NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda

Terpaksa Menikahi Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aylop

Karena kejadian di malam itu, Malika Zahra terpaksa harus menikah dengan pria yang tidak dicintainya.

"Argh! kenapa aku harus menikah dengan bocah bau kencur!" gerutu seorang pria.

"Argh! kenapa aku harus menikah dengan pak tua!" Lika membalas gerutuan pria itu. "Sudah tua, duda, bau tanah, hidup lagi!"

"Malik! mulutmu itu!"

"Namaku Lika, bukan Malik!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylop, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Listrik Padam

Evan tersedak mendengar perkataan bocah labil itu. Dalam pikiran pria tua itu tidur bersama bermakna melakukan hal yang bergairah.

Pria itu memikirkan seperti itu, maklum saja ini sudah tengah malam dan sedang hujan. Udara dingin dan butuh sebuah kehangatan.

"Om, ayo kita tidur bersama." Lika kini memasang wajah melas.

"Nanti aku tidur di tempat tidur dan om di lantai saja." sambung Lika kembali. Seperti ini tidur bersama yang Lika maksud. Hanya berada di kamar yang sama.

"Tidur sana di kamarmu sendiri!" tolak Evan. Ia kembali tersadar. Malah tadi sempat memikirkan menghabiskan malam bersama si Malik itu.

Saat Evan akan masuk kamar, Lika menahan dan mengeratkan pelukannya.

"Aku tidak mau tidur sendiri, aku takut, om!"

Pria tampan itu membuang nafasnya sejenak, ia memang tidak pernah menang melawan bocah kematian satu ini. Kini si Malik juga sudah bercucuran air mata.

"Kita tunggu di ruang tamu saja sampai hujan reda." putus Evan akhirnya. Ia jadi mengalah.

Nanti setelah hujan berhenti, mereka akan ke kamar masing-masing.

Lika mengangguk senang. Ia menghapus air matanya.

"Aku ambil selimut dulu, om!" ucap Lika berlari ke kamar.

Sambil menunggu hujan berhenti, Lika akan memakai selimut. Malam ini udara begitu dingin.

Dan tak lama,

"Om Evan!!!" pekik Lika ketakutan. Tiba-tiba kamarnya gelap gulita.

"Om Evan!" panggil Lika kembali. Ia masih sendirian di kamarnya.

"Om Evan di mana?"

Lika memberanikan diri untuk melangkah keluar kamar. Om Evan ada di ruang tamu. Ia berjalan dengan meraba-raba.

Dan saat keluar kamar,

"Bahhh!" Evan pun menjahili Lika. Ia menyalakan senter di ponsel yang di letakkan di dekatkan di muka.

"Akhhhh! Akhhh! Akhhh!!!" Lika berteriak histeris dengan penampakan yang tiba-tiba. Bulu kuduk jangan ditanya, sudah merinding disko.

Bugh, tangan Lika refleks memukul kepala yang bercahaya itu.

"Malik!" Evan kesal. Lika malah memukulnya. Tidak bisa diajak becanda.

"Om Evan, jangan menakutiku!"

Tak berapa lama kemudian, Evan duduk sambil melipat tangan di dada. Di sampingnya ada Lika. Mereka berdua berada di ruang tamu yang bercahayakan lilin.

"Om, maafkan aku. Tadi aku refleks dan tidak sengaja. Om juga sih, sudah listrik padam begini malah menakutiku!" oceh Lika dengan nada cemberut. Pak tua itu bercanda tidak melihat kondisi.

Evan hanya mendengus.

"Om, kapan listriknya akan menyala kembali?" tanya Lika. Lilinnya tinggal setengah.

Evan mengangkat bahu tanda tidak tahu. Ia bukan orang PLN.

"Nanti kalau sudah lampu menyala bangunkan aku! Kamu jangan tidur dan tunggu!" pesan Evan. Ia sudah mengantuk.

"Mundur lagi!" pinta Evan kemudian.

Kini Evan membaringkan tubuh di sofa, lalu memejamkan mata.

Lika mengangguk akan menurut. Ia tidak berani melawan Evan. Bisa-bisa jadi berdebat dan ia akan ditinggal sendirian di dalam kegelapan.

Pak tua itu kini sudah tidur saja. Lika pun menyandar di sandara sofa. Ia tidak boleh tidur dan akan menunggu sampai listrik menyala.

Saat pagi menjelang, Evan kesulitan menggerakkan badan. Tubuhnya seperti ketindihan.

Matanya perlahan terbuka dan melihat apa yang menindihnya.

