NovelToon NovelToon
Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Model / Bullying di Tempat Kerja / Karir / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ekor dan kepala

"Ahjussi!"

Hanna semakin mempercepat langkahnya melihat pria seumur papanya baru saja keluar dari ruangan yang tidak bisa di akses oleh siapapun selain papanya. Dia tersenyum canggung melihat raut wajah tidak bersahabat dari pria yang baru dia panggil paman.

"Boleh bicara sebentar ahjussi."

"Bicara apa Nona Hanna? Saya sangat sibuk untuk urusan yang tidak ...."

"Oppa Kai." Potong Hanna cepat.

"Baiklah."

Akhirnya Hanna dan orang kepercayaan papanya mendarat di sebuah cafe yang tidak terlalu ramai, bahkan sangat jarang di temukan oleh beberapa orang sebab berada di pinggiran seoul.

"Kenapa Ahjussi melakukannya? Memangnya apa salah oppa pada ahjussi sehingga membuat karirnya di ujung tanduk? Ini suruhan appa?"

"Tidak nona, saya melakukannya sendiri karena sebuah alasan. Tuan Shin Jun-Ha tidak terlibat di dalamnya."

"Ahjussi berusaha melindungi appa?"

"Nona sudah berapa kali saya katakan Tuan tidak terlibat dengan kasus Kairos Lim. Saya punya alasan kuat untuk melakukannya, dendam pribadi yang tidak termaafkan."

"Kalau begitu serahkan diri ahjussi kepada polisi, jika tidak saya akan memberi tahu oppa yang sebenarnya!" ancam Shin Hanna.

Namun, tampaknya ancaman itu tidak berarti bagi orang kepercayaan papanya.

"Ahjusssi!" panggil Hanna dengan nada tinggi tetapi dihiraukan begitu saja.

Tidak banyak waktu, Hanna pun ikut beranjak dan hendak meninggalkan cafe, tetapi ia dikejutkan oleh kedatangan pria yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu. Shin Hanna mundur selangkah. "Op-oppa?"

"Apa yang kamu lakukan di sini, Jagiya?" tanya Kairos.

"Ak-aku bertemu teman lama Oppa, tempat ini sangat cocok dan jauh dari jangkuan reporter. Oppa sendiri?" tanyanya sedikit gugup.

"Sama sepertimu oppa ingin bertemu seseorang, tapi sepertinya orang itu baru saja pergi."

"Kalau begitu bagaimana jika makan siang dulu sebelum pulang? Sekalian merayakan bersihnya nama oppa, soalnya aku mulai sibuk besok."

"Boleh."

Shin Hanna pun tidak jadi pergi, dia menikmati makan siangnya dengan sang kekasihnya yang sikapnya mulai aneh.

"Oppa masih menunggumu untuk cerita," ujar Kai di tengah-tengah obrolan santai mereka.

"Cerita apa Oppa?"

"Cerita apa saja."

"Tidak ada." Shin Hanna mengelengkan kepalanya.

Respon gadis itu jelas menyimpan kecewa di hati pria yang begitu di cintainya. Apa susahnya menceritakan semuanya? Kairos akan jauh lebih menerima kejujuran yang menyakitkan dibandingkan kebohongan.

"Hanna-ya, oppa menemukan sesuatu yang sangat menyakitkan membawa-bawa appa dan dirimu. Bilang pada oppa bahwa semuanya tidak benar dan hanya kesalahpahaman."

"Ap-apa yang oppa temukan?"

"Dalang di balik kekacauan ini adalah orang kepercayaan appamu, tidakkah kamu ingin memberitahukan oppa hal ini? Orang yang kamu tamui tadi orang yang sama oppa cari kan? Kenapa berbohong Hanna?"

"Oppa aku ...."

"Pikiran oppa sedang kecau, sebaiknya untuk sementara waktu kita tidak bertemu atau saling menyapa." Kairos beranjak dari duduknya, pergi tanpa berpaling sedikit pun.

***

Kairos mendarat di gedung Starlight Entertainmet setelah bertemu Hanna. Pikirannya jelas kacau saat ini, dia bimbang mengambil keputusan sebab appa Hanna terlibat di dalamnya. Menyakiti papa Hanna sama saja ia menyakiti kekasihnya.

"Tuan, tuan Lim ingin bertemu."

"Biarkan appa masuk," ujarnya pada sang sekretaris.

Tidak lama pria tua dengan tongkat mahal di tangannya datang. Sepertinya terjadi sesuatu melihat ekpresi Seo-Jun Lim tidak bersahabat.

