Hati wanita mana yang tidak akan hancur melihat sang suami sedang melakukan hubungan suami istri dengan perempuan lain di ruang kerjanya. Wanita itu bernama Sofia, istri dari Rico yang sudah dinikahi selama enam tahun namun belum diberi keturunan.
Sofia tidak pernah menyangka jika sang suami yang selama ini selalu bersikap baik, lembut dan romantis ternyata dia tega mengkhianatinya.
Apakah Sofia bisa mempertahankan rumah tangganya yang sudah ternoda...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Masih mencintaimu
Keesokan harinya Sofia berpamitan untuk pergi ke pengadilan agama guna untuk mendaftarkan perceraian. Tadi malam Sofia sudah menelpon pengacaranya yaitu bu Nuri untuk mendampinginya selama gugatan perceraian hingga persidangan nanti.
Beberapa bukti pun sudah Sofia siapkan. Diantaranya adalah bukti Rico yang menikah lagi tanpa setahu dan seijin Sofia, dan bukti Rico yang telah melakukan kekerasan pada Sofia dengan menamparnya beberapa kali.
"Bu, Sofia pamit ya..." ucap Sofia pada bu Rahma.
"Hati- hati ya nak, ibu doakan semoga urusan mu cepat selesai dan kamu bisa secepatnya bercerai dari Rico..." ucap bu Rahma mengusap pundak Sofia.
"Maaf ya Sofia, bukannya ibu senang kamu bercerai dari Rico. Kalau boleh memilih ibu ingin rumah tangga kamu dan Rico baik- baik saja dan bahagia. Tapi ibu tahu kalaupun kamu tetap akan mempertahankan rumah tanggamu, itu hanya akan membuatmu tersiksa saja. Jadi jalan yang terbaik adalah bercerai..." sambung Bu Rahma.
Iya tentu saja, orang tua mana yang bahagia jika melihat rumah tangganya hancur. Tapi kalau rumah tangganya sudah tidak sehat dan hanya menimbulkan luka, jalan satu- satunya adalah bercerai.
"Iya bu, terus terang Sofia juga tidak bangga akan menjadi janda. Tapi Sofia juga tidak mau terus- terusan tersiksa. Yang terpenting Sofia sudah berusaha untuk mencoba bertahan semampu Sofia hingga pada akhirnya Sofia tidak bisa bertahan lagi dan menyerah...." sahut Sofia.
"Sofia pamit ya bu. Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..."
Sofia lalu pergi ke pengadilan agama ditemani oleh bu Nuri sang pengacara. Sebelumnya Sofia juga sudah berkonsultasi pada pengacaranya itu apa saja yang harus dia siapkan.
Sampai di pengadilan agama Sofia mendapat nomor urut dua untuk mendaftar. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya giliran Sofia dipanggil oleh petugas. Sofia dengan dibantu oleh bu Nuri menyerahkan bukti- bukti yang menjadi alasan untuk menggugat cerai Rico.
🐓🐓🐓🐓🐓
Beberapa hari kemudian
Rico sedang sibuk di kantor karena pekerjaan menumpuk. Iya, selama tiga hari Rico menemani Viviana di rumah sakit hingga Rico tidak bisa masuk kantor. Alhasil hari ini pekerjaannya menumpuk.
Tiba- tiba sekertarisnya masuk ke ruang kerjanya.
"Maaf Pak Rico ,ini ada surat untuk pak Rico..." Siska menyerahkan amplop berwarna coklat kepada Rico.
"Iya terima kasih..." jawab Rico menerima amplop dari Siska.
Rico lalu duduk di kursi kerjanya dan membuka amplop tersebut.
"Hah...?" Rico terkejut begitu tahu bahwa surat tersebut adalah surat panggilan dari kantor urusan agama.
"Sofia... Dia menggugat cerai aku...?" ucap Rico dengan nafas tak beraturan.
Rico segera mengambil ponselnya kemudian menghubungi Sofia. Pada dering ke tiga Sofia langsung menjawab telponnya.
"Halo..." ucap Sofia dari ujung telpon.
"Sayang... Apa yang kamu lakukan...? Kamu menggugat cerai...? Tolong sayang kamu jangan bercanda ya..." ucap Rico seperti orang yang kehilangan ingatan.
Iya, Rico seolah lupa bahwa dirinya lah yang terlebih dulu menjatuhkan talak pada Sofia.
"Iya... Kenapa mas...? kok kamu seperti kaget gitu. Apa kamu lupa kalau kamu sudah menjatuhkan talak padaku. Harus nya kamu senang dong aku dengan cepat menggugat cerai kamu. Tidak lama lagi kita akan resmi cerai dan tidak akan ada lagi yang akan menghalangi kebahagiaan kamu bersama istri muda kamu..." sahut Sofia.
