NovelToon NovelToon
Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Favreaa

Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

"Pak, saya gak mau dansa, saya gak bisa! Nanti kalau kaki anda terinjak kaki saya bagaimana?" Elena mengerem langkahnya saat tahu ke mana Alvaro akan membawanya.

"Kamu tinggal ikutin gerakan saya, gampang!"

"Tapi beneran ih, saya gak pernah ngelakuin kayak beginian."

Tapi Alvaro tidak mau mendengar. Dia menarik tangan Elena, memaksanya ikut ke tengah lantai dansa yang sudah ramai.

"Kita berdansa satu lagu saja!"

Maksudnya ingin membujuk, tapi nadanya seperti paksaan. Elena menggeleng keras, wajahnya memerah malu.

"Saya serius, pak. Saya tidak bisa!"

"Ssst, jangan mempermalukan saya di depan mereka!" bisik Alvaro, nada suaranya sedikit tegas. Akhirnya, Elena menyerah. Ia membiarkan Alvaro melingkarkan tangannya di pinggangnya. Musik mengalun merdu, orang-orang bergoyang mengikuti irama lagu. Elena hanya bisa berdiri kaku, matanya mencari-cari tempat untuk bersembunyi.

"Ayo, ikuti langkah saya!" ucap Alvaro, memulai gerakan sederhana. Elena berusaha menirunya, tapi kakinya seperti terpaku di lantai. Beberapa kali, kakinya hampir menginjak kaki Alvaro. "Aduh!" seru Alvaro kesal, berusaha menjaga keseimbangannya.

Tapi sialnya mereka malah bertabrakkan dengan pasangan lain.

"Maaf, maaf!" ucap Elena panik. Ternyata orang yang ditabraknya adalah Cassandra dan Dika yang berdansa tepat di sebelah mereka. Itu membuat Elena semakin gugup dan gerakannya semakin kacau. Tiba-tiba, kakinya tersandung dan ia jatuh terduduk. Semua mata tertuju padanya. Elena merasa ingin menghilang.

Apalagi saat mata Elena berbenturan dengan mata Cassandra. Wanita itu terbahak menertawakannya.

"Astaga Elena, kamu tidak pernah ke pesta ya? Alvaro salah bawa pasangan, malah wanita udik yang dia bawa." Ejek Cassandra tanpa perikemanusiaan.

Dia merasa puas sekarang, karena dendamnya yang tadi terbayarkan lunas. Cassandra berbisik-bisik di telinga Dika, lalu keduanya melihat lagi pada Elena yang sedang dibantu Alvaro berdiri.

"Tidak apa-apa, jangan hiraukan mereka, ayo kita coba lagi!" Namun, Elena menggeleng keras. "Sudahlah, saya menyerah. Saya tidak bisa dansa!"

"Tunjukkan pada orang yang menertawakanmu, kalau kamu bisa!" ucap Alvaro dengan tatapan melembut. Ia menarik pinggang Elena. Namun berbarengan dengan itu, lampu kembali dipadamkan dan berganti remang-remang. Musik hingar bingar pun berubah jadi irama musik slow.

"Letakkan tangan kiri kamu di bahu saya!" bisik Alvaro. Dengan gugup dan jantung yang tak bisa dikondisikan, Elena seperti tersihir dan terbawa suasana. Dia menuruti apa kata Alvaro. Jemari tangan kiri Alvaro bertaut dengan jemari tangan kanan Elena.

Sementara tangan kanannya meraup erat pinggang gadis itu.

Jangan ditanya, bagaimana reaksi Cassandra saat melihat keduanya begitu intim. Ingin sekali rasanya dia menjambak rambut Elena yang terurai indah menutupi sebagian punggunggnya yang terekpos. Menariknya sambil mengelilingi lantai dansa.

Hingga rambutnya rontok semua.

"Awww" tiba-tiba Dika memekik kesakitan, saat tanpa sadar heels runcing Cassandra menancap di sepatu Dika dan mengenai jari kakinya.

