NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Angst / Roman-Angst Mafia
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Ellena dijual ibu tirinya kepada seseorang sebagai pengantin yang diperkenalkan di muka umum, agar istri sah tetap aman.
Namun, di hari pengantin ia diculik sesuai dugaan pria itu, dan disanalah awal penderitaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Perlahan Ellena membuka matanya. Penglihatannya samar melihat lurus ke depan. Beberapa kali mengerjapkan mata untuk memperjelas penglihatannya.

Perlahan ia melihat sekitar. Hingga penglihatannya menemukan dua orang wanita yang tertidur di atas sofa, dalam posisi duduk.

Ellena menghela nafas kasar, ia memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong. "Aku masih hidup. Apa artinya penderitaan aku masih harus berlanjut?" batinnya.

Air mata Ellena berlinang, tangannya di atas perut meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya.

"Aku harus bertahan, aku harus memastikan Haven dilepaskan Felix," batinnya.

Ellena menghela nafas, perlahan menarik kakinya, dan mencoba untuk duduk. Setelah cukup perjuangan, Ellena menyandarkan tubuhnya, dan membiarkan kakinya berselonjoran.

"Tubuhku semua remuk, berapa lama aku tidur?" gumamnya.

Ia menatap ke arah dua wanita berpakaian pelayan itu. "Mereka pasti disuruh menjagaku," batinnya.

Ia memperhatikan seksama keduanya selama beberapa saat. Hingga pintu terbuka, dan memperlihatkan Felix dan Al, asisten yang selalu di dekat Felix masuk dengan santainya.

"Akhirnya kau sadar juga," ucap Felix berjalan ke sisi Ellena.

Pria itu meraih gelas berisi air. Lalu dengan santai menyiramkan kedua wanita yang tertidur pulas itu.

"Aww akh!" jerit kedua wanita itu segera terbangun.

Keduanya mengusap wajah, melihat Felix sebagai pelaku, berdiri tegak dengan sorot mata dinginnya membuat mereka segera bangkit.

"Tuan, maaf kami ketiduran," sahut keduanya menunduk dan suara yang bergetar takut.

"Keluar!" sahut Felix dingin.

"Baik Tuan," jawab keduanya membungkuk, dan segera keluar dari sana dengan langkah yang cepat.

Felix menatap Ellena, lalu duduk di sisi kasur, dengan satu kaki terangkat, dan menghadap pada Ellena.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Felix dengan lembut.

"Perasaanku tidak pernah tenang sejak kau mengambilku, Tuan!" Jawab Ellena dengan menekan kata Tuan sembari menatap tajam Felix.

Tekanan suara, yang seolah menyalahkan atas hidup yang dialami padanya. Untuk sebagian orang jelas akan marah, tapi Felix yang emosinya sangat terkontrol mampu tersenyum dengan itu.

Felix menghela nafas pelan. "Apa kau lapar? Ingin makan sesuatu?" tanyanya mengulurkan tangan, dan menggenggam lembut tangan Ellena.

Ellena mengerutkan kening, ia langsung menghempaskan tangan Felix. "Rencana apalagi yang kau susun Felix Willson? Apalagi yang ingin kau lakukan untuk membuatku menderita?!" sahut Ellena dengan penuh tekanan.

Entah keberanian dari mana ia dapatkan sehingga mampu memberikan perlawanan seperti itu pada Felix yang jelas ia takuti selama ini.

Felix diam, wajahnya tetap tenang. Ia menatap mata indah Ellena yang sedang menatapnya tajam, membuatnya menyeringai kecil.

"Mata ini jelas selalu menatapku takut. Tapi, kali ini dia sangat berani," batinnya.

Ellena yang tidak kunjung memalingkan tatapannya membuat Felix mengalah. Pria itu menghela nafas kasar. "Ellena apa kau mau bertemu dengan adikmu? Dia sedang ada di bawah, di ruang tamu."

Bola mata Ellena melebar. Tak ada sahutan, namun wanita itu mendorong dada Felix dan menarik kakinya segera menurunkan ke lantai.

Baru saja akan berdiri, kepalanya sedikit pusing, membuatnya kembali duduk.

"Hey, pelan-pelan saja, kau baru sadar," sahut Felix menahan bahu Ellena yang hendak kembali berdiri.

Ellena menepis tangan Felix dan tanpa sadarenepuk pundaknya seolah jijik. Hal itu membuat asisten Felix membulatkan matanya, sementara Felix menyipitkan tajam matanya, berpikiran sama dan cukup kesal dengan itu.

"Jangan menyentuhku!" dengkus Ellena.

Wanita itu hendak berjalan, namun tarikan pelan di tangannya membuatnya mendesis pelan. Ia melihat jarum infus masih terhubung padanya.

Ellena segera menarik perban itu, menahan rasa yang cukup sakit itu, dan melepaskannya. Setelah tidak adalagi yang mengikatnya. Ellena segera keluar dari sana dengan jalan tertatih-tatih.

Felix diam membiarkannya. Membuat asistennya itu heran. "Tuan kita biarkan dia pergi?" tanyanya.

"Hm, biarkan dia senang dulu. Kita tanya pelan-pelan," sahut Felix membuat sang asisten mengangguk paham.

"Kau tadi mengambil foto aku memengang tangannya kan?" tanya Felix.

