NovelToon NovelToon
Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Persahabatan / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua / Teman lama bertemu kembali / Pernikahan rahasia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Menjadi Istri kedua atau menjadi madu dari Istri pertama sudah pasti bukan sebuah mimpi dan harapan, bahkan mungkin semua wanita menghindari pernikahan semacam itu.
Sama halnya dengan Claire yang sudah menyusun mimpi indah untuk sepanjang hidupnya, menikah dengan suami idaman dan menjadi satu-satunya Istri yang paling cintai.
Namun mimpi indah itu harus kandas karena hutang Papanya, uang miliaran yang harus didapatkan dalam dua bulan telah menjadi kan Claire korban.
Claire akhirnya menikah dengan pengusaha yang berhasil menjamin kebangkitan perusahaan papanya, Claire dinikahi hanya untuk diminta melahirkan keturunan pengusaha itu.
Segala pertentangan terus terjadi di dalam pernikahan mereka, Claire yang keras menolak hamil sedangkan jelas tujuan pernikahan mereka untuk keturunan.
Kisah yang sedikit rumit antara satu suami dan dua istri ini dialami Claire, Brian, dan Tania. Akan seperti apa akhirnya pernikahan itu, jika keturunan tak kunjung hadir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh Lama

Raja menginjak rem untuk menghentikan laju mobilnya, ada kerumunan didepan sana dan Raja tidak bisa melewatinya dengan mobil. Raja lantas ke luar untuk memastikan kerumunan apa di sana, setelah sampai rupanya kerumunan itu adalah warga yang sedang menghakimi copet.

Raja melihat orang itu sudah babak belur tak berdaya, dengan sedikit kasar Raja membentak mereka untuk menghentikannya. Raja memaksa mereka untuk bubar meski nyaris Raja juga ikut mendapat amukan mereka.

"Sudah, bubar!"

"Untuk apa membelanya seperti itu, kau juga komplotannya?"

"Laporkan polisi, kalian akan tahu saya komplotannya atau bukan."

Mereka justru menyoraki Raja seraya meninggalkan keduanya, di aspal sana lelaki itu tampak terbaring tak berdaya namun masih dalam keadaan sadar. Raja perlahan membalik tubuh yang tergeletak menyamping itu, dan lihatlah Raja dikejutkan dengan pemilik wajah tersebut.

"Kau-"

*

Claire tampak merapikan dirinya sendiri, hari ini kepercayaan diri Claire lebih tinggi dari biasanya. Setelah kemarin dibuat panik karena Giska yang tiba-tiba menghilang, kini Claire justru merasa tenang karena ternyata anak itu ada bersama Yunia.

Memang menyebalkan karena diam-diam Jihan dan Bima membawa Giska pulang, sekarang Claire jadi sendirian karena Yunia mengajak Giska jalan-jalan. Claire berjalan menuruni tangga dan berhasil menemukan sosok Brian juga Tania, jadi mereka masih ada di rumah, ah jam berapa ini seharusnya pimpinan perusahaan itu datang lebih awal ke kantor.

"Ingat, jangan berani berpikir untuk pergi lagi!"

"Iya, Mas. Aku minta maaf. Aku cuma mau Claire berubah dan mau menerima kamu."

"Kita pikirkan perlahan sama-sama, tapi tidak sdengan kamu pegi. Ya sudah aku pergi dulu ya. Kamu siang mau ke sana kan?"

"Iya."

Brian tersenyum dan mengecup kening Tania lama, sikap itu menjelaskan betapa besar kasih sayang Brian. Claire tersenyum acuh, keberadaan Claire memang tidak ada artinya sama sekali.

Baiklah kita lihat sejauh mana Tania bisa bertahan memiliki madu dalam hidupnya, Claire akan membuat Tania mau mengusir Claire dengan sengaja. Claire sudah bertekad akan lakukan apa pun agar bisa pergi dari pernikahan yang ada, Claire hanya akan hidup bersama suami yang diinginkannya.

"Aku pergi dulu."

"Hati-hati."

"Apa hanya dia Istrimu?" Pertanyaan Claire berhasil menahan langkah Brian.

Dua manusia itu menoleh bersamaan dan menatap Claire dengan kompak, tipis namun tetap terlihat jelas itulah senyum Claire saat ini di mata Brian dan Tania. Claire berdiri di hadapan keduanya, menatap mereka bergantian sesuai dengan keinginannya, mau dilihat dari sisi mana pun mereka memang serasi dimata Claire.

"Kamu kenapa Claire?"

"Kenapa hanya Mba Tania yang diperlakukan seperti itu?"

Tania dan Brian saling lirik, ini pertama kalinya Claire bertanya seperti itu. Bukankah biasanya Claire acuh saja mau seperti apa pun sikap Brian, Claire mengangguk dan tersenyum tenang melihat kebingungan suami istri itu.

"Aku memang hanya Istri kedua disini, posisi ku tidak lebih baik dari Mba Tania. Tapi aku juga berhak dihargai, aku juga berhak diperlakukan sama."

"Bukannya kemarin kamu menolak?"

"Lalu kalau aku menolak kamu senang Mba?"