"Eh, kenapa? Sorry, sorry!" Cassandra gugup dan sedikit membungkukkan badannya untuk melihat ke bawah, ke arah kaki Dika. Benar saja, sepatu Dika terinjak heelsnya. Cassandra segera menarik kakinya. Tapi dia salah lagi menginjak, kali ini dia menginjak ujung gaunnya yang menyapu lantai. Hingga saat berdiri tegak lagi, terdengar bunyi, sreeettt menandakan gaun bagian bawahnya robek besar. Tadi ketumpahan minuman, sekarang robek terinjak heelsnya sendiri. Duh, lengkap sudah penderitaan Cassandra. Elena yang melihat kejadian itu terbelalak kaget.

"Ya ampun, kasihan sekali kamu San. Bukankah kamu seorang model yang biasa memperagakan baju? Tapi kenapa hieelsmu bisa menginjak gaunmu sampai robek begitu? Lihat, baju kamu jadi rombeng, kan! Hahaha_ " Elena setengah memekik, dengan tawa yang tak bisa dibendung. Sementara Alvaro hanya diam tak bereaksi apa-apa. Tapi dia tak mencegah Elena yang menertawakan Cassandra.

Skor menjadi 2-1 untuk kemenangan Elena. kali ini Cassandra benar-benar dipermalukan. Tapi masih untung cahaya remang-remang, jadi baju rombengnya tak begitu terlihat.

Cassandra menarik Dika, agar menjauh dari Elena dan Alvaro.

"Dika, aku harus pulang sekarang. Aku tak ingin semua orang menertawakan aku di saat lampu sudah kembali terang."

"Maaf Sandra, saya masih ada urusan penting di sini, saya tidak bisa mengantarmu pulang." Jawab Dika dengan wajah yang dibuat seakan menyesal. Cassandra terdiam, hatinya sangat kesal. Tapi tiba-tiba laki-laki berperut buncit dan berkulit legam, menghampiri mereka.

"Ada apa Dika, sepertinya kalian sedang ada masalah?" tanyanya.

"Oh, tuan Anton, ini Cassandra sedang dalam masalah. Dia ingin pulang karena gaunnya robek terinjak sepatunya sendiri." Kata Dika sambil mengedipkan sebelah matanya pada lelaki itu, tanpa sepengetahuan Cassandra.

"Oh," kata laki-laki itu, nyengir. Barulah Cassandra bisa melihat wujud lelaki itu saat giginya terlihat.

"Nona Sandra, saya bisa membantu kamu, kalau kamu mau." Katanya menawarkan jasa. Cassandra menatap sinis lelaki itu.

"Apa yang bisa anda lakukan untuk saya, tuan Anton?" Tanyanya dengan nada menyepelekan.

"Saya memiliki beberapa butik yang tersebar di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Kalau kamu mau, saya akan mengajak kamu ke salah satu butik saya yang ada di dekat sini. Dan kamu bisa memilih gaun sepuasmu." Katanya enteng, seperti menawarkan kacang goreng. Cassandra sampai terbelalak dengan tawaran itu. Andai saja Dika yang tampan, memberi tawaran itu, tentu saja dia akan langsung menyetujuinya. Tapi ini seorang lelaki bangkotan, berperut buncit. Mana kulitnya terlalu eksotis lagi, sampai-sampai di tempat gelap pun, hanya giginya saja yang terlihat.

"Tapi ini tawaran menggiurkan. Siapa tau selain gaun, duitnya pun bisa dia porotin" Batin Cassandra.

"Ikutlah bersama tuan Anton, Sandra. Kamu pasti akan puas diajaknya belanja." Bisik Dika, meracuni pikiran Cassandra.

"Tapi kamu gimana?"

