NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Sagara memasuki rumahnya dengan senyum mengembang. Di tangannya ada kantong plastik berlogo minimarket.

Namun, keningnya mengerut saat tidak melihat Naya di depan TV, biasanya istrinya selalu menunggu ia pulang di sana.

Sagara pun menuju kamar mereka untuk mencari keberadaan Naya.

Ceklek

Sagara mengerutkan keningnya saat melihat Naya yang sedang mengemasi bajunya. Dengan langkah lebar, dia mendekati Naya dan meletakkan plastik yang dia bawa ke lantai.

"Kamu mau ke mana?" Sagara mencekal tangan Naya yang terus memasukkan bajunya ke dalam koper.

Naya tidak menjawab, dia malah menyentak tangan Sagara yang mengganggu nya dan lanjut membereskan pakaiannya.

"Nayanika...," geram Sagara. Dia menutup lemari itu dengan kencang.

Dengan nafas memburu Naya menatap tajam Sagara. "Jangan ganggu aku!" sentaknya.

"Kamu kenapa? Mau ke mana, hm?" Sagara berdiri di depan Naya lalu menangkup kedua sisi wajah sang istri.

Melihat mata Naya yang memancarkan amarah membuat Sagara mengerutkan keningnya. Apakah gadis itu marah karena dia tinggal di rumah sendirian?

"Kenapa, Sayang?" tanya Sagara dengan lembut.

"Ngapain pulang segala? Baru ingat kalau ada istri di rumah? Keasikan sama cewek lain ya?" sinis Naya. Di menyentak tangan Sagara. Saat hendak kembali mengemas bajunya, Sagara kembali menarik tangannya.

"Maksud kamu apa? Kita duduk dulu, ya? Kamu cerita biar aku gak bingung," bujuk Sagara. Dia menuntun Naya agar duduk di pinggiran ranjang.

Tak sampai di sana, Sagara juga menyuruh Naya untuk minum air lebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya.

"Tenang. Kamu cerita dulu, biar aku ngerti," katanya dengan lembut.

Naya sama sekali tidak menatap Sagara. Dia hanya diam dengan amarah yang semakin memuncak. Ekspresi Sagara seperti tidak tau apa-apa membuat Naya semakin meradang.

"Kamu habis dari mana?" tanya Naya. Meski nadanya sudah mulai melemah, tapi raut wajahnya masih kesal.

"Ada urusan, Sayang."

"Urusan sama si cabe itu, iya?!" tuding Naya.

"Si cabe siapa?"

"Itu tuh, sekertaris kamu! Urusan selingkuh, iya kan?! Udahlah, dari awal harusnya aku gak usah berharap lebih sama pernikahan kita. Apa sih sepesial nya cabe itu? Bohay juga lebih bohay aku, sedangkan si cabe kurus kering gitu kamu sukai? Minimal kalau selingkuh itu cari yang lebih cantik dari aku! Masa iya cabe kering gitu dijadiin selingkuhan?" cibir Naya.

"Siapa yang selingkuh? Aku gak selingkuh, Sayang," ujar Sagara memelas.

"Ngelak terus ya kamu! Kamu pikir aku gak tau?! Kamu pikir aku bisa dibodohi?! Kamu yang selingkuh, KAMU!" Naya menunjuk serta mendorong dada Sagara. Matanya benar-benar memancarkan amarah.

"Kamu ada bukti?" tanya Sagara. Meskipun dia kesal, tapi ia berusaha tidak mengamuk di depan Naya yang terus menuduhnya.

Naya beranjak mengambil ponselnya dan melemparkannya pada Sagara. "Tuh buktinya! Mau ngelak apa lagi kamu?!" sentak gadis itu.

Sagara melihat foto yang ada di ponsel Naya. Jadi karena foto ini istrinya mengamuk? Siapa yang berani mengirim foto ini pada istrinya?

"Sini duduk." Sagara menarik tangan Naya agar duduk kembali di sampingnya.

"Gak mau!"

"Naya, dengar penjelasan aku dulu biar kamu gak salah paham. Ya?" bujuk Sagara.

"Penjelasan apa lagi?! Itu udah jelas, kan?!" Naya menunjuk foto di ponselnya. "Semuanya udah jelas tanpa kamu jelasin, Sagara," tekannya.

"Aku mau cerai!"

Sagara mengeraskan rahangnya. "Bilang sekali lagi," titahnya. Matanya menatap tajam Naya yang masih berdiri di depannya.

"AKU MAU CER— HMMPPHH!"