"Bukan begitu, maksud aku-"

"Apa pun yang Suami Mba lakukan ke Mba, harus juga dilakukan padaku!"

Tania memicing, apa maksud kalimat itu apa Claire sudah bisa menerima Brian jadi suaminya. Lagi Tania melirik Brian, lelaki itu terlihat bingung juga dengan sikap dan perkataan Claire.

Claire tampak menghembuskan nafasnya kasar, ia lantas beranjak dari keduanya. Namun hanya beberapa langkah saja karena Tania berhasil menghentikannya, siapa tahu Claire memang sudah berubah sekarang.

"Tunggu dulu, Claire!" Pinta Tania.

"Mas, kamu juga pamit ya sama Claire. Nanti aku ke Kantor juga sama Claire." Tambahnya.

"Apa?" Pekik Brian.

Brian menggeleng menolak niatan Tania, bagaimana bisa seperti itu akan seperti apa jika semua tahu kalau Brian memiliki dua istri. Claire hanyalah istri sementaranya dan tidak semua orang harus tahu, Brian tidak mau membuat Tania disaingkan dengan Claire nantinya.

"Ya, aku memang tidak penting di sini. Seharusnya kalian bebaskan aku, dan kalian bisa hidup sesuai kemauan kalian berdua!"

"Tidak seperti itu Claire, kami-"

"Aku tidak setuju jika Claire ikut ke Kantor, Sayang kamu harusnya mengerti sebelum mengucapkan itu."

Claire mendelik, muak sekali harus selalu melihat tontonan seperti ini. Claire tampak memainkan jemarinya untuk menunggu percakapan tak penting itu selesai, Claire kembali mendongak setelah Tania memanggilnya.

"Apa?"

"Kamu gak akan aneh-aneh kan Claire, jika kamu mau diperlakukan sama maka kamu juga harus bisa jaga sikap. Kita harus bisa menjaga nama baik Mas Brian."

"Aku tidak sebodoh itu!"

Tania melirik Brian dan mengangguk tanda Brian harus mencoba setuju dan percaya, jika Claire bisa dan mau mencoba maka Brian juga harus melakukannya. Brian menghela nafasnya tenang, jika didebat maka akan membuatnya terlambat ke kantor.

Akhirnya Brian setuju saja dengan keinginan Tania, dengan harapan Claire memang akan bisa menjaga sikapnya nanti. Brian lantas pamit pada Claire persis seperti pamitnya pada Tania, Tania tampak memalingkan muka ketika Brian mengecup kening Claire.

"Aku pergi dulu ya."

"Hati-hati ya Mas." Sahut Claire.

Brian sedikit mengernyit mendengarnya, itu terasa janggal dan aneh, entah setan apa yang menempel didiri Claire hingga berubah sejauh itu. Brian berlalu meninggalkan keduanya, kini tinggallah Claire dan Tania yang masih enggan melihat Claire.

"Kamu gak suka Mba?"

"Em- tidak, aku-"

"Bukankah aku harus membiasakan diri untuk menerima kenyataan, sebaiknya Mba juga melakukan hal yang sama mulai sekarang."

Claire berlalu begitu saja meninggalkan Tania yang masih mematung, senyum Claire terukir manis disepanjang langkahnya. Claire yakin Tania tidak akan semudah itu merelakan Brian untuknya, apa lagi keturunan Brian belum ada sudah pasti Tania akan tetap mempertahankan rumah tangganya.

Tania mengusap dadanya, sesak sekali melihat suaminya mencium wanita lain di depan matanya. Tapi Tania harus terima karena itulah kenyataannya sekarang, dengan sedikit memaksa Tania membentuk senyumannya sendiri saat ini.

*

"Baiklah, terimakasih Dokter." Ucap Raja.

Raja lantas memasuki ruangan rawat, copet yang sempat dihakimi tadi kini ada dalam penangan medis. Raja masih tak percaya jika preman cilik di Sekolahnya dulu telah tumbuh dewasa dan masih jadi preman, iya itulah preman cilik yang kerap menyiksa Raja di Sekolah.

Mereka kembali dipertemukan hari ini setelah belasan tahun lamanya, sayang tidak ada yang berubah dari temannya itu. Lelaki bernama Galang itu tumbuh jadi manusia seperti saat ini, copet yang nyaris kehilangan nyawa karena amukan warga.

"Raja, kamu Raja kan?"

"Kamu masih mengingat ku?"

"Terimakasih sudah membantu ku."

"Jika aku tahu lebih cepat jika itu dirimu, aku tidak akan membantu mu!"

Galang tersenyum tipis, sejak hari perlawanan itu Raja memang berubah jadi lebih berani. Sorot matanya menunjukan betapa Raja bisa melindungi dirinya sendiri, terbukti sekarang bahkan Galang yang selalu merasa paling hebat pun harus ditolong oleh Raja.

"Istirahatlah, aku sudah mengurus semuanya. Kamu hanya harus istirahat dengan tenang sekarang."

"Tidak bisa, aku harus pulang sekarang." Ucap Galang yang berusaha bangkit.

