PILIHAN HATI HASYA

Tak terasa hampir satu bulan pernikahan Hasya dan Ezar, komunikasi keduanya masih sama seperti awal pertemuan mereka,tak ada kemajuan dan tak juga berkurang,hanya saja Hasya yang mulai merasa di abaikan.

Namun begitu ia tetap berusaha bertahan, terlebih Ezar selalu melengkapi segala kebutuhan Hasya melalui bi Jum atau Nani,dua art kepercayaan nya yang di tugaskan untuk melayani sang istri.

Setiap ia pulang malam, Ezar selalu menanyakan beberapa hal tentang istri nya pada bi Jum, seperti menanyakan kegiatan nya saat berada di villa,istrinya itu ada keluar hari ini atau tidak, sampai tentang makan nya.

Walaupun yang di tanyakan terdengar sepele,tapi perhatikan kecil Ezar itu selalu sampai ke telinga Hasya, tentunya dari bi Jum yang menceritakan semuanya pada Hasya.

Art dan nyonya rumah itu terbilang cukup dekat, bahkan mereka sering menghabiskan waktu untuk berkebun saat Hasya tak berkegiatan di kuar.

" Nona...tuan itu sayang banget sama nona,tiap pulang malam selalu tanya tentang nona ke bibi,mungkin tuan masih canggung untuk dekat dengan nona,tuan itukan terkenal anti perempuan" Hasya selalu merasa bahagia jika mengingat kata-kata itu.

Hal itu membuat Hasya merasa di sayang dan di perhatikan,atau mungkin benar di cintai oleh pria itu, hingga tak ia sadari ia juga telah memiliki perasaan dan harapan yang lebih pada Ezar, suaminya.

.....

Di gedung megah berlogo rajawali terbang dengan tulisan LW( lumina works) .

" Tuan, sepuluh menit lagi anda akan ada rapat dengan klien dari Singapura"Viola sekretaris Ezar melaporkan.

Ezar mengangguk, matanya masih fokus pada pekerjaan nya" ya saya akan segera bersiap, katakan pada Reza untuk menyambut kedatangan mereka "

" Baik tuan, ada lagi yang anda butuhkan tuan?".

" Tidak" Ezar menjawab singkat pertanyaan sekretaris nya.

Ezar melanjutkan pekerjaan nya,waktu sepuluh menit baginya cukup berharga,bisa mengurangi dua map yang menumpuk di hadapannya.

Reza melakukan tugas nya dengan sangat benar, meeting selesai dengan hasil saling menguntungkan tentunya.

Ezar di dampingi Reza berjalan beriringan bersama klien nya yang juga di dampingi sekretaris dan asisten pribadi nya, mereka berjalan seraya mengobrol beberapa hal.

Hingga mata Ezar menangkap sosok yang sangat ia kenali, Hasya.. istrinya itu terlihat berjalan bersama beberapa orang wanita dan laki-laki, mereka terlihat mengobrol akrab, bahkan terlihat saling melempar candaan hingga tertawa kecil.

hasya terlihat begitu anggun mengunakan kemeja berwarna krem,di padukan dengan rok berwarna coklat susu, panjang diatas mata kaki, menggunakan hijab senada dengan bajunya, terlipat rapi dengan bagian dada tertutup ujung hijabnya, kedua kaki indahnya di bungkus sepatu boots berwarna krem, dengan tumit runcing dan tinggi lima inci, penampilan nya terlihat bak seorang model yang tengah berjalan di catwalk.

Harus Ezar akui,ia memang terpesona dengan gadis yang telah menjadi istrinya itu,namun ambisi balas dendam nya mengalahkan perasaan nya.

Reza yang melihat arah pandang tuan nya langsung paham, memang nona muda nya terlihat lebih mencolok di bandingkan yang lainnya, terlebih akhir-akhir ini hampir semua pakaian yang Hasya pakai adalah pakaian yang tersedia untuk nya di villa, Ezar memang tidak pernah tau pakaian apa saja yang di sediakan oleh kepala pelayan untuk istrinya,dan dipastikan dengan brand ternama.

" Nona dan teman-teman nya melakukan tes hari ini tuan" reza melaporkan tentang keberadaan istri bos nya itu di perusahaan itu.