Sagara langsung membungkam bibir Naya dengan ciumman brutal. Pria itu tak menghiraukan Naya yang memberontak. Sedangkan Naya benar-benar terkejut dengan serangan Sagara. Baru kali ini pria itu kasar padanya.

Sagara menyudahinya. Nafas mereka memburu. Mata keduanya sama-sama saling menatap tajam.

"Aku sudah minta kamu diam dan dengarkan penjelasannya, tapi kamu masih keras kepala. Kamu pikir, cuma kamu yang ingin dimengerti terus, hm? Aku kepala keluarganya di sini, Nayanika. Berulang kali aku bilang, tolong hormati aku sebagai suamimu, tapi apa? Saat aku minta kamu diam, kamu malah berontak gak tau aturan. Gimana masalah mau selesai kalau kamu labil begini?" Sagara bicara dengan nada rendah seperti bisikan dan penuh penekanan.

Sagara sedikit melangkah mundur, membiarkan istrinya bernafas lega. "Tenangkan diri kamu, baru kita bicara."

Setelah mengatakan itu Sagara keluar dari kamar.

Karena keduanya sedang dikuasai amarah. Sagara memutuskan untuk mengurung Naya di kamar. Namun, dia tetap berada di rumah, tepatnya di ruang keluarga. Ia sedang meredakan amarahnya di sana. Sedangkan Naya sibuk menggedor-gedor pintu dan berteriak memanggil Sagara. Para pelayan tidak ada yang ingin ikut campur.

Biarlah seperti ini dulu, sampai rasa kesal dan marah mereka mereda. Sagara juga tidak mau berakhir menyakiti Naya nantinya. Sabar itu ada batasnya. Dan Naya malah sering menguji kesabarannya.

Sagara menghela nafas kasar. Dia memeriksa ponselnya yang berbunyi tanda pesan masuk.

Dan detik itu juga, amarah Sagara semakin memuncak. Seseorang mengiriminya foto Naya dan Felix duduk berdua di sebuah taman.

Mata Sagara melihat paper bag yang ada di salah satu sofa, rupanya Naya belum membereskan paper bag tersebut. Dengan langkah lebar dia mengambil semuanya tanpa melihat isi di dalamnya.

"Bakar semuanya sampai tidak tersisa," titah Sagara pada pelayan. Tanpa membantah, pelayan itu mengangguk.

"Manusia licik itu, sudah berani melangkah sejauh ini rupanya," desis Sagara.

Di kamar, Naya tidak hilang akal, dia berusaha membuka pintu balkon yang sayangnya di kunci juga. Seperti waktu itu, Sagara tidak membiarkannya memiliki celah untuk keluar.

"Kurang ajar, dia pikir keren begitu, hah?" Nafas Naya memburu karena sedari tadi dia tidak bisa diam.

"Dasar batu akik, tukang selingkuh! Aku aduin mama kamu, Mas!"

Naya mengambil ponselnya yang tergeletak di atas ranjang. Benda persegi panjang itu sudah tidak cantik lagi, layarnya retak karena dia banting.

"Halo, Sayang."

"Mama..." Naya ingin menangis rasanya.

"Kenapa Naya? Ada apa? Kamu nangis?"

"Aku dikurung Mas Saga di kamar. Aku lapar ... hiks ..." Naya berusaha menjual kesedihan nya agar dia bisa keluar dari sini. Bodo amat kalau Sagara pernah bilang masalah rumah tangga harus diselesaikan tanpa ikut campur tangan orang tua.

"Astaga ... iya, iya. Mama ke sana sekarang, ya? Kamu jangan—"

"Gak perlu."

Naya melotot kaget saat ponselnya diambil alih oleh Sagara. Entah sejak kapan pria itu sudah ada di belakangnya. Naya berusaha merebut ponselnya, tapi Sagara tidak menyerahkan begitu saja.

"Sagara! Kamu apakan menantu Mama?! Jangan KDRT kamu!"

"Ada sedikit masalah, Mama gak usah khawatir," jawab Sagara sambil menatap Naya dengan datar.

"Mana Naya?! Mama mau ngomong!"

"Aku tutup teleponnya. Mama jangan khawatir, kami baik-baik aja."

Sagara langsung memutuskan sambungannya dan menatap istrinya dengan tajam.

"Jangan bawa-bawa mama ke dalam masalah kita, Naya," desis Sagara.

"Kamu jahat!"

"Maka dari itu, dengarkan penjelasan aku dulu," ujar Sagara.

"Apa yang harus didengarkan? Semuanya udah—"

"NAYANIKA!"

Habis sudah kesabaran Sagara. Dia membentak istrinya. Suaranya sampai menggema di ruangan itu, bahkan pelayan di luar juga bisa mendengarnya.