"Berhentilah keras kepala di saat seperti ini!" Tahan Raja.

Galang kembali berbaring, Raja yang berniat pergi pun harus menundanya karena melihat kekhawatiran di wajah Galang. Apa Galang takut jika warga akan turut datang dan kembali memukulinya, rasanya sangat tidak mungkin seorang preman memiliki ketakutan seperti itu.

"Ada masalah apa?"

"Aku harus pulang, Istri ku akan melahirkan. Aku harus membawanya ke Rumah Sakit, tadi aku memintanya menunggu karena aku akan mencari uang dulu."

Deg.... Ungkapan Galang membuat hati Raja tersentuh, bukankah Galang dikeroyok karena mencopet, apa uang hasil copet itu yang akan digunakan untuk istrinya melahirkan.

"Tolong biarkan aku pergi." Pinta Galang.

"Katakan di mana Istrimu, biar aku yang ke sana."

"Tidak perlu, biarkan aku saja."

"Kamu hanya akan merepotkan Istrimu yang sudah kerepotan melahirkan anak mu, jadi tidak bisakah sekali saja kau jadi orang penurut!"

Tak ada kata lagi yang terlontar dari mulut Galang, ia akhirnya mengatakan dimana istrinya itu berada. Raja mengangguk saja dan segera pamit untuk memastikan kekhawatiran Galang itu terjawab baik, Galang hanya bisa menatap kepergian Raja dengan kejadian ini membuat Galang malu sendiri.

*

Sesuai dengan ucapan Tania pagi tadi jika siang ini ia akan pergi ke Kantor bersama dengan Claire, keduanya tampak sudah siap dengan kecantikan masing-masing. Tania tersenyum ketika melihat Claire berjalan menghampirinya, tapi sikap ramah itu tidak mendapatkan balasan dari Claire sendiri.

"Berangkat sekarang?" Tanya Claire.

"Ayo."

Claire mengangguk, keduanya lantas pergi dengan menggunakan mobil Tania. Sepanjang perjalanan keduanya diam dalam hening, Tania merasa canggung untuk memulai percakapan lebih dulu.

"Ini mobil kamu, Mba?" Tanya Claire tiba-tiba.

"Iya Claire, ini hadiah ulang tahun dari Mas Brian."

"Em hebat ya, sayang aku cuma istri kedua yang tak berhak memiliki barang serupa dengan istri pertama."

Tania diam, perkataan Claire jadi sering terdengar menyindir dan membuat Tania tersinggung. Sebenarnya ada apa dengan Claire, sikapnya berubah mendadak dan terlalu sulit untuk dimengerti oleh Tania.

"Gelang sama jam tangan kamu hadiah juga?"

"Semua dari Mas Brian, Claire."

Claire mengangguk paham, sudah jelas seharusnya memang Claire tidak perlu menanyakan itu. Tania menoleh dan melihat ekspresi Claire yang tidak enak dilihat, apa Claire menginginkan semua yang dimiliki Tania sekarang.

"Berhenti Mba."

"Kenapa?"

"Berhenti aku bilang!"

Tania meminggirkan mobilnya dan menghentikan lajunya, begitu saja Claire keluar meninggalkan Tania tanpa perduli panggilannya. Tak mau jadi masalah nantinya Tania ikut turun dan mengejar Claire, langkah mereka terhenti ketika sudah sampai di hadapan Raja.

"Claire." Sapa Raja.

"Raja kamu ngapain di sini, Ini kan Rumah Sakit Bersalin?"

"Aku-"

"Claire ayo kita pergi!" Sela Tania.

Claire dan Raja menoleh bersamaan, jelas saja Raja sudah tahu jika Tania adalah istri pertama Brian. Tania terus memaksa Claire pergi karena khawatir Brian akan tahu pertemuan ini, Tania tidak mau ada perkelahian seperti waktu itu lagi.

"Claire, ayo!"

"Gak!"

"Claire, Mas Brian sudah menunggu di Kantor."

"Ya sudah sana pergi, berisik banget. Sana pergi nanti aku nyusul!"

Tania menggeleng dan menarik tangan Claire agar pergi saja, untuk apa Claire menemui lelaki itu lagi. Tania sudah tidak bisa berpikir positif lagi tentang lelaki itu, dia bisa jadi ancaman untuk Brian kehilangan Claire.

Dengan kasar Claire membanting tangan Tania, dengan Claire mau jalan bareng seperti sekarang bukan berarti mereka bisa dekat seperti awal. Claire akan tetap pada batasannya, mereka akan dekat tapi tetap sesuai aturan Claire.

"Claire kamu jangan seperti ini, untuk apa kamu menemui lelaki itu lagi?"

"Diam ya Mba, ini urusan aku gak usah ikut campur. Mending kamu pergi aja duluan, temani Suami kamu makan siang, bilang saja nanti aku terlambat datang." Tutur Claire datar.

"Dia selingkuhan kamu Claire?"

"Dia adalah masa depan impian aku, dia adalah suami impian aku dan dia adalah cinta yang kalian singkirkan dengan paksa dari hidup aku!" Tegas Claire jujur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!