"mengapa kau tak memberitahuku?apa kau sudah lupa dengan tugas mu memantau pergerakan nya?" Ezar terlihat sedikit menghindar dari tempat itu,ia bahkan memutuskan untuk mengundurkan niatnya untuk mengantar kliennya hingga ke lobby.

Moodnya tiba-tiba buruk, selain ia yang masih belum ingin mengungkapkan identitas nya,ia juga ingin melihat seperti apa istrinya itu dalam bersikap, Ezar tau,bahwa Safea masih begitu gencar mencari tau tentang nya.

Jawaban Ezar membuat Reza asisten pribadi nya itu terdiam,ia tak mengira bahwa harus melapor sampai kegiatan seperti itu,dan lagi Hasya melakukan tes itu di perusahaan milik bos nya itu.

" Maaf tuan,saya harus mengangkat panggilan, asisten saya akan mengantar anda " Ezar berpamitan pada kliennya, karena ia tak ingin bertemu dengan Hasya di perusahaan itu saat ini.

" Oh tidak apa tuan muda Calief" clien nya menanggapi dengan santai,di dunia bisnis Ezar lebih di kenal dengan nama belakangnya, Calief..nama keluarganya,putra dari pebisnis ternama Faras Bara Calief dan nyonya Sarah Calief.

" Baiklah selamat siang dan selamat jalan" Ezar berbasa-basi mengucapkan kata perpisahan.

" Selamat siang tuan,semoga hari anda menyenangkan dan berjalan lancar " balas kliennya sopan.

Ezar mengagguk sebagai ucapan terimakasih,ia segera berbelok ke arah lift yang berbeda,yaitu lift untuk menuju lantai tempat ruangan nya berada, dan itu untuk menghindari Hasya yang berjalan ke arah mereka.

Sedangkan Reza memimpin tamu mereka menuju lift yang satunya untuk menuju lantai dasar,ia tau akan berpapasan dengan istri bos nya, sehingga Reza segera mencari cara agar terlihat bahwa ia seorang tamu di perusahaan itu.

Hasya yang berjalan di ujung koridor merasa familiar dengan punggung tegap seseorang yang ia lihat memasuki lift,namun ia tidak ingin menduga-duga dan terlalu memikirkan nya.

Hasya berfikir seandainya pun benar itu adalah Ezar,lalu apa yang bisa ia lakukan saat mereka bertemu di luar seperti itu? Toh mereka tak akan bisa saling menyapa, mereka akan menjadi orang asing.

Dan Hasya juga tak ingin menjadi pusat perhatian, terlebih itu di perusahaan yang akan menjadi tempatnya magang,ia tak ingin di anggap menganggu tamu perusahaan,ya Hasya berfikir andai pun benar orang itu Ezar, mungkin suaminya itu sedang berkunjung ke perusahaan besar itu.

Dan bahkan Hasya menundukkan wajahnya saat ternyata ia berpapasan dengan Reza,tak terlihat gelagat bahwa mereka saling mengenal,hal itu sedikit membuat Reza merasa tenang dan aman.

Hasya bersama para teman-teman nya memasuki salah satu ruang meeting di perusahaan itu, mereka melewati beberapa tes, walaupun berstatus magang, yang namanya perusahaan besar mereka tidak bersedia menanggung rugi karena kecolongan,akibat dari kecerobohan para anak magang yang terkadang ada yang tidak paham dengan tanggung jawabnya,ada pula yang lalai.

....

Reza segera menuju ruangan sang CEO setelah mengantarkan tamu tuan nya,ia harus menjelaskan alasan ia tak melaporkan tentang keberadaan Hasya di perusahaan itu.

Tok tok tok..

Reza mengetuk pintu ruangan Ezar,ia berusaha memasang wajah setenang mungkin, walau pada kenyataan jantung nya berdebar, kemungkinan besar ia akan mendapatkan kemarahan bos nya.

" Masuk" suara berat khas sang pemilik ruangan memerintahkan nya untuk masuk.

Reza mendorong perlahan pintu ruangan sang bos.

" Tuan..itu . apakah anda ingin bertemu dengan nona muda?" Reza bertanya dengan hati-hati.

" Untuk apa?" Ezar tak mengangkat sedikitpun wajahnya saat menjawab pertanyaan sang asisten.

Dan itu di luar ekspektasi nya,ia mengira Ezar akan langsung menyambutnya dengan kemarahan,namun ternyata,bos muda nya itu terlihat tenang,namun terasa mencekam.