"Jangan pikirkan aku, aku masih banyak yang harus diurus di sini. Sebaiknya kamu cepat pergi, sebelum lampu kembali terang benderang." Kata Dika. Cassandra berpikir sejenak. Tapi karena terdorong oleh kebutuhan dan niat lainnya, yaitu misi pemorotan pada laki-laki buncit ini, akhirnya dia setuju ikut bersama Anton.

Sebelum pergi, Anton sempat berbisik pada Dika, "Terimakasih, pembayarannya sudah aku transfer."

Dika tersenyum senang sambil mengangguk. "Senang berbisnis dengan anda, tuan!"

Setelah itu Anton pergi menyusul Cassandra yang sudah melangkah terlebih dahulu. Hatinya senang, karena malam ini akan menghabiskan malam panjang bersama Cassandra. Dia yakin, wanita itu sudah sangat profesional, karena Dika sudah menjualnya dengan harga tinggi.

Ternyata si tampan yang Cassandra kagumi, tak lebih hanya seorang mu-ci-ka-ri!

Sepeninggal Cassandra, Dika kembali bertualang, mencari wanita-wanita yang haus uang seperti Cassandra.

Sementara itu di lantai dansa, Elena dan Alvaro masih betah bergerak lembut mengikuti alunan musik yang lembut pula. Terkadang mata mereka saling menatap, tapi cepat-cepat saling menghindar kembali karena satu sama lain tak ingin terlihat gugup dan salah tingkah.

"Pak?" bisik Elena saat Alvaro menarik tubuhnya semakin merapat, hingga tak ada jarak sedikitpun.

Alvaro tangan lelaki itu sudah melingkar di pinggang ramping Elena, sementara kedua tangan Elena pun dia letakkan di lehernya.

"Pak, saya takut tiba-tiba Cassandra menyerang saya lagi. Udahan aja yuk!" Elena ingin kembali menarik tangannya.

"Diamlah Elena, jangan merusak suasana!" Desis Alvaro.

"Tapi saya sesak napas pak, tak bisa gerak juga."

"Diam atau saya cium sekalian!"

Digertak seperti itu, Elena pun tak berani buka mulut lagi. Setidaknya sekarang mereka bisa menikmati, bagaimana rasanya dada mereka sama-sama berdesir saat kupu-kupu beterbangan di perut mereka. Dan menghela napas dalam saat saling mencium aroma yang menguar dari rubuh masing-masing. Tak ada yang bicara lagi. Keduanya seperti asyik dengan pikiran masing-masing. Dan pada saat lampu sudah kembali menyala, Alvaro cepat-cepat saling melepaskan pelukannya dan langsung menarik tangan Elena keluar dari kerumunan orang-orang yang kebanyakan terlihat masih saling berpelukan, membuat Elena memerah wajahnya, karena menyadari kalau tadi mereka pun sepeti itu.

"Kita pulang yuk pak, sudah terlalu malam dan saya sudah mengantuk!" Ajak Elena, memecah kesunyian di antara mereka.

Alvaro tak menjawab, tapi dia melangkah terlebih dahulu menuju pintu keluar dan langsung ke arah lift. Sementara Elena terus menggerutu, sambil susah payah menyeimbangi langkah Alvaro yang panjang.

Di dalam lift pun mereka saling diam.

Hingga tiba di basement dan masuk ke dalam mobil, suasana diantara mereka masih tetap hening.

Elena yang tak biasa ceplas-ceplos, mulai membuka mulut kembali.

"Tau gak pak, tadi pas kita dansa, saya ngerasa kayak lagi di film romantis gitu. Cuma ada kurangnya sedikit, gak ada adegan ciuman. Ops!" Elena keceplosan. Dia langsung menutup mulutnya yang sompral.

"Jangan berlebihan, Elena. Itu hanya dansa biasa." Jawab Alvaro santai, berusaha terlihat tenang.

"Tapi tadi anda memeluk saya, sampai saya kesulitan bernapas." Protes Elena.

"Itu karena saya takut kamu jatuh lagi dan mempermalukan saya."

