Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.
Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.
Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.
"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.
"Kau adalah milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Buku Setan
Matahari bersinar terang, langit cerah tanpa ada awan sama sekali. Sora menyeka keringatnya didahinya, hawa panas mulai terasa. Tanpa terasa sudah memasuki musim panas.
Beberapa pohon terlihat layu dengan daunnya yang menguning. Sora juga melihat keringat didahi para prajurit itu. Mereka berteduh di bawah pohon setelah selesai berlatih. Bahkan para pelayan juga menggunakan daun yang berfungsi sebagai kipas.
"Seandainya ada AC pasti tidak akan sepanas ini." gumam Sora.
Sora sedikit merindukan dunianya, dunia modern dimana teknologi sudah diciptakan.
Hari ini Sora mendapatkan hari libur karena Jendral Ashley sedang pergi entah kemana bersama Javier. Sora merasa senang karena setidaknya ia memiliki waktu istirahat.
Sora berjalan menuju perpustakaan. Siapa yang menyangka, camp yang berisi prajurit yang selalu berlatih pedang, memiliki sebuah perpustakaan.
Perpustakaannya tidak terlalu besar, tempatnya yang agak terpencil jadi jarang ada orang ke sini. Rak-raknya penuh dengan buku-buku.
Beberapa kali Sora kesini dan membaca beberapa buku tentang dunia ini. Seperti tentang sejarah Kerajaan Altair.
"Sora!"
Sora menoleh ke arah panggilan suara itu.
"Aldrich!" Panggil Sora, Saat melihat sosok yang tak asing baginya.
"Kebetulan sekali aku bisa bertemu denganmu." ujar Aldrich.
Semenjak Sora menjadi asisten jendral, ia jadi tidak bisa bertemu dengan Aldrich. Saat pertama kali ia memberitahu kalau ia menjadi asisten Jendral, Aldrich sangat terkejut. Dia mengatakan kalau Jendral itu tidak suka jika ada wanita didekatnya.
Jendral Ashley sangat populer dikalangan wanita bangsawan. Tampangnya rupawan yang dapat membuat siapapun jatuh cinta. Tapi jendral memiliki sifat yang dingin dan selalu menarik batas bagi siapa saja yang mendekatinya.
Sora bisa mengerti itu, sejak pertama kali ia melihatnya, Sora juga merasakan sifat dingin dan menakutkannya itu.
"Kebetulan juga aku mendapat libur." jawab Sora.
"Ada buku yang ingin kau baca lagi?" tanya Aldrich.
Aldrich selalu merekomendasikan buku-buku untuknya. la selalu membantu mencari buku yang ingin Sora baca. la tampak familiar dengan perpustakaan ini, sepertinya ia sering kesini.
"Tak ada bacaan khusus. Aku ingin melihat-lihat dulu." ujar Sora.
Setelah itu Mereka berpisah mencari buku masing-masing.
Sora menelusuri rak-rak mencari buku yang menarik baginya.
"Buk ...."
Tiba-tiba ada sebuah buku jatuh tak jauh darinya. Sora memungut buku itu. Bukunya terlihat sangat usang dan berdebu. Entah sudah berapa lama buku itu ada di sini.
Sora membuka buku itu, dihalaman pertama, Sora melihat sketsa makhluk yang menyeramkan. Ia tidak pernah melihat mahluk seperti itu.
"Banteng kreta." gumam Sora.
Dihalaman sebelahnya, terlihat sebuah nama, tinggi, kehebatannya serta kelemahannya.
Sepertinya itu informasi dari monster itu. Sora membuka halaman selanjutnya. Isinya sama. Banyak jenis monster yang digambar di buku itu serta informasinya.
"Buku apa ini?" Sora bertanya-tanya.
Saat berbincang dengan Myron, ia pernah mengatakan kalau camp ini dibentuk karena para monster yang meresahkan warga.
"Apa ini monster yang Myron maksud?"
terka Sora.
Selama Sora hidup di dunia ini, dia tidak pernah melihat monster apapun. Jadi ia tidak bisa membayangkannya. Kecuali naga hitam yang waktu itu terbang di atasnya.
Selama ini Sora tidak pernah bertemu dengan monster, mengingat dia tidak pernah keluar dari dalam camp.
Sora tidak bisa membayangkan jika dirinya bertemu dengan monster itu. Mungkin ia akan langsung mati di tempat tanpa bisa melawannya.
Sora melihat judul buku itu. "Buku Setan" Tak ada nama penulisnya yang tertera di buku.
