Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 26 - Jangan Temui Mereka!
Naomi kembali berusaha menghubungi Gilang malam itu. Berniat untuk meyakinkan Gilang kalau dia bukanlah pelakunya. Beberapa kali mencoba menelefon Gilang, panggilan telefon Naomi tak kunjung direspon oleh Gilang. Pesan singkat yang Naomi kirimkan padanya pun tak Gilang balas.
“Kenapa kamu gak angkat telefon aku, Mas. Apa kamu benar-benar gak bisa percaya padaku?” Tangisan Naomi kembali pecah. Diikuti rasa sakit di bagian perutnya. Setiap kali Naomi bersedih hati dan menangis, perutnya pasti bakalan terasa sakit.
Tak ingin terjadi apa-apa dengan janinnya, Naomi berusaha menenangkan diri. Membaringkan tubuh di atas ranjang dan mencoba untuk tidur. Berharap setelah ia terjaga nanti, Gilang sudah membalas pesan singkat dari dirinya.
Waktu berganti hari, Naomi kembali terjaga di pagi hari tanpa ada Gilang di sisinya. Wajah Naomi seketika murung saat menyadarinya. Meski kepalanya masih terasa pusing dan rasa mual masih mendera, Naomi berniat untuk masuk bekerja hari itu. Rasanya akan lebih baik kalau dia bekerja saja dari pada tetap berada di rumah dan memikirkan masalah rumah tangganya dengan Gilang.
“Naomi, kamu udah sembuh?” Pertanyaan itu keluar dari mulut Abian saat mereka bertemu di lobby rumah sakit pagi itu. Abian kaget karena Naomi sudah masuk bekerja. Karena kemarin dari informasi yang ia dengar dari Mama Jelita, kondisi Naomi masih kurang sehat.
“Kalau kamu masih sakit, gak usah dipaksa masuk kerja. Nanti kondisi kamu bukannya pulih justru makin sakit.” Sambung Abian.
Naomi mengulas senyum. Melihat wajah Abian yang nampak mengkhawatirkannya, Naomi jadi membandingkannya dengan Gilang. Di saat pria lain begitu sangat mengkhawatirkan dirinya, suaminya sendiri justru bersikap acuh padanya.
“Kondisiku udah lebih baik, Abian. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagian pagi ini kita ada jadwal seminar kan. Aku gak mau ketinggalan seminar hari ini.”
Abian menghela nafas. Rasanya tidak ada gunanya dia melarang Naomi untuk bekerja. Karena wanita itu pasti akan tetap keras kepala untuk tetap bekerja.
“Ya sudah kalau begitu. Tapi kamu harus ingat jangan dipaksakan. Kalau rasanya kamu udah gak kuat buat kerja, pulang saja.”
Naomi mengangguk. Setelah berbincang sebentar dengan Abian, Naomi melanjutkan langkah menuju ruangan kerjanya berada. Baru saja masuk ke dalam ruangan kerjanya, ponselnya terdengar berbunyi dan memperlihatkan nama Mama Jelita di sana.
“Halo, Naomi. Apa keadaan kamu udah membaik hari ini?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Mama Jelita membuat Naomi menyimpulkan kalau mamanya tidak akan menduga kalau dia memutuskan untuk masuk bekerja hari itu. Tak ingin mamanya semakin salah paham, Naomi akhirnya memberitahu keberadaannya saat ini.
“Astaga, Naomi. Kenapa kamu masuk kerja. Kondisi kamu kan belum pulih, nak!” Suara Mama Jelita terdengar khawatir. Kemudian wanita yang telah melahirkan Naomi itu mematikan sambungan telefonnya. Tak lama, Mama Jelita sudah berada di dalam ruangan kerja Naomi dan menatap wajah Naomi dengan intens.
“Kenapa kamu masuk kerja, Naomi. Memangnya kondisi tubuh kamu udah lebih membaik?” Tanya Mama Jelita. Dia merasa khawatir dengan kondisi Naomi yang sedang hamil muda. Rasanya Mama Jelita takut kalau kandungan Naomi kenapa-napa.
“Jangan terlalu mengkhawatirkan aku seperti itu, Mah. Kondisi tubuhku terasa sudah lebih baik.” Naomi menenangkan hati Mama Jelita. Dia tak ingin semua orang jadi mengkhawatirkan dirinya.
Mama Jelita berusaha untuk percaya dengan yang Naomi katakan. Meski Mama Jelita melihat kalau kondisi Naomi belum terlihat lebih baik. Karena wajah Naomi masih nampak pucat meski Naomi sudah berusaha menutupinya dengan riasan wajahnya.
“Oh ya, Naomi. Apa Gilang sudah pulang ke rumah kalian?” Mama Jelita ingin tahu. Dari kemarin dia selalu memikirkan keberadaan menantunya itu. Mama Jelita berharap kalau Gilang sudah pulang ke rumah kemarin.
Naomi diam dengan kepala tertunduk. Apakah dia harus jujur pada Mama Jelita? Tapi bila ia jujur, Naomi takut menyakiti hati mamanya.
“Gilang belum pulang?” Tebak Mama Jelita.
Naomi cepat mengangguk. “Sudah, Mah.”