"Sayang... Kamu ini bicara apa...? Aku baru menjatuhkan talak satu padamu. Semua bisa diperbaiki. Kamu jangan bertindak terburu- buru dong sayang... Kita perlu bicara dulu..." ucap Rico.
"Apa...? Bicara...? Bicara apa lagi mas, aku tidak perlu bicara apa- apa lagi sama kamu. Semuanya sudah jelas dan bagiku semua sudah selesai. Aku tidak butuh penjelasan apapun dari kamu. Aku hanya butuh kamu untuk datang ke sidang mediasi nanti..." sahut Sofia.
"Dan satu lagi yang perlu kamu ingat mas, kamu jangan main- main dengan talak. Sekali kamu mengucapkannya , otomatis kita sudah bercerai secara agama...." sambung Sofia.
"Tapi sayang...."
"Maaf mas, aku tutup telponnya..." ucap Sofia.
Sambungan telpon pun berakhir. Rico meletakkan ponsel di atas meja kerjanya dengan kasar. Kemudian Rico mengacak- acak rambutnya sendiri. Dia tidak menyangka kalau Sofia berani menggugat cerai dirinya.
Iya, Rico sadar bahwa dia telah menjatuhkan talak pada Sofia. Tapi saat Rico itu sedang emosi. Rico pikir dia akan bisa memperbaiki semuanya dan minta maaf pada Sofia lalu masalah selesai. Namun ternyata yang dia dapati sekarang malah surat panggilan dari pengadilan agama. Tentu saja Rico syok.
Iya, Rico juga tahu kalau Sofia pergi dari rumah. Bu Irma yang memberitahunya. Rico pun yakin kalau Sofia pergi ke rumah ibunya. Rico pun berencana akan menjemput Sofia setelah dia menyelesaikan pekerjaannya. Namun Rico tidak menyangka sebelum dia menjemput Sofia justru dia disambut oleh surat gugatan cerai dari Sofia.
🐓🐓🐓🐓🐓
"Apa Rico...? Sofia menggugat cerai kamu...?" bu Irma kaget dengan apa yang disampaikan oleh Rico.
"Iya mah, tadi siang Rico mendapat surat dari pengadilan agama..." jawab Rico dengan lesu.
Rico lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa sambil memejamkan mata dan memijit keningnya.
"Sudahlah Rico, tidak usah dipikirkan.Toh kamu juga sudah menjatuhkan talak sama dia. Kamu datang saja besok ke pengadilan agama, biar urusannya cepat selesai dan kamu cepat cerai dari dia..." sahut bu Irma yang sepertinya sama sekali tidak mempermasalahkan soal itu.
Iya, bagi bu Irma tidak masalah Sofia menggugat cerai Rico. Toh sekarang Rico sudah menikah lagi dengan Viviana. Jadi buat apa mempertahankan Sofia yang jelas- jelas tidak bisa memberikan keturunan.
"Tapi mah, Rico tidak ingin cerai dari Sofia. Rico masih mencintai Sofia mah..." ucap Rico.
"Halah ngapain kamu mencintai perempuan yang tidak bisa ngasih kamu keturunan...? Kan kamu sekarang sudah ada Viviana yang jelas- jelas bisa hamil..." sahut bu Irma kesal dengan Rico.
"Harusnya kamu laporkan Sofia ke polisi karena dia sudah mencelakai Viviana. Gara- gara dia anak dalam kandungan Viviana mengalami keguguran..." sambung bu Irma.
Rico tidak menyahut perkataan sang mama, namun dia hanya berdecak.
"Kamu ini kenapa sih Rico...? Kemarin saja kamu dengan tegas menjatuhkan talak pada Sofia. Trus kenapa setelah Sofia menggugat cerai , kamu jadi uring- uringan begini...?" bu Irma mulai sewot.
"Iya mah, tapi kan kemarin Rico lagi emosi. Rico tidak bermaksud mau menceraikan Sofia. Rico hanya keceplosan saja mah..." sahut Rico.
"Apa...? Jadi kamu menjatuhkan talak pada Sofia tidak dari dalam hati kamu...? Hei.. Ingat Rico... Sofia yang sudah membunuh calon bayi kamu. Bayi yang selama bertahun- tahun kamu nantikan kehadirannya...." ucap bu Irma.
"Ya itu mungkin Sofia tidak sengaja melakukannya mah... " sahut Rico.
"Rico harus ketemu sama Sofia mah, Rico harus bicara sama dia supaya dia mencabut gugatan cerai..." Rico lalu berdiri mengambil kunci mobil di atas meja kemudian dia pergi meninggalkan bu Irma.
