju Baja adalah bagian dari kitab ini ,termasuk dasar ilmu dari kitab di depannya.

___________

Jangan lupa like ,vote dan koment -nya

happy reading......