NovelToon NovelToon
Milikku Selamanya

Milikku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / CEO Amnesia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: erma _roviko

Bukan pernikahan kontrak! Satu atap selama 3 tahun hidup bagai orang asing.

Ya, Aluna sepi dan hampa, mencoba melepaskan pernikahan itu. Tapi, ketika sidang cerai, tiba-tiba Erick kecelakaan dan mengalami amnesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir berhasil

Pukul lima sore. Di lantai eksekutif kantor Hukum Aditama, cahaya matahari sore yang dingin menyapu meja kayu Ebony yang berkilau.

Aluna duduk di seberang Hendrawan. Udara di ruangan itu terasa tebal, dipenuhi ketegangan dari keputusan yang tak terhindarkan.

Hendrawan, dengan gerak-gerik yang terukur, mengenakan sarung tangan putih tipis sebelum dengan hati-hati meletakkan dua lembar kertas tebal di atas meja. Kertas itu dicetak dengan tinta hitam pekat, diberi cap resmi firma hukum, dan bertajuk, ‘Rancangan Gugatan Perceraian: Aluna vs. Erick Wijaya’.

Font-nya formal, kaku, dan setiap kata adalah palu godam yang memukul realitas.

“Nyonya Aluna, ini adalah draf final dari surat gugatan yang akan kita ajukan besok,” kata Hendrawan, suaranya tenang dan profesional.

“Saya mohon Anda membacanya sekali lagi dengan cermat, bukan sebagai istri, tetapi sebagai klien.”

Aluna mengambil dokumen itu. Kertasnya terasa dingin dan formal, namun beratnya jauh melebihi bobot fisiknya. Matanya terpaku pada istilah-istilah hukum yang kejam.

‘Penggugat.’

‘Tergugat.’

‘Ketidaksesuaian yang tak terpulihkan.’

Melihat namanya dan nama Erick yang kini dihubungkan oleh bahasa pengadilan terasa jauh lebih kejam daripada kebekuan emosional yang ia jalani selama ini.

“Kami mencantumkan alasan utama adalah perbedaan prinsip yang tidak dapat didamaikan yang mengarah pada pengabaian emosional yang konsisten dan kegagalan menjalankan kewajiban sebagai suami-istri selama tiga tahun terakhir,” jelas Hendrawan, menunjuk ke sebuah paragraf yang menjadi inti permasalahan.

“Ini adalah inti dari kasus Anda.”

“Dan mengenai aset?” tanya Aluna, suaranya sedikit serak, memastikan keputusannya yang paling krusial.

“Klausul penolakan aset sudah dicantumkan secara eksplisit dan tidak dapat ditarik kembali,”!kata Hendrawan, menunjuk ke bagian Gugatan Harta Gono-Gini.

“Kami telah menulis bahwa Anda secara sadar dan sukarela menolak semua klaim atas harta bersama. Ini akan mempercepat proses dan, yang paling penting, menghapus motif finansial Anda di mata pengadilan. Ini adalah tameng yang kuat melawan tuduhan oportunis.”

“Saya yakin,” jawab Aluna, lega karena ia tidak perlu membawa sepeserpun uang Erick.

Hendrawan menutup map itu dan menatap Aluna dengan intensitas yang lebih serius. Ia berbicara bukan sebagai pengacara, tetapi sebagai seorang veteran dalam perang harga diri kaum elit.

“Nyonya Aluna, mohon dengarkan baik-baik. Begitu dokumen ini diajukan, tuan Erick tidak punya pilihan selain merespons melalui tim hukumnya. Tuan Erick Wijaya tidak suka disuruh pergi. Anda tidak hanya menceraikan seorang pria, tapi Anda menceraikan nama dan otoritas.”

Aluna merasakan tengkuknya merinding. Ketakutan itu nyata.

“Dia mungkin tidak mencintai Anda lagi,” lanjut Hendrawan, nadanya menusuk. “Tetapi dia pasti mencintai kontrol dan narasi yang dia miliki. Tim hukumnya akan berusaha keras untuk menolak gugatan ini, atau setidaknya memutarbalikkan fakta. Mereka mungkin akan mencoba membuktikan bahwa Andalah yang tidak stabil, yang tidak memenuhi kewajiban, atau yang melanggar janji pernikahan. Mereka akan mempertahankan kehormatan klien mereka, bahkan jika kehormatan itu palsu.”

Ketakutan akan kekuasaan Erick terasa seperti beban fisik. Aluna teringat kembali ke ruang kerja Erick, ruangan yang membuktikan betapa sempurnanya ia menutup diri.

Kekuatan Erick terasa seperti dinding yang tidak bisa ditembus.