"Rico... Ngapain sih kamu menemui Sofia segala...? Tidak usah Rico...!" cegah bu Irma.
"Nggak Mah, Rico harus menemui Sofia sekarang juga...." Rico terus berjalan keluar rumah menuju mobilnya.
"Rico..." bu Irma kesal karena perkataannya tidak didengarkan oleh Rico.
Rico masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya menuju ke rumah orang tua Sofia.
"Mah...mas Rico mau ke mana...?" tanya Viviana menghampiri bu Irma di teras rumah.
Iya, sebenarnya Viviana sudah mendengar perbincangan Rico dan bu Irma tentang Sofia. Viviana pun merasa jengkel karena ternyata Rico masih mencintai Sofia.
"Mau menemui Sofia di rumah ibunya..." jawab bu Irma.
"Mau ngapain mah...?" tanya Viviana.
"Mama juga tidak tahu. Mungkin dia mau ngomong sama Sofia supaya dia membatalkan gugatan cerainya..." jawab bu Irma dengan raut wajah jengkel.
"Kok gitu sih mah, kan kemarin mas Rico sendiri yang sudah menalak Sofia, kenapa sekarang dia tidak terima kalau Sofia gugat cerai...?" Viviana merasa tidak terima dengan sikap Rico.
"Nggak tahu lah Vi, mama juga pusing... Mungkin Rico masih mencintai Sofia kali..." jawab bu Irma.
"ih..." Viviana menghentakkan kakinya lalu bergegas masuk ke dalam rumah dan bergegas menuju ke kamarnya.
Viviana masuk ke dalam kamarnya kemudian membanting pintu kamarnya dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Bi Iyam yang sedang bebenah di ruang tengah pun terlonjak kaget.
Iya, Viviana merasa jengkel dengan sikap Rico yang masih saja memikirkan Sofia. Padahal Viviana sudah merasa senang karena Rico sudah menjatuhkan talak pada Sofia waktu di rumah sakit. Viviana sudah merasa menang dan dapat memiliki Rico seutuhnya. Namun nyatanya Rico masih mempunyai rasa untuk Sofia dan dia seperti tidak rela berpisah dari Sofia.
Viviana melempar bantal dan selimut yang ada di atas tempat tidur hingga berserakan di lantai.
"Aarrhh...sialan...!" seru Viviana kesal.
Viviana begitu kesal, dia sudah melakukan banyak cara termasuk menjebak Sofia seolah- oleh dia yang telah menyebabkan dirinya keguguran. Viviana juga berhasil membuat semua orang percaya hingga mereka semua membenci Sofia termasuk Rico. Namun pada akhirnya itu semua tidak ada pengaruhnya buat Rico, karena dia tetap mencintai Sofia.
🐓🐓🐓🐓🐓
Rico menghentikan mobilnya di depan rumah bu Rahma. Kemudian Rico turun dari mobilnya. Di halaman rumah bu Rahma Rico melihat mobil Sofia terparkir di sana. Berarti tebakannya benar jika selama ini Sofia tinggal di rumah ibunya.
Rico melangkah menuju teras rumah sang ibu mertua. Kemudian dia mengetuk pintu rumah tersebut.
"Tok..tok..tok..."
Tak lama kemudian pintu terbuka dari dalam, dan keluarlah bu Rahma. Melihat sang menantu ada di depan pintu, bu Rahma langsung memasang muka tidak suka.
"Bu..." ucap Rico hendak menyalami bu Rahma.
Namun bu Rahma malah menyembunyikan tangannya ke belakang. Iya ,bu Rahma tidak sudi lagi bersalaman dengan menantu yang sudah menyakiti hati putrinya.
Rico pun menyadari jika ibu mertuanya pasti kesal dan mungkin benci padanya karena dia sudah menikahi perempuan lain.
"Mau ngapain kamu malam- malam datang ke sini...?" tanya bu Rahma dengan sedikit ketus.
"Sa..saya mau ketemu dengan Sofia bu..." jawab Rico.
"Mau ngapain...?"
"Ada yang ingin saya bicarakan..."
"Sofia sudah tidur. Dan menurut ibu ,tidak ada lagi yang harus kamu bicarakan sama Sofia. Bukannya kamu sudah menjatuhkan talak padanya. Kalian sudah cerai secara agama. Jadi mau bicara apa lagi...?" tanya bu Rahma.
"Saya perlu bicara bu, saya ingin minta maaf sama Sofia. Dan talak saya yang kemarin itu, saya benar- benar tidak sengaja bu, saya khilaf. Saya ingin mencabut talak itu dan kembali rujuk dengan Sofia bu..." jawab Rico dengan muka serius.