“Lalu, apa kamu udah memberitahu Gilang kalau kamu lagi hamil?”
Lagi, Naomi terdiam hingga membuat Mama Jelita kembali bersuara. “Kamu belum kasih tahu Gilang? Kenapa kamu gak kasih tahu, Gilang, Naomi. Dia berhak tahu kalau kamu lagi hamil!” Suara Mama Jelita terdengar tegas. Mama Jelita tidak suka dengan sikap Naomi yang menutupi kehamilannya dari Gilang.
“Aku sudah ingin memberitahu Mas Gilang, Mah. Tapi Mas Gilang gak mau dengerin perkataan aku.” Lirih Naomi. Suarannya terdengar parau saat berbicara. Seolah begitu berat jawaban tersebut keluar dari dalam mulutnya.
Mama Jelita dibuat bingung mendengarnya. Dahinya pun nampak mengkerut menatap wajah Naomi. “Kenapa bisa begitu? Apa alasannya? Apa kamu dan Gilang lagi berantem?”
Naomi menggeleng. Dengan terpaksa dia memberitahu Mama Jelita masalah yang sudah terjadi antara dirinya dan Gilang. Dimulai dari awal Gilang datang ke rumahnya, hingga akhirnya Gilang menuduhnya yang bulan-bukan.
“Apa? Gilang nuduh kamu sebagai dalang pelaku pelecehan Melvina?” Mama Jelita dibuat kaget. Bagaimana tidak, bisa-bisanya menantunya itu menuduh putrinya sebagai pelaku kejahatan.
Naomi mengangguk dengan air mata yang mengalir membasahi pipi. Rasanya sulit sekali bagi Naomi menahan diri agar tidak menangis. “Pelaku pelecehan itu mengaku kalau dia melakukannya atas perintah dari aku, Mah. Aku udah berusaha meyakini Mas Gilang kalau aku bukanlah pelakunya. Tapi Mas Gilang gak mau percaya kepadaku. Dia justru pergi meninggalkan rumah dan tak mau mendengar kabar tentang kehamilanku.”
Hati Mama Jelita ikut dibuat sakit mendenga pengakuan Naomi. Melihat Naomi yang sedang menangis sesegukan, Mama Jelita segera bangkit dari posisi duduk. Menghampiri Naomi dan mengusap pundak Naomi untuk menenangkannya.
“Kenapa Mas Gilang tega menuduhku seperti itu, Mah. Kenapa dia mudah sekali percaya dengan tuduhan orang lain kepada istrinya sendiri. Dia bahkan memaksa aku melakukan hal yang sama sekali tidak pernah aku lakukan.”
Mama Jelita menarik nafas dalam. Rasanya dia sungguh emosi pada menantunya itu saat ini. Namun, Mama Jelita tak ingin menunjukkan kemarahannya di depan Naomi. Karena bisa saja membuat Naomi jadi kepikiran nantinya. Mama Jelita pun berusaha untuk menenangkan hati Naomi yang sedang bersedih.
“Apa kamu berniat untuk menyakini Gilang untuk percaya sama kamu, nak?” Tanya Mama Jelita.
Naomi mengangguk pelan. “Kalau Mas Gilang gak pulang juga hari ini ke rumah dan gak mau angkat telefon dari aku, aku berniat menemuinya ke rumah sakit tempat Melvina dirawat, Mah. Aku harus temui dia untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.”
Mama Jelita menggeleng cepat. “Gak. Mama gak setuju kamu menemui Gilang di rumah sakit. Bisa aja nanti mertua kamu ikut menuduh kamu yang bukan-bukan. Mama gak mau kamu tersudutkan di sana nantinya!” Tegas Mama Jelita. Jika Gilang yang berstatus sebagai suami Naomi saja tidak bisa percaya pada Naomi, bagaimana dengan mertua Naomi sendiri? Apa lagi Mama Jelita tahu bagaimana sayangnya Mama Ruby pada Melvina selama ini. Mama Jelita tidak ingin putrinya sampai kenapa-napa bila tetap memaksakan diri bertemu dengan Gilang dan keluarganya nantinya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Derby terpaksa bohong naomi keguguran agar gilang tidak mencari naomi lagi, mendingan gilang urusin aja calon istrimu sakit jiwa da stress itu....
ngakuinya mencintai naomi tp kenyataannya menyakiti hati naomi tega skl gilang menuduh naomi pelaku pelecehan terhadap melvina...
Melvina sakit jiwa dan stress sebaiknya dimasukkan rumah sakit jiwa aja.....
Udah thor aku stop baca nya. Krn kurang greget aja bacanya. Mf y thor. Bukan menjatuh kan. Tetap semangat berkarya😊🤗
jangan sampai kamu punya pikiran kalo Naomi selingkuh ya...dan bayi yang di kandungnya bukna anakmu....kalo sampai itu terjadi.....fix kamu adalah lelaki ynag benar2 perlu di binasakan....
harusnya kamu berpikir kalo Naomi pergi membawa bayimu....dan jadikan ini pembuka jalan pikiranmu untuk m3mbatalkan pernikahanmu dengan ulet keket
walaupun Naomi ga mau sama kamu lagi setidaknya kamu jangan sampai menikahi ulet keket itu