"Malik?" ucap Evan pelan. Ia terdiam sesaat mengumpulkan jiwa raganya yang masih berhamburan.

Seseorang tidur di dadanya, menimpa tubuhnya.

Lika pun membuka mata dan melihat mata itu.

Sejenak diam mengumpulkan jiwa raga.

"Akhhh! Apa yang terjadi, om?" teriak Lika. Bangun-bangun ia sudah di atas tubuh Evan saja.

"Aww!!!" Evan meringis kesakitan. Lika langsung bangkit dengan tangan yang menekan perutnya.

Lika lalu melihat dirinya yang masih berpakaian utuh. Sedikit bernapas lega, sepertinya tidak ada yang terjadi tadi malam. Mereka hanya tidur saja dan tidak melakukan apapun.

"Kenapa kita jadi tidur di sini?" tanya Lika. Terakhir mengingat menunggu listri menyala.

"Kamu kenapa tidak membangunkanku? Kamu malah ikutan tidurkan?!" Evan berucap dengan nada sinis. Tadi malam ia berpesan untuk dibangunkan setelah listrik menyala.

"Aku juga tidak tahu kapan mataku terpejam." bela Lika. Bangun-bangun sudah pagi saja.

"Aku mau mandi!" Lika berlari kabur untuk mencari aman. Ia menghindari kemurkaan Evan di pagi ini.

"Malik!!!"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Malik, cuci piringmu itu!" pinta Evan. Tadi ia hanya mencuci piringnya yang kemarin.

Lika yang baru keluar kamar pun menggerutu. Si pak tua itu sedang cuci piring dan bukan sekalian mencuci semua. Ini malah dipilih-pilih.

"Mulai sekarang, jika pakai peralatan dapur cuci sendiri!" jelas Evan. Ia akan tegas dan tidak akan bersikap lembut lagi pada Lika lagi.

"Kamu mau ke mana?" tanya Evan. Ia melihat Lika berpakaian rapi.

Wanita yang sedang membuat teh itu melihat Evan dengan sengit. Kembali ingat saat ia menunggu berjam-jam di teras rumah.

"Mana kunciku, om?" bukannya menjawab, Lika malah meminta kunci rumah. Ia tidak mau menunggu di teras lagi.

"Di laci bawah tv." jawab Evan. Ia mengelap tangan dengan kain lap. Cucian piringnya telah selesai.

"Kamu masih kerja?" tanya Evan. Ia akan menyampaikan pesan papanya.

Lika mengangguk tanda iya.

"Kamu hari ini juga berhenti dari kerjaanmu!"

"Enak saja! Om, jangan mengatur-ngaturku!" sewot Lika. Pak tua itu siapa, seenaknya saja mengaturnya.

"Berhenti kerja!" paksa Evan.

"Tidak mau! Aku mau kerja kok!" bantah Lika.

Huft, Evan mengatur napas.

"Kamu tidak boleh bekerja lagi, itu pesan papa!"

Lika menunjukkan wajah tidak percaya.

"Kalau kamu tidak percaya, akan ku telepon!" Evan meraih ponsel dan menghubungi papanya.

"Halo, pa." ucap Evan begitu ponsel menempel di telinga.

...

Lika mendelik, Evan beneran menelepon papanya.

"Pa, Malik-, Malika mau bicara sama papa." ucap Evan. Ia hampir ceplos lagi.

Lika menggelengkan kepala. Ia tidak mengatakan begitu.

Evan tidak peduli dan menyodorkan ponsel pada Lika. Ia tetap memaksa meski Lika berusaha menolak.

Hingga akhirnya,

"Halo, om. Selamat pagi." ucap Lika dengan tatapan membunuh melihat Evan yang tersenyum mengejeknya.

"Pagi, Lika. Jangan panggil, om. Panggil papa saja, kamu kan sudah menjadi menantu papa." ucap papa dari seberang sana.

"I-iya, pa." jawab Lika yang jadi gugup.

"Apa yang mau kamu bicarakan dengan papa?" tanya papa kemudian.

"Hah, i-itu, pa. Itu-," Lika tidak tahu mau bicara apa.

"Tan-, maksud Lika. Mama apa kabar, pa?" wanita itu jadi bertanya begitu. Itu yang terlintas di pikirannya. Lupa mau bertanya tentang kerjaannya.

"Mama baik. Kapan kamu sama Evan ke rumah?" tanya papa. Istrinya sudah memberitahu kalau Evan kemarin datang seorang diri tanpa Lika.