"Sepertinya akhir-akhir ini jadwalmu tidak begitu padat, appa selalu menemukanmu di perusahaan," celetuk Seo-Jun Lim duduk santai di kursi tamu dalam ruangan Kairos.

"Benar Appa, untuk sekarang Kai hanya fokus pada perusahaan dulu sambil menunggu jadwal dari manajer Park."

"Appa dengar-dengar kamu banyak menolak brand setelah namamu bersih."

"Kai tidak ingin bekerjasama dengan orang yang tidak percaya pada Kai. Dia yang pergi tidak ada kesempatan untuk kembali."

Gelak tawa khas terdengar, tawa bahagia dari seorang ayah yang bangga kepada keputusan putranya.

"Appa suka prinsipmu, Nak."

"Appa datang ke perusahaan bukan karena tidak ada kerjaan kan?" tebak Kairos tidak ingin basa-basi.

"Tebakanmu selalu benar. Appa datang untuk memberitahumu sesuatu." Pria tua itu lagi-lagi tertawa. "Jangan berusaha menangkap ekor cicak sebab jika dalam bahaya cicak akan memutus ekornya. Tangkap kepalanya sebelum kamu terjatuh."

"Apa yang appa katakan?"

"Kamu pasti mengerti maksud appa." Seo-Jun Lim melirik sekitar sebelum beranjak dari duduknya.

Meski sudah tua dan berjalan menggunakan tongkat, dia tidak bisa dikalahkan oleh orang-orang yang baru akan menyemplung dalam dunia politik.

"Appa tahu sesuatu?"

"Jika tidak menangkap kepalanya lebih cepat, maka kamu akan menemukan masalah jauh lebih mengerikan dari saat ini."

Kairos memijit pangkal hidungnya sepeninggalan sang papa, jelas ia tahu maksud papanya tapi ia kebingungan harus melakukan, dan masalah apa yang akan menimpanya sehingga jauh lebih besar dari sekarang?

Niatnya yang ingin tinggal di perusahaan ia urungkan, pria itu kembali ke apartemen hendak menyendiri akan tetapi keinginannya tidak terpenuhi akibat satu orang yang datang tanpa pemberitahuan lebih dulu.

"Kenapa datang tanpa memberitahu lebih dulu?"

"Untuk memberi selamat atas semuanya. Aku senang namamu benar-benar bersih dan orang yang memfitnah kamu mendapatkan yang seharusnya."

"Belum." Kairos mendaratkan tubuhnya pada sofa empuk.

"Belum?" ulang Park Minho dengan kening mengerut.

"Hm, dalangnya belum ditangkap tapi sebentar lagi."

"Ya sudah langsung tangkap saja, aku yakin kamu punya bukti yang kuat untuk menangkapnya."

"Alih-alih menangkap ekor, appa menyuruhku langsung menemukan kepalanya. Jika ekor berhasil tertangkap, sulit untuk menemukan kepalanya sebab dia akan memutusnya tanpa pikiran panjang."

"Siapa yang kamu curigai?"

1
Arsyad Algifari.
dan Hanna mengetahui nya. itu lah rahasia yang di sembunyikan Hanna
Maria Kibtiyah
aduh gimana nanti hubungan mereka yh
Arsyad Algifari.
apa maksud Hanna bicara seperti itu
Maria Kibtiyah
nah kan bpknya si hanna
Maria Kibtiyah
aduhhh apa dalangnya ortu senna y
Maria Kibtiyah
appa nya hanna x yh yg nyebarin videonya
indriyanii
apa ayahnya Hanna yg nyebarin berita itu
Arsyad Algifari.
apa iya Hanna dan Minho mengkhianati kai
indriyanii
kasian bngt
Maria Kibtiyah
kasian kai
indriyanii
makin penasaran
Maria Kibtiyah
siapa kira2 dalang sebenarnya
Maria Kibtiyah
ini yang baca sepi mungkin pada gk dapet notif klw ada karya baru
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: kayaknya hehehe
total 1 replies
Maria Kibtiyah
aduh kira2 minho apa appa y hanna yh dalangnya jadi suuzhon kan
indriyanii
keren
Maria Kibtiyah
aku suka ko ceritanya... curiga aja sama minho nih jgn2 dia juga suka hanna jd mau menjatuhkan kairos
Teh Yen
siapa.yg nyebarin ???
Maria Kibtiyah
curiga si minho
indriyanii
Minho kah?
Maria Kibtiyah
aduhh apa si minho yang nyebarin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!