Karena terjerat banyak hutang dan kebutuhan yang terus meningkat, Yoko, terpaksa meninggalkan istri tercinta, pergi merantau ke negeri orang.
Satu tahun pertama bekerja, Yoko menjalani pekerjaan tanpa hambatan apapun dan dia bisa menjaga hatinya untuk sang istri tercinta.
Namun, sebuah kejadian mengerikan yang dia alami, membuat Yoko harus terjebak di rumah mewah, yang dihuni janda-janda cantik dan mempesona. Bahkan, Yoko pun diperlakukan sangat istimewa oleh mereka.
Mampukah Yoko bertahan dengan setianya? Atau justru hatinya akan goyah dan dia terjatuh dalam pelukan janda-janda yang mengistimewakannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melakukan Kesalahan
"Selesai," ucap seorang wanita yang sedang menatap layar laptop di atas ranjang tidurnya. Wanita itu meregangkan tubuhnya karena sejak selesai makan malam, dirinya langsung menuju ke kamar, untuk memeriksa pekerjaan yang tertunda.
"Yah, air putihnya habis. Bibi pasti lupa," gumamnya. Wanita itu lantas melempar tatapannya pada jam yang tertera pada ponselnya.
"Hampir jam 12 malam, pasti Bibi sudah tidur. Ya udah lah, aku ambil sendiri aja," wanita itu beringsut turun dari ranjangnya dan dia segera keluar kamar menuju tempat air minum.
"Loh, lampu ruang karaoke menyala? Siapa yang lagi karaokean?" wanita itu heran. Begitu menuruni anak tangga, matanya tanpa sengaja melihat ruang karaoke yang ada di seberang ruang makan dan dapur.
Karena penasaran, wanita tersebut melangkah menuju ruang yang lampunya masih menyala. Ruang tersebut berada di bangunan lain, tidak menyatu dengan satu rumah, tapi lebih menyatu dengan ruang olahraga, garasi mobil dan kamar tidur Yoko.
"Loh, Yoko? Ngapain dia di sini?" wanita itu semakin heran, begitu membuka pintu ruang karaoke, dia melihat si penjaga rumah ada disana.
Yoko duduk di sofa, terdiam dengan kepala menunduk.Karena penasaran, wanita itu pun masuk dan mendekat.
"Yok," panggilnya pelan, tapi tak ada respon.
"Apa dia mabuk?" gumamnya.
Wajar jika dia berpikir demikian, karena keadaan Yoko saat ini. Yoko duduk dengan tangan kanan memegang sebotol bekas minuman beralkohol. Mata Yoko terpejam dan sesekali dia bergumam tak jelas khas orang mabuk.
Di dalam ruang karaoke, memang tersedia beberapa jenis minuman beralkohol dan Yoko habis menenggak salah satunya.
"Yok, Yoko," wanita itu membungkuk sambil berusaha membangunkan si penjaga rumah. "Hmm, benar, dia mabuk."
Wanita itu kembali menepuk pundak Yoko, hingga tak lama kemudian Yoko mendongak dengan mata melebar melebar.
"Kamu mabuk?" tanya si wanita itu, tapi Yoko membalasnya dengan senyuman. Dengan tubuh sedikit sempoyongan, pria itu perlahan bangkit.
Namun si wanita kembali dibuat heran, karena Yoko tiba-tiba memberi tatapan tajam kepadanya, seperti orang yang sedang menahan amarah.
"Kamu nggak apa-apa?" wanita itu bertanya lagi karena bingung dengan sikap Yoko yang menatapnya tanpa berkedip.
"Marni," tiba-tiba Yoko menyebut nama istrinya.
"Marni?" wanita itu kaget sampai keningnya agak berkerut. "Apa itu Marni?"
"Marni," tiba-tiba Yoko mengcengkram kedua bahu si wanita sampai wanita itu terperanjat.
"Yoko, apa yang kamu lakukan?" wanita itu kembali dibuat kaget.
"Kenapa kamu tega sama aku Marni? Kenapa!" Yoko berteriak sampai si wanita menjadi ketakutan. Wanita itu bingung karena dia tidak tahu apa yang sedang diucapkan Yoko.
"Kenapa kamu tega selingkuhin aku, Marni? Kenapa? Apa salahku?" kali ini suara Yoko perlahan melemah.
"Kamu kenapa, Yoko?" karena Yoko berbicara menggunakan bahasa daerah asalnya, jelas saja wanita itu tidak tahu apa yang diucapkan Yoko.
"Kenapa kamu tega, Marni? Kenapa kamu tega, selingkuhi dariku sama Budi? Kenapa?" tanpa sadar Yoko sampai terisak.