Naya tersentak, dia sampai mundur beberapa langkah saking terkejutnya. Matanya memanas, ia menatap Sagara dengan mata berkaca-kaca.

Sagara menunduk, dia mencengkram ponsel Naya dengan erat.

"Saya sudah peringati kamu, Naya...," lirihnya.

Naya bisa melihat tubuh suaminya bergetar. Apakah Sagara benar-benar marah?

Naya tidak berani bersuara, bahkan tanpa sadar dia melangkah mundur karena takut pada suaminya sendiri.

"Apa susahnya mendengar penjelasan dari saya, hm?" Sagara mengangkat kepalanya lagi.

Suara Sagara benar-benar terdengar menyeramkan. Pria itu juga sudah mengubah cara bicaranya. Naya tau kalau Sagara sudah benar-benar marah saat ini.

Sagara menghela nafas kasar. Dia menjatuhkan tubuhnya di pinggiran ranjang. Kedua tangannya menjambak rambutnya dengan kencang, mencoba meredakan amarahnya.

Mendengar isak tangis Naya, Sagara langsung mendongak. Dia semakin merasa bersalah telah membentak Naya. Bahkan gadis itu sampai meringkuk di samping nakas, seolah takut pada suaminya sendiri.

Sagara melangkah mendekati sang istri, lalu dia mendekap tubuh mungil Naya.

"Maaf ... maafin aku," bisik Sagara penuh sesal.

"Kamu jahat, jahat!" Tangis Naya semakin kencang. Tangannya menarik-narik baju yang dipakai Sagara dengan brutal.

Sagara tetap diam memeluk Naya meskipun Naya memberontak.

Harusnya dia bisa menjaga lisannya. Tak seharusnya Naya dia bentak seperti tadi. Sagara benar-benar menyesal. Apalagi saat mendengar tangis Naya yang begitu merasa tersakiti.

Nyatanya, sebuah hubungan tidak cukup jika hanya ada cinta. Mereka juga membutuhkan sikap saling menghargai alias tidak seenaknya. Sifat Naya masih kekanakan, sedangkan Sagara sudah cukup dewasa dalam hubungan ini. Sayangnya, Naya terlalu mementingkan diri sendiri dari pada mendengarkan penjelasan dari suaminya. Harusnya mereka bisa menyelesaikan masalah ini dengan mudah, tapi Naya, dia selalu memberontak hingga membuat kesabaran Sagara habis.

Jadi, jangan salahkan Sagara sampai berani membentak Naya. Mereka berdua sama-sama salah, tapi kurang intropeksi diri saja. Terutama Nayanika.

bersambung...

1
Nurwana
kayaknya ni Sagara dari dulu suka sama Naya cuman gengsinya tinggi.
vj'z tri
😭😭😭😭😭😭😭 sedih bangettt lohhh
vj'z tri
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭🫂🫂🫂🫂🫂🫂🫂😭😭😭😭😭😭🫂🫂🫂🤧🤧🤧
erma irsyad
oohh astaga s Sapi bs d asingkan k tempat terpencil😂🤣
vj'z tri
😱😱😱😱😱😱. garaaaaa nanay di dorong 😭😭😭😭😭😭😭😭semoga debay gak kenapa Napa 😭😭😭😭 dasar lampirrrrrrrrrrrrrt 😡😡😡😡
kalea rizuky
naya kek bocah emaknya slah didik hadeh
vj'z tri
kau salah Felix telah mengganggu beruang hibernasi 😏😏😏😏 siapkan diri mu terima amukan nya gara 😤😤😤😤😤
vj'z tri
semangat Thor aku pada mu 🎉🎉🎉🎉🎉
erma irsyad
bikin deg deg n saja s Naya
vj'z tri
makarel siap siap kau merasakan amukan gara 😡😡😡😡😤😤di jadikan sarden kau 😏😏😏😏😏
yourheart
karamelllllll
dyarryy
tebak ending😏😏
Iren Nursathi
gantuuuung lanjuuut dong thor
vj'z tri
nay kamu di mana 😱😱😱😱😱🥹🥹🥹🥹🥹😭😭😭😭😭😭😭😭😭
vj'z tri
manfaatkan situasi yang ada ya nay 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 gimanaa muntah nya garaaaa batagor nya udah bersatu dengan darah dan kotoran nya pun sudah dibuang 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lagiiìiiii thor seruuuuuu
vj'z tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
iiii gemes aku loh sama pasangan ini 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
biang Lala nya Felix ini awas kamu ketemu akuh tak karungi terus tak lempar ke kali mati biar di bersihin sekalian ,mumpung lagi pada bersih bersih 😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!