“Namun,” sambung Hendrawan, nadanya kembali tenang. “kami akan maju dengan percaya diri. Dossier Anda, yang menunjukkan perjuangan Anda selama sepuluh tahun, bukti-bukti yang merujuk pada gengsi pribadinya, dan terutama penolakan aset Anda, adalah dasar yang sangat kuat. Kami bisa membuktikan bahwa pernikahan ini sudah lama mati. Yang Anda butuhkan sekarang hanyalah tekad untuk berdiri teguh.”

“Kapan saya harus menandatangani ini?” tanya Aluna, memotong rasa takutnya dengan kepastian tindakan.

“Ambil ini. Bawa pulang dan baca sekali lagi. Pikirkan matang-matang. Tanda tangani, dan kirimkan kembali ke kantor kami besok pagi. Begitu tanda tangan Anda ada di sana, proses dimulai. Saya akan mengajukannya tepat pukul sembilan pagi.”

Hendrawan menyerahkan map itu padanya. Map itu terasa begitu berat di tangannya, bukan karena bobot kertasnya, melainkan karena bobot keputusan yang dibawanya.

Perjalanan pulang terasa sunyi dan berat. Aluna memeluk map itu di pangkuannya. Di luar, lampu-lampu kota mulai menyala, tetapi di dalam hatinya, hanya ada kegelapan yang diakhiri oleh cahaya keputusan.

“Aku sudah lelah memikirkan sikapmu yang acuh dan abai selama ini, apa yang membuatmu berubah, Erick?” monolog Aluna menyenderkan tubuhnya di kursi, helaan nafas terdengar menandakan keputusasaannya menjalani biduk rumah tangga.

Mansion itu terlihat sama megahnya, sama terisolasi. Malam telah tiba, dan Erick belum pulang.

“Selama tiga tahu pernikahan, kepulangannya ke Mansion bisa dihitung jari.”

Aluna menatap ruangan-ruangan luas itu diselimuti keheningan yang familiar, rasa sepi yang teramat dalam terkurung ditempat ini.

Aluna tidak langsung naik. Ia berjalan lurus ke ruang makan utama.

Meja marmer putih yang terlalu besar itu kini terasa seperti altar kehampaan. Itu adalah titik nol dari pernikahan mereka.

Aluna mengeluarkan map itu. Ia mengambil surat Gugatan Perceraian dan dengan sengaja meletakkannya tepat di tengah meja marmer yang dingin. Di tempat yang sama, ia pernah meletakkan hidangan ulang tahun yang tak tersentuh.

Kini, dokumen ini menjadi simbol pengakuan resmi atas kegagalan itu.

Ia menyalakan lampu kristal di atas meja. Cahaya lampu memantul dingin di permukaan marmer. Aluna memiringkan kepalanya, menatap tulisan tangan yang akan segera ia torehkan. Ia mencium bau tinta printer yang baru. Melihat kata ‘Tergugat’ di sebelah nama Erick dan ‘Penggugat’ di sebelahnya adalah pengingat bahwa ia bukan lagi pasangannya, ia adalah lawannya.

Ia mengambil pena emas dari tas tangannya. Jemarinya mendekati baris tanda tangan. Ia menunda, merasakan satu gelombang keraguan terakhir, sebuah bisikan yang mempertanyakan.

“Apakah aku benar-benar bisa hidup tanpa perlindungan ini?”

Namun, ia teringat wajah Erick yang dingin saat mengucapkan kata drama. Ia teringat janji yang dilanggar di ruang kerjanya.

Marmer yang dingin di bawah tangannya terasa seperti kulit Erick, sempurna, mahal, dan tidak memberikan kehangatan sedikit pun.

Aluna menyadari, tinggal di sini adalah hidup di dalam kebohongan. Meninggalkan tempat ini adalah satu-satunya cara untuk menghormati dirinya sendiri.

Ia menarik nafas dalam-dalam, merasakan tekadnya telah menelan habis rasa takut. Ia tidak akan menandatanganinya di sini, di bawah bayang-bayang kebekuan masa lalu.

Aluna mengambil surat itu kembali. Ia akan menandatanganinya besok pagi, di tempat yang terang, sebelum ia mengirimkannya.

Dia meninggalkan bayangan kertas di atas marmer dingin, dan berjalan menuju kamar tamu. Malam ini adalah malam terakhir ia tidur di bawah atap ini sebagai Nyonya Wijaya.

‘Kau bebas, Aluna!’ bisik hatinya, berjanji dengan suara yang kini lebih kuat dari keheningan seluruh mansion.

“Hampir, tetapi pasti.”

1
kalea rizuky
lanjut donk
erma _roviko: Siap👍
total 1 replies
kalea rizuky
Aluna pura2 bahagia g enak mending jujur trs cerai biar aja erik gila sebel q liat laki. gt
Soraya
hadiah pertama dari q lanjut thor
erma _roviko: siap😍😍
total 1 replies
Soraya
mampir thor
erma _roviko: Makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!