Suami Tukang Sapu Ternyata Miliarder

"Maaf. Aku tidak tau kalau kamu baru selesai mandi" ucap Arjuna gugup dan masih memalingkan wajahnya.

"Kenapa minta maaf. Aku tidak marah jika kamu melihat tubuhku. Bukankah kita suami istri?" jawab Celine.

Arjuna perlahan menoleh, namun masih menundukkan Kepala tak berani menatap tubuh mulus istrinya.

Melihat itu, Celine hanya terkekeh kecil, merasa lucu dengan sikap Arjuna yang sangat polos.

"Bagaimana pekerjaan mu hari ini?" tanya Celine sembari mengambil pakaiannya di lemari.

"Seperti biasa,, lancar" jawab Arjuna masih kikuk. Dia merasa tak nyaman melihat penampilan Celine seperti itu. Sesuatu dibawah sana entah bagaimana caranya seperti berdenyut hebat.

Celine Menunduk menatap wajah suaminya. Handuk putih masih melekat ditubuhnya, dada mulus terekspos begitu dekat sehingga membuat Arjuna seolah berhenti bernafas ketika melihatnya.

"Wajahmu memerah lagi?" tanya Celine heran.

Arjuna hanya tersenyum kecut. Berusaha menahan sesuatu dibawah sana yang membuatnya gelisah.

"Aku harus mandi" Arjuna buru-buru pergi sebelum ia benar-benar melahap tubuh istrinya. Tentu dia laki-laki normal yang jika melihat wanita yang dicintai dengan penampilan seksi akan memberikan reaksi panas di tubuhnya.

Celine tersenyum puas karena telah mengerjai Arjuna. Celine tau betul bahwa suaminya sedang menahan sesuatu ketika melihat penampilan nya yang menggoda.

...****************...

Beberapa minggu berlalu. Arjuna yang dulu hanya seorang petugas kebersihan, kini duduk di singgasananya dengan nama kebesarannya sebagai Direktur Utama perusahaan Anatarna Grup.

Tidak butuh waktu lama bagi Arjuna untuk mempelajari sistem perusahaan. Sekarang, ia sangat mahir mengerjakan pekerjaan kantor layaknya seorang Presdir, pemilik perusahaan.

"Selamat tuan. Tuan sangat berbakat dalam hal bisnis. Tidak butuh waktu lama, tuan sudah menguasai semua pekerjaan dan sistem perusahaan ini. Selain itu, kabar baiknya, proyek baru yang tuan buat membuat banyak kolega perusahaan ingin mengetahui siapa Tuan sebenarnya . Mereka langsung suka ketika membaca isi proyek yang tuan buat. Hal itu membuktikan bahwa tuan sangat layak pada posisi Direktur Utama." ucap Marvin memberikan selamat.

Arjuna menyadari, kesungguhannya untuk belajar sebelum benar-benar terjun ke dunia bisnis, adalah pilihan yang tepat. Sekarang dirinya disini.... Disebuah kantor besar yang mewah, berdiri di dalam ruangan, menatap pemandangan kota yang indah dari balik kaca kantornya.

Dan karena kepintarannya juga, kini semua orang mencari keberadaan dirinya dan ingin mengetahui siapa tuan Muda Mr. A yang sudah mengguncang dunia dengan ide cemerlangnya.

Hanya butuh beberapa minggu Perusahaan ada dibawah kepemimpinan Arjuna, kini perusahaan berkembang pesat. Namanya menjadi perbincangan hangat diseluruh Direksi perusahaan dan banyak yang mulai berebut untuk melakukan kerja sama dengannya. Direksi perusahaan mulai melirik Arjuna yang sangat genius.

Disisi lain. Disebuah ruangan besar bernuansa modern, beberapa orang penting perusahaan berkumpul dan mengadakan rapat penting dengan penuh semangat.

William berdiri di depan semua orang dengan tegas.

"Sebelum saya memulai rapat ini. Kalian pasti sudah tau kalau perusahaan Anatarna Grup, perusahaan paling besar di dunia, mengadakan sebuah kompetisi untuk perusahaan yang ingin bekerja sama dengannya. Jika kita menang, Proyek 10 triliun ini, maka perusahaan kita bisa dilirik oleh industri perusahaan dan tidak akan ada yang berani melawan kejayaan perusahaan kita"

"Selain itu. Jika berhasil mendapatkan tender, maka dialah yang akan menjadi pewaris keluarga William"

"Papa pasti memilih aku" ucap Bagas dalam hati. Tersenyum dan sangat percaya diri.

"Karena itu aku akan memilih Celine untuk menjadi perwakilan perusahaan kita untuk mengikuti kompetisi ini" ujar William lagi.

"Apa papa tidak salah pilih? aku bahkan lebih mampu dari dia melakukan ini" Bagas langsung protes.

"Bagaimana bisa, kamu baru saja terjun ke dunia bisnis beberapa bulan. Sedangkan kakak mu sudah memahami dunia bisnis jauh sebelum kamu disini. Papa tidak ingin ambil resiko" jawab William tegas.

"Kalau begitu, kenapa tidak di buktikan saja. Aku akan mengajukan proyek ku sendiri. Disini, kita akan lihat siapa yang berhasil. Aku akan membuktikan bahwa akulah yang akan memenangkan proyek ini" ucap Bagas menantang.

Celine tersenyum miring, "Menarik! Aku suka semangat mu ini" ucap Celine.

Bagas menatap tajam, menyilangkan kedua tangannya di depan dengan sombong, "Jangan sok perhatian. Kita lihat saja, proyek ku jauh lebih bagus dari mu. Selain itu, aku ingin melihat bagaimana kemampuan kakak perempuan ku yang tidak berguna ini"

"Pak William. Jika bisa dua kenapa tidak? Lagipula sejauh ini Tuan Bagas sangat berbakat dan bisa melakukan pekerjaan ini. Jika keduanya mengikuti kompetisi ini, bukankah lebih bagus karena kita memiliki peluang yang besar untuk menang" Salah satu pemegang saham mulai bersuara.

"Tapi bukankah nona Celine sendiri sudah banyak memenangkan Tender diperusahaan ini? kemampuannya tidak diragukan lagi. sedangkan tuan Bagas, dia baru terjun dan belum memahami dengan pasti" beberapa orang mulai berpendapat.

"Tapi kalian belum melihat kemampuan ku. Jika aku berhasil mendapatkan tender ini, kalian semua akan menyesal karena sudah mengatakan kalau aku tidak memiliki kemampuan" sahut Bagas tajam dan tidak terima.

"Sudah sudah!" William melerai perdebatan.

"Sudah saya putuskan. Celine dan Bagas akan pergi ke perusahaan Anatarna Grup. Siapapun yang akan memenangkan kompetisi ini, maka dialah yang akan menjadi pemilik perusahaan ini" lanjut William yang membuat Bagas semakin bersemangat untuk menang.

"Kalian masih memiliki waktu untuk menyusun proposalnya. Pastikan salah satu dari kalian mendapatkan tender kali ini, karena lawan kalian dari semua kalangan" ucap William lagi.

Bagas menatap tajam, "Aku tidak akan biarkan kamu berhasil, Celine! Proyek ini harus menjadi milikku" Batin Bagas.

.

.

.

Bersambung.