"Ya Tuan, ada beberapa foto dalam bentuk lain juga," jawab sang asisten dengan cepat.

Ia lalu menyodorkan ponselnya untuk memperlihatkan foto hasil tangkapannya.

Felix mengibaskan tangannya. "Tidak perlu, aku percaya denganmu, langsung posting saja!" Perintahnya.

"Dan biarkan Maxim melihatnya," batinnya tersenyum menyeringai.

Pria itu bangkit dari duduknya, berjalan keluar kamar. Menyusul Ellena yang mungkin sudah sampai di bawah sana.

Di lantai bawah, pintu lift sudah terbuka di lantai dasar. Ellena segera berlari keluar, dan segera menuju ruang tamu bagian depan di tempat itu.

Meski belum menghafal penuh sudut mansion itu, tapi untuk ruang tamunya, tidak menjadi kesulitan Ellena untuk menemukannya.

"Lepas, lepaskan aku! Aku mau ketemu kakakku!" teriakan itu membuat Ellena syok dan langkahnya berhenti sesaat.

"Haven," gumamnya segera melanjutkan langkah.

Sampai di ruang tamu. Ia melihat adiknya di tahan beberapa orang dengan tubuh ditengkurapkan di lantai, dan tubuhnya diduduki satu orang untuk menahan gerakannya, dan yang lainnya menahan kaki, tangan dan kepala.

"Hey! Apa yang kalian lakukan dengan adikku!" jerit Ellena meraih bantal sofa, menghampiri mereka dan memukul mereka satu persatu.

"Kakak!" jerit Haven dengan bola mata melebar tampak lega melihat Ellena.

"Lepaskan adikku! Menyingkir!" ucap Ellena.

Atas perintah Felix mereka menahan Haven yang memberontak, dan atas perintah Felix pula sebelumnya, mereka baru melepaskan Haven setelah Ellena datang.

Ellena segera membantu Haven berdiri. "Kau baik-baik saja?" ucapnya langsung terdiam saat melihat sudut bibir Haven berdarah, dan pipinya tampak memerah.

"Ini ...." Dada Ellena memanas dan sesak.

Belum sempat ia mengeluhkan. Haven memotong, ucapannya. "Aku baik-baik saja! Sekarang, jawab pertanyaan aku, kenapa kakak mau menikah dengan Tuan Felix? Padahal semua orang tau Tuan Felix seperti apa?"

"Aku tidak ...." Ellena kembali terhenti karena sahutan Felix yang telah datang.

"Ya tentu saja karena kita saling mencintai."

Ellena membulatkan mata, ia menoleh menatap tajam Felix, tidak menyangka pria itu akan berucap seperti itu.

Felix mengedipkan mata pada Ellena disertai senyum manis, seolah menyampaikan sebuah isyarat yang langsung dipahami Ellena.

"Cinta?" sahut Haven dengan kening berkerut jijik.

"Kakakku itu penakut, sedangkan kau hidup menyeramkan!" cerocos Haven dengan suara meninggi membentak.

Ellena terkejut. Takut Felix tersinggung, dan Haven dalam masalah, ia langsung mencubit pelan lengan Haven.

"Perhatikan bicaramu!" tegur Ellena.

"Tapi, kak, dia itu menyeretmu dalam bahaya aku tidak terima. Dan pasti kakak terpaksa sama dia kan?" sahut Haven menunjuk tajam pada Felix.

"Haven!" ucap Ellena dengan suara pelan, namun menekan.

"Lihat, kau bahkan takut bicara dengannya kan? Sudah pasti dia memaksamu! Tenang saja kak, aku akan bicara dengannya," sahut Haven melepaskan genggaman Ellena dan segera menghampiri Felix yang berdiri tenang lima meter darinya.

"Hey, orang seram, aku tau kau terpesona dengan kakakku, semua laki-laki memang bilang dia cantik, tapi kau tidak bisa memaksanya, lepaskan dia!" cerocos Haven berkacak pinggang, menatap garang pada Felix.

Saat Haven dengan sangat berani melawan Felix. Ellena justru dibuat terkejut dan takut.

"Haven!" sahut Ellena segera menghampiri mencoba menghentikan.

"Dasar adik bodoh, dia memang selalu merepotkan!" gerutu Ellena dalam benaknya.

1
muznah jenong
lanjutkan
Mia Camelia
lanjut thor, cerita nya makin mendalam nih😄tumben si maxim mau dengeriin elena. nah gitu dong elena bisa ngomong yg jujur k maxim. aduh jd makin penasaran nih....
muznah jenong
lanjut
muznah jenong
suka
muznah jenong
suka suka suka.../Heart//Heart//Heart//Heart/
Mia Camelia
semangat thor..........
aku pembaca setia mu😁
Mia Camelia
lanjut thor...
nah ini baru elena nya ngelawan, jgan diem aja sm maxim atau felix klo lgi di ancam...
update lgi thor....
bikin penasaran nih😁
Mia Camelia
lanjuuut thor, ...
knapa maxim gk peka sih klo elena hamil anaknya ?? jangan felix terus dong yg menang , kasiah maxim😑
muznah jenong
💗💗💗👍👍👍
partini
aduh
Mia Camelia
Ayoo thor update lgi yg banyak. semoga nanti ellena bisa di tangkep lgi sm maxim. lebih cocok sm maxim. tolong chapter nya di panjangiiin thor, biar puas baca nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!