"Hah, nanti malam pa." jawab Lika, ia langsung tutup mulut. Malah menjawab begitu.

"Baiklah, kita akan malam bersama. Papa akan meminta pada mama, untuk memasak yang banyak."

Lika hanya tersenyum lemah. Papa mertuanya baik sekali tidak seperti anaknya.

"Terima kasih, pa."

Tak berapa lama kemudian, obrolan Lika pun berakhir. Ia melihat Evan kembali dengan mode sinisnya.

"Papa menyuruh kita ke rumah malam ini."

.

.

.

1
Tri Misyani
lama bgt updatenya tor?
ifha latifa
Ceraikan saja Van, dan jangan lupa jujur sejujur jujurnya sama orangtuanya si malik biar dia tahu rasa, ngga bakalan nemu lagi cowok tajir tampan tulus kaya evan, biar si malik menyesal se nyesal nyesalnya pokoknya.
koq aki gemes banget ya 🤣🤣🤣🫣
Miss Typo
Lika akan menyesal karna sikapnya gitu dengan Evan
Lanjar Lestari
Lama"capek juga Om Evan sm kelakuan Malik yg cuek dan selalu minta cerai setelah resepsi,apalg Evan sdh perhatian dan berjuang berusaha mencintai Malik abaikan,capek juga dan menyerah juga Om Evan.
Miss Typo
pinter Evan terus berjuang meluluhkan hati sang istri, Malik sebenarnya dah berdebar saat Evan kayak gitu, tapi masih menyangkal trs masih pada pendiriannya pingin cerai.
semangat Om Evan membuat Lika cinta sama kamu 😁
Lanjar Lestari
Malik ternyata bertemu suami,masih mager km.Malik eh Om Evan bilang aja sama mertuamu biar g jd minta cerai malik takut kan
den
aaa update donk thor, makin seru nih😭🙏
Miss Typo
pasti cowok tuh yg menghampiri Lika, kapan Malik akan sadar dan mau menerima Evan. apa harus sakit hati dulu karena Evan menyerah gitu hemm
Lanjar Lestari
dasar Malik sok jual mahal sm suami di kirimin makanan kue mau juga malah dimakan dasar gadis labil,Evan semangat.
Miss Typo
kok aku berharap Evan jujur semuanya tentang Lika, dan Lika suatu saat akan menyesal
Lanjar Lestari
jujur aja Evan sm mertuamu pasti Malik juga g mau sm km habis resepsi minta cerai malik keras kepala masih labil istri mu Evan g usah
bohong pasti akan km tutup kebohongan yg lain akan sikap Malik g akan dewasa" malik.
Miss Typo
Malika oh Malika, kamu kira jadi janda itu enak apa? banyak gunjingan dan kain sebagainya, dah enak punya suami kayak Evan kaya perhatian walaupun kadang galak 😁
Lanjar Lestari
Malik Malik tetap mau cerai setelah resepsi ya bilang aja sm ortu mu dan mertuamu aja Malik ingin jd Janda krn Malik kira jd Janda enak,mending jujur aja ke ortu mu Om Evan kl Malik minta cerai setelah resepsi itu keinginan Malik bilang gitu aja zombie Evan s. mertuamu biar Malik di marahin ortunya .
umatin khuin
owalah Malik Malik...wong ko pingin dadi ron*do piye to...om evan ws baik ganteng tajir kurang opo mneh
Lanjar Lestari
Bagus Om Evan bogem mentah terus Boni si tukang tipu,eh malik br sekarang km marah sm Boni semoga cepat jatuh cinta malik sm Om Evan dan bucin deh.
Miss Typo
hahaha ayo Om Evan lanjutkan tonjokkanmu ke Bonita itu, tapi pasti dicegah pak polisi 🤣
Lanjar Lestari
harusnya bersyukur km punya suami baik Om Evan malah marah" g jelas Boni aja di 5angisi yg sdh menipumu dan banyak wanita yg sdh ditipu kurang sabar apa lagi coba Om Evan ,nyeselkan Malik akhirnya setelah th Bonimu penipu unggul nangis aja lah sana,cm boni ditangani.
Miss Typo
terus bersabar ya Evan, berikan kasih sayang dan perhatian ke Lika, pasti nanti juga luluh apalagi dah kecewa dgn Boni
Fitrian Delli
jgn byk rasan iklan tulah jd lah 5 detik dasar goblok mn seru vaca novel byk iklan
Fitrian Delli
mampus lo senjata makan tuan ,karma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!