"Hei Rico... Kamu jangan main- main dangan talak ya... Kamu pikir anak saya tidak punya perasaan, yang bisa dengan gampangnya kamu jatuhkan talak lalu kamu ajak rujuk kembali...?" bu Rahma semakin kesal dengan Rico.
"Jangan karena Sofia belum bisa memberikan kamu keturunan lalu kamu dan keluarga kamu bisa semena- mena sama dia ya... Saya ibu kandung Sofia, saya yang melahirkan dan membersarkan dia dengan susah payah. Tapi kalian seenaknya saja menyakiti Sofia. Saya benar- benar tidak terima dengan perlakukan kamu pada Sofia..." Sambung bu Rahma sambil menunjuk wajah Rico.
Rico hanya bisa menunduk karena merasa bersalah. Iya, Rico tentu saja memaklumi sikap ibu mertuanya yang begitu marah padanya. Rico mengakuinya bahwa dia yang salah.
"Saya minta maaf bu... Saya salah... Saya khilaf..." ucap Rico dengan mata berkaca- kaca.
Bu Rahma semakin kesal mendengar kata khilaf dari mulut Rico. Bagaimana mungkin dia bilang khilaf sedangkan dia melakukan kesalahan berkali- kali. Dia sudah selingkuh dengan Viviana, setelah itu dia menikahi selingkuhannya tanpa diketahui oleh Sofia. Tak sampai di situ dia juga sengaja membawa istri mudanya tinggal satu atap dengan Sofia tanpa memikirkan perasaan Sofia.
Dan setelah itu Rico tidak pernah adil pada Sofia. Dia lebih mementingkan perasaan Viviana dibanding Sofia. Ditambah lagi Sofia difitnah telah menyebabkan Viviana keguguran hingga akhirnya dia ditalak di tempat umum. Dan sekarang dengan seenaknya dia bilang khilaf.
"Bu, saya benar- benar menyesal, saya mohon bu, beri saya satu kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya. Saya ingin memperbaiki rumah tangga bersama Sofia. Saya janji bu, saya tidak akan menyakiti Sofia lagi. Saya berjanji akan menyayangi Sofia dengan sepenuh hati..." ucap Rico memohon pada bu Rahma.
"Maaf Rico, saya tidak percaya sama kamu. Keputusan Sofia sudah bulat. Dia ingin bercerai secara resmi dari kamu. Kamu sudah mendapat surat dari pengadilan agama kan...? Ya sudah kamu datang saja ke pengadilan agama besok lusa..." sahut bu Rahma.
"Tapi bu saya tidak mau cerai dari Sofia, saya mencintai Sofia..."
Lagi- lagi bu Rahma dibuat kesal, bagaimana mungkin Rico bisa mengatakan bahwa dia mencintai Sofia tapi di belakang Sofia dia berkhianat.
"Dengar ya Rico, kalau kamu benar- benar mencintai Sofia, kamu tidak akan mengkhianati dia apapun alasannya..." sahut bu Rahma.
"Kamu bilang kamu mencintai Sofia,tapi dengan sengaja kamu mengkhianati dan menyakiti Sofia. Dan sekarang giliran Sofia menggugat cerai , kamu tidak terima. Egois banget sih jadi orang...."
"Sudahlah Rico lebih baik kamu pulang, tidak usah temui Sofia lagi. Nanti saja kalian ketemu di sidang mediasi...." sambung bu Rahma.
"Tapi bu...."
"Maaf saya mau istrirahat..." bu Rahma langsung masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
"Bu...bu tolong buka pintunya bu.. Tolong kasih satu kesempatan lagi buat saya memperbaiki semuanya bu... " Rico mengetuk- ngetuk pintu rumah bu Rahma.
Namun bu Rahma tidak mau memperdulikan Rico lagi. Dia lalu mematikan lampu ruang tamu kemuidan masuk ke kamar untuk istirahat.
Tubuh Rico terasa lemas, tubuhnya merosot ke lantai teras rumah bu Rahma. Rico sedih dan menangis di sana. Dia benar- benar menyesal karena telah menjatuhkan talak pada Sofia.
Bersambung....
smuanya trbongkar.... viviana sndiri yg menggurkn kndungannya...
& tak ada lgi ksempatan buat rico kmbali dgn sofia...
ya g pp wes.... klo utuk mnjemput bahagia yg akn datang.... hrus lewat pnderitaan hidup dgn rico trlbh dahulu....
pdahal viviana hbis minum obat penggugur janin.... sengaja cari ribut dgn sofia...