Sora tidak begitu tertarik dengan buku itu, Ia meletakkan kembali buku di rak dan kembali mencari buku yang lain.
Aldrich berjalan menghampiri Sora. "Apa kau sudah menemukan buku yang mau kau baca?"
Sora menggelengkan kepalanya, dia ingin membaca untuk menghilangkan rasa bosannya. tapi tidak tahu harus membaca buku apa.
"Bacalah ini!" Aldrich menyodorkan sebuah buku tebal dengan sampul tebal berwarna merah.
"Biasanya para wanita suka buku tentang percintaan. Aku merekomendasikan buku itu untukmu."
Ternyata buku itu berisi tentang kisah romantis seorang ksatria yang mencintai gadis desa. Mereka hidup tanpa restu orang tua, lalu memutuskan pergi jauh ke tempat terpencil dan hidup disana.
Sora duduk ditengah ruangan, dengan penerangan dari lentera. Membaca halaman per halaman. Ceritanya cukup menarik.
"Apa kau tidak ada keinginan untuk menemukan ayahmu?" Tiba-tiba Aldrich melontarkan pertanyaan yang sensitif bagi Sora.
Sora memandangi Aldrich dengan tajam.
"Bukankah aku sudah bilang, aku tidak mau kau membahas hal itu. Kata ibuku, ayahku sudah mati dan aku mempercayainya."
"Tapi apa ibumu berkata yang sebenarnya? Apa kau pernah melihat makam ayahmu?"
Sora terdiam, ia memang menggunakan identitas gadis kecil dari mimpinya agar ia bisa berbaur dengan yang lainnya. Sora hanya mengarang semuanya.
Aldrich melihat Sora terdiam dan langsung menawarkan bantuannya. "Jika kau mau, aku akan mencari tahu. Tidak akan sulit untuk menemukannya. Apalagi jika mencari seorang bangsawan bermata biru, itu tidak akan memakan waktu lama."
"Hentikan!" Sora memukul meja dengan kerasnya, menghentikan omong kosong itu.
"Jika kau masih mau berteman denganku, berhentilah mengurusi hal yang tak penting."
Sora keluar ruangan dengan marah yang masih bergejolak di dalam dadanya.
'Masalah ini, apa aku boleh memberitahunya kepada orang-orang. Aku tidak ingin terus berbohong hingga membuat semuanya salah paham. Tapi aku tidak ingin dicap sebagai orang aneh. Aku terus bersembunyi dari kebenaran dan akan terus menyembunyikannya.'
...****************...
"Menjauh dariku!"
Sora berlari di tengah hutan, berlari tanpa alas kaki. Tanah disekitarnya bergetar, ada sesuatu yang besar dan menyeramkan yang mengejarnya.
Sora terus berlari tanpa henti, meskipun beberapa kali dia terjatuh, Sora tetap bangkit dan kembali berlari.
Kakinya berdarah serta tubuhnya yang luka dimana-mana.
"Rawrrrrr!"
Sora mendengar raungan makhluk itu, suaranya terdengar sangat dekat. Ia terus berlari menjauh dari makhluk itu.
"Akh!" Sora kembali tersandung. Kakinya sangat sakit, dia tidak sanggup berlari lagi.
"Rawrrrrr" Monster itu sudah ada tepat di belakangnya. Sora menoleh ke belakang.
Monster besar setinggi 5 meter memandangi Sora seakan ingin memakannya.
Monster itu berbentuk seperti banteng besar dengan tubuh penuh bulu. Tangannya sangat besar dengan cakarnya yang terlihat sangat tajam.
"Banteng kreta!"
Sora kembali teringat tentang buku setan yang dia temukan di perpustakaan. Gambaran sketsanya sangat mirip dengan apa yang ia lihat.
Monster itu mengangkat tangannya.
'Jika aku terkena pukulannya aku akan mati.' batin Sora ketakutan.
"Tidak!" Sora berteriak saat tangan besar itu ingin meremukkan badannya.
"Tidak!"
...****************...
"Sora!"
Sora membuka matanya, dia melihat Flora yang berdiri disampingnya dengan tatapan khawatir.
Nafasnya terengah-engah, keringat dingin mengucur deras, badannya gemetar ketakutan.
"Kau bermimpi buruk?" tanya Flora.
Itu adalah mimpi yang paling nyata dan menakutkan yang pernah Sora alami. Air matanya keluar membasahi pipinya, ia tidak bisa menghilangkan rasa takut ini.
Sora langsung memeluk Flora dan menangis dengan keras.