NovelToon NovelToon
MY HOT AND SEXY HUBBY

MY HOT AND SEXY HUBBY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Menyelidiki

Di hari ke empat kepergian Bara, Jingga berinisiatif melakukan penyelidikan. Bukan karena cemburu, tetapi ia tidak ingin menjadi manusia yang di bodohi oleh suami atau sahabatnya. Bila memang mereka masih saling mencintai, maka dengan lapang dada ia melepaskan ikatan pernikahannya. Tetapi bila itu tidak terbukti tentunya Jingga akan mempertahankannya.

Pertama-tama tentu Jingga akan mengunjungi rumah Tante Dilla ibunda Mela, ia akan mengorek informasi tentang putrinya itu. Menurut Mela ibunya adalah orang pertama yang menentang hubungannya dengan Bara. Tapi mungkin saja ada tekanan dari Tante