Si wanita akhirnya memilih diam. Dari sikap yang ditunjukan Yoko, si wanita yakin, telah terjadi sesuatu pada hubungannya dengan sang istri.
"Aku di sini mati-matian, menjaga hatiku, Marni. Aku disini seutuhnya percaya sama kamu. Tapi, apa yang kamu lakukan, Mar? Kenapa kamu tega sama aku?"
Si wanita tetap terdiam. Dia sengaja melakukan itu agar Yoko bisa mengeluarkan isi hatinya, meski dia tidak tahu semua ucapan yang keluar dari mulut Yoko.
"Asal kamu tahu, Marni, demi menjaga keutuhan rumah tangga kita, di sini aku berusaha keras menahan segala godaan, Marni. Aku sekuat tenaga menahan hasratku demi kamu. Tapi apa yang kamu lakukan, hah! Kamu justru main api dengan mantan pacar kamu itu. Kenapa!"
"Kamu tahu, Marni, majikanku cantik-cantik. Mereka lebih cantik dari kamu. Bahkan mereka sering mengenakan pakaian yang membuatku ingin meniduri mereka. Tapi, semua itu aku tepis, demi kamu, Marni, Demi kamu!"
Yoko terus berteriak sambil terisak. Kadang pria itu tertunduk untuk menetralkan sesak nafas yang menghimpitnya akibat amarah yang membakar rongga dadanya.
"Kamu harus tanggung jawab, Marni, kamu harus tanggung jawab! Malam ini, kamu harus layani aku!"
Tiba-tiba Yoko menghempas tubuh si wanita hingga mendarat di sofa. Tidak berhenti disitu saja, Yoko langsung menindih tubuh wanita itu dan menyerang bagian leher, bibir dan pipi si wanita dengan bibirnya secara beringas.
"Sekarang, layani aku, Marni," ucap Yoko dengan suara agak serak.
Tanpa sadar, Yoko menyerang liar salah satu majikannya sampai si majikan tidak bisa berkutik. Bahkan setiap si wanita hendak mengeluarkan suaranya, Yoko tanpa segan menyuruhnya diam dan membungkam mulut si wanita dengan bibirnya.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya, Yoko mengeluarkan benih di dalam rahim wanita lain.
#####
Beberapa jam pun berlalu dan kini hari telah berganti.
"Eugh..." terdengar suara berat seseorang yang baru sadarkan diri, setelah matanya terpejam sejak beberapa jam yang lalu.
Perlahan, tubuh orang itu bergerak dan ketika matanya hendak terbuka, tangannya spontan memegangi kepalanya karen terasa pusing.
"Kenapa kepalaku pusing banget?" gumamnya dan dia perlahan bangkit dari tidurnya.
Namun di saat pria itu menyadari sesuatu, dia seketika terkejut sampai hampir terlonjak "Astaga! Kenapa aku tidak pakai baju sama sekali?" Seseorang yang tak lain adalah Yoko sontak kebingungan.
"Kok aku tidur di sini? Dan ini, apa yang terjadi?" Yoko segera meraih celananya yang semalam dia lempar tanpa sadar. Otaknya berusaha mengingat apa yang telah terjadi hingga dia dalam keadaan tanpa pakain seperti ini.
"Astaga!" Yoko terperangah. "Apa yang telah aku lakukan?"
Yoko mematung, dia syok begitu teringat kejadian semalam yang dia lakukan di ruang karaoke.
"Ya ampun, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Yoko pun panik. "Kenapa aku bisa lepas kendali begini?" ucap Yoko penuh sesal. "Kenapa aku sampai mabuk segala sih? Sial!"
Yoko pun segera merapikan pakaiannya. Perasaannya sangat kacau dan dia sudah membayangkan hukuman apa saja yang akan dia terima karena telah memaksa salah satu majikannya sebagai pelampiasan kemarahannya.
Begitu selesai mengenakan pakaiannya, dengan perasaan was-was, Yoko keluar dari ruang karaoke. Dia berjalan mengendap seperti seorang pencuri yang sedang beraksi.
Yoko mengecek ponselnya, di sana baru menunjukan pukul enam pagi. Yoko tahu semua orang saat ini pasti masih ada di kamarnya kecuali Bi Asih.
Yoko pun segera melangkah, melalui pintu samping yang menghubungkan ke kamarnya.
"Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku harus kabur? Astaga! Kenapa aku malah melakukan kesalahan fatal? Duh!" Yoko sungguh terlihat frustasi.
sama bar barnya lebih frontal ya ☺
lanjut thor 🙏