Elena mencibir. "Dasar laki-laki kanebo kering! Gak bisa diajak bicara romantis sedikitpun!" Gerutunya, sebal.

"Pak Alvaro, sering ya dulu ngajak Cassandra ke pesta-pesta seperti ini? tadi saya lihat gerakannya cukup luwes." Elena kembali berkicau. Tapi dia salah bicara. Alvaro tak suka sama sekali, Cassandra menjadi topik pembicaraan mereka.

"Lebih baik tutup rapat-rapat mulut kamu, atau saya turunkan di sini!"

"Ih, beraninya ngancam terus. Kalau anda menurunkan saya di sini, nanti kalau ada yang culik saya gimana?"

"Biarkan saja, saya tidak perduli! Lagian nanti penculiknya juga rugi sendiri, kamu makannya banyak!"

"Pak!" Elena melotot. Tapi Alvaro seolah tak memperdulikan kekesalan gadis itu. Dia terlihat tetap tenang dan hanya fokus pada jalanan. Elena sudah tak ingin bicara lagi. Percuma, malah bikin hatinya tambah kesal.

Akhirnya mereka sampai juga di gedung apartemen Elena. Perjalanan yang sebenarnya hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit-an saja, terasa bagai 30 tahun buat Elena.

Begitu mesin mobil dimatikan, cepat-cepat membuka membuka pintu mobil, tapi gerakannya terhenti saat Alvaro mengatakan, "Terimakasih!"

Sejenak Elena terdiam, tapi kemudian turun dan meninggalkan Alvaro tanpa mengatakan apa-apa. Hatinya sudah terlanjur kesal.

Alvaro menyadari kalau dia terlalu kaku pada gadis itu. tapi dia juga tak ingin membuat Elena jadi salah paham seperti gadis-gadis lain, yang akhirnya membuat dia ilfeel. Alvaro sudah terlalu nyaman berada di sisi gadis itu. Meskipun sikapnya seringkali membuat dia geregetan, tapi gadis itu beda dari gadis-gadis lain yang bersikap palsu.

1
Rasshke Cndv
aku suka banget,ceritanya ngak membosankan.
Rasshke Cndv
sangat suka ceritanya...up terus ya...
Adyava
sukaa banget sama ceritanya/Kiss/
diselingkuhi sama tunangannya gak bikin FL nya nangis sampe mewek² tapi malah tetep tegar/Kiss/
A F I S ❀
upp
Sri Buwana Yuliati
bacanya lumayan
Yong Chel
cerita yang sangat menarik🥰
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Dewi Andayani
Nice, please... up thor
A F I S ❀
lanjutt
Bunda HB
gaya lah semampunya, klo gubuk reot knpa gk diperbaiki rmh nya biar jdi istana. angel" org miskin gaya org KAYA SULTAN...
Denna
biarin aja si cassandra ketimpa sama buldoser biar sekalian end aja/Grin//Chuckle/
Denna
kan kan si cassandra kejebak sama mucikari/Tongue/
Queen
seorang elena mau dilawan? ya jelas kalah lah si ulet bulu cassandra itu
Queen
al, gak mau to the point aja gitu sama mamamu alasan kalian putus?? daripada mantanmu makin ngarang ceritanya ke mamamu.
Queen
bau bau cassandra bakal dijual sama dika
Queen
elenaa badas, suka banget sama sikap tegasnyaa/Drool//Drool/
Queen
cassandra masuk jebakan batman wkwk/Chuckle//Chuckle/
Queen
ulet bulu seharusnya dikasi garam biar dia kapok /Facepalm//Facepalm/
Queen
keluargany rian gaada yang bener, ibunya suka menghina orang lain, bapaknya selingkuh, anak2nya pun gak ada yang benar.
calvin selingkuh sama pacar bos nya hanya karena nafsu, si rian juga sama selingkuh dan hamilin sepupunya elena.
Queen
rian mau ambil kesempatan juga nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!