NovelToon NovelToon
Teror Dunia Alam Ghoib

Teror Dunia Alam Ghoib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

para mahasiswa dari Institut Seni Indonesia tengah melakukan projek pembuatan filem dokumenter ke sebuah desa terpencil. Namun hal tak terduga terjadi saat salah satu dari mereka hilang di bawa mahluk ghoib.

Demi menyelamatkan teman mereka, mereka harus melintasi batas antara dunia nyata dan alam ghoib. Mereka harus menghadapi rintangan yang tidak terduga, teror yang menakutkan, dan bahaya yang mengancam jiwa. Nyawa mereka menjadi taruhan dalam misi penyelamatan ini.

Tapi, apakah mereka sanggup membawa kembali teman mereka dari cengkeraman kekuatan ghoib? Atau apakah mereka akan terjebak selamanya di alam ghoib yang menakutkan? Misi penyelamatan ini menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan misteri, dan bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Kesunyian mencengkeram mereka. Satu persatu tubuh lunglai, tatapan kosong mengambang di antara air mata yang tak terbendung. Fahri, di ambang keputusasaan, melampiaskan amarah pada pohon di dekatnya, tinju dan tendangannya menggemakan kegagalannya menyelamatkan Baskoro.

"Sial!" Umpatannya mengiris udara, getir dan penuh penyesalan.

Queen merintih, "Baskoro... maafkan kami, Bas..." Tangisnya pecah, pilu dan menyesakkan.

Wajah-wajah mereka terukir duka. Kehilangan Baskoro membayangi masa depan yang tak menentu. Mereka terduduk, tubuh menekuk memeluk lutut, menangisi kepergian sahabat. Hanya Arin berdiri, amarahnya menyala.

"Lihat! Ini semua gara-gara kau yang ngotot mencari Wati! Bukan Wati yang kita temukan, tapi kita kehilangan teman kita, Queen!"

Tangis Queen semakin menjadi-jadi, kesalahan itu menusuk relung hatinya. Andai ia tak memaksa mencari "Wati," Baskoro mungkin masih ada. Kepalan tangannya menghantam pahanya sendiri, rasa sakit fisik seakan tak sebanding dengan luka batinnya yang menganga.

"Maafkan aku, Bas, hiks...hiks..." Isak Queen, suaranya teredam oleh tangisnya. "Semua ini gara-gara keegoisanku."

Arin mengacak rambutnya frustrasi, "Ya, kau memang pantas disalahkan, Queen! Tapi itu tak cukup! Tak ada yang bisa mengembalikan Baskoro!"

Queen terus memukuli pahanya, melampiaskan kesedihan yang membuncah. Daffa, tak tega melihatnya, menghentikan Queen. Ia berjongkok, meraih tangan Queen dengan lembut.

"Cukup, Queen. Kau tak perlu menyalahkan diri sendiri. Baskoro juga tak pernah menentang pencarian Wati. Ia bahkan bersemangat! Dan siapa yang mau semua ini terjadi? Siapa yang menyangka kita akan sampai di titik ini?"

Kemudian tatapan Daffa mengarah ke Arin tajam dan menusuk .

"Kau juga! Jangan asal menyalahkan orang! Niat kita baik, kita ingin mencari teman kita. Bagaimana mungkin kita diam saja saat teman kita hilang? Sejak awal kau memang selalu menentang dan tak peduli dengan keselamatan Wati!"

Daffa membela, suaranya tegas, berbeda dari biasanya. Keheningan turun, kata-kata Daffa menggema di antara mereka.

Arin menatap Daffa dengan amarah yang mulai mereda. "Tapi sekarang apa? Kita kehilangan teman karena menyelamatkan Wati! Dan selanjutnya bisa saja kita...?"

"Tapi kita nggak bisa terus-terusan menyalahkan orang lain! Ini kesepakatan kita, semua setuju cari Wati, cuma kamu yang menolak. Ada masalah apa sih sama Wati, sampai kamu enggan mencari Wati?" Daffa menggeram, tangan mengepal erat.

Ketegangan makin terasa. Tangisan memenuhi ruangan. Queen mencoba menenangkan Daffa.

"Sekarang kamu malah nyalahin aku? Aku kan udah bilang dari awal, bawa Wati ke rumah sakit! Jangan percaya dukun-dukun begitu! Ini akibatnya! Pasti ulah mereka, minta tumbal!" Arin membentak.

"Cukup!" Valo, yang sedari tadi menangis diam, akhirnya meledak. "Kita lagi kehilangan teman, jangan tambah keruh suasana! "

"Kamu ketua, Rin, tapi hormati kami juga! Dari awal kamu nggak pernah mau dengar penjelasan, selalu mau menang sendiri! Aku udah muak nurutin kamu, tapi kamu nggak punya empati! Kita cari Wati, iya! Tapi kejadian ini di luar kuasa kita. Mau lanjut, silakan. Mau berhenti, silakan juga!" Valo menatap Arin tajam.

Arin tertunduk, menyadari kekeras kepalaannya.

"Tenang! Kita masih di hutan. Jangan sampai binatang buas yang menerkam kita selanjutnya! Berhenti bertengkar!" Arjuna memotong, suaranya tegas.

Ia menatap jam tangannya. Pukul 12.00, tapi jarumnya tak bergerak.

"Waktu… berhenti?" Arjuna terkesiap. "Jamku mati, padahal baru."

"Masih jam 12? Kita udah lama di hutan ini! Kenapa malamnya lama banget?" Valo terisak.

"Lanjut! Aku khawatir ada binatang buas sini. Banyak semak, ular suka tempat begini," Daffa mendesak.

Mereka bangkit, ngeri. Daffa membantu Queen, tangannya menopang pundak Queen dengan lembut. Ia menyalakan senter, menerangi jalan setapak. Jejak melati, hilang.

"Jejak melati hilang!" Kata Daffa.

Fahri memegang keningnya, bingung. "Kita nyasar! Bagaimana kalau kita ikuti jalan setapak ini saja?"

Semua setuju. Queen berbalik, memandang tempat Baskoro menghilang dengan tak rela. Ia menyeka air mata, lalu bergabung.

"Rin, jalan! Mau ditinggal sendiri?" Queen berkata, suaranya sedikit keras.

Arin, dengan hati yang masih kesal, terpaksa mengikuti. Suasana semakin mencekam. Rintik hujan mulai turun, kabut tebal menyelimuti hutan. Angin berdesir dingin menerpa kulit mereka.

Mereka berlari kecil, melindungi kepala dari hujan.

"Cari tempat berteduh!" Arjuna berseru.

"Di mana?" Queen bertanya, panik.

Di kejauhan, samar-samar terlihat sebuah gubuk tua, tersembunyi di balik dedaunan lebat. Kayunya tampak lapuk, hampir seluruhnya tertutup lumut hijau tua. Atapnya dari ijuk, sudah banyak yang rontok, memperlihatkan langit yang mendung.

Teras gubuk itu, meskipun sempit, terlihat cukup kuat untuk mereka berteduh. Bau tanah basah dan kayu lapuk menusuk hidung. Mereka berlari menuju gubuk itu, berlindung di terasnya yang sempit. Satu per satu, mereka membersihkan diri dari hujan yang membasahi tubuh.

 Suasana lega menyelimuti mereka. Senyum tipis menghiasi wajah-wajah yang lelah. Queen dan Arin duduk di kursi panjang kayu usang, ,yang terasa dingin.

Daffa dan yang lain bergegas mencari kayu bakar. Dedaunan kering dan ranting lapuk dikumpulkan, diatur dengan hati-hati, lalu api dinyalakan. Hangat api unggun perlahan-lahan mengusir dingin yang menusuk tulang.

Suara "kresek-kresek " dedaunan yang terbakar, bercampur dengan letup-letup kecil ranting yang menyala, menciptakan irama unik yang menenangkan.

Daffa berdiri, melepas jaketnya dan memberikannya pada Queen, menutupi punggungnya yang masih basah kuyup. Arin mengamati mereka, raut wajahnya acuh.

"Makasih, Fa,"

"Sama-sama… istirahat dulu. Nanti kalau hujan reda, kita lanjut,"

Tatapannya bergantian antara Queen dan Arin, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata.

Arjuna, Valo, dan Fahri duduk melingkar di dekat api, tubuh mereka merapat, tangan-tangan mereka mendekatkan diri pada kehangatan api. Aroma kayu bakar dan tanah basah memenuhi udara.

Suara krecetak api yang membakar kayu, terkadang diselingi suara desis kecil ketika api membakar getah kayu, menciptakan alunan yang menenangkan di tengah suasana mencekam.

"Kenapa nasib kita begini?" Valo mendesah, suaranya tertahan oleh isakan.

Daffa menghampiri Valo, tangannya menepuk lembut pundak temannya itu.

"Kita mau nugas sekalian jalan-jalan, kumpul sebelum lulus… nggak nyangka bakal begini." Air mata Valo kembali menetes, mengalir deras di pipinya yang dingin.

"Aku juga nggak nyangka, kita kehilangan Baskoro," isak Queen, air matanya membasahi pipi. "Belum ketemu Wati, sekarang Baskoro... hiks..."

"Udah, Jangan nyalahin diri sendiri, Queen. Ini mungkin sudah takdir. " Arjuna mendekap pundak Valo, " Udah jangan nangis Laki-laki harus kuat. Jangan cengeng."

Hujan masih turun, dingin menusuk tulang. Kabut tebal menyelimuti sekeliling. Queen memejamkan mata, lelah dan pilu bercampur menjadi satu.

"Nanti kalau keadaan sudah lebih tenang, kita cari Wati dan cari jalan keluar dari sini," ucap Arjuna.

Mata Queen perlahan terbuka. Hening. Hanya suara tetesan air hujan yang menemani kesunyian. Ia mendongak, mencari sosok teman-temannya, tetapi yang terlihat hanya hamparan hutan yang gelap dan sunyi. Dadanya sesak.

"Daffa... Arjuna... Arin...?" suara Queen bergetar, panggilannya terdengar lirih di tengah desiran angin.

Ia bangkit, tubuhnya gemetar, langkahnya gontai menyusuri jalan setapak yang basah kuyup.

"Jangan bercanda... jangan tinggalkan gue..." isaknya, air mata membasahi pipi yang pucat.

Ia terduduk di tanah yang dingin, tangisnya pecah, pilu yang amat sangat. Kehilangan dan kesendirian mencengkeramnya erat.

.

.

BERSAMBUNG...

1
🌟Bintang✨
Keren ...
🌟Bintang✨
Semangat nulis thor... ceritanya menarik sukses buat author nya
◦•●◉✿NhenG✿◉●•◦
lnjut..
◦•●◉✿NhenG✿◉●•◦
Mantap Thor lanjutkan..ceritanya bagus dan seru.
♔︎❄Ⓜurniati❄♔︎
mampir ya kk
𝔸ℝ𝕊
next
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝙉ᗩƁᓵᘂልᴳᴿ🐅
keren kak,, semangat berkarya nya
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iya makasih kak
total 1 replies
🍮😈 𝔫αᖇÃүα 𝓪ˡ𝐢¢𝒾Δ 💋💚
Mampir
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: mkasih ya
total 1 replies
⧗⃟ᷢʷ𝙵𝚑𝚊𝚗𝚒𝚊🦂🌻͜͡ᴀs
ibuk mampir yi. wahh beneran di rombak ya.. lebih seru yi
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa buk.. rombak total kmren 🤣
total 1 replies
𝔸ℝ𝕊
Abng mmpir dek
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: ehhh makasih bang 🤗
total 1 replies
➷ᖇOᙎᖇᖇ◇
/Watermalon/
➷ᖇOᙎᖇᖇ◇: sama-sama
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: makasih dah mampjr
total 2 replies
☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf
termasuk mereka itu pada pemberani sih
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍
Semangattt,,, weh mantep.. Kopi buat othor
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: 🤭🤣🤣haha emng ceplok
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍: Plokk🥴🥴
total 3 replies
☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf
mampir kak
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: makasih ya
total 1 replies
🍁Pipitz❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Waduh horor ya ini
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa 🤭🤭
total 1 replies
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍
Cuss semaangaat Etehh
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: /Joyful//Joyful/ perjuangan ternyata nulis ginian
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍: Laah, gundulll
total 3 replies
⧗⃟ᷢʷ мαкмιѕѕнαℓυ ˢ⍣⃟ₛ
ini baca harus nyantai, Mak simpan dulu dobrak buku ya.. soal nya mak suka novel yg bau" jurig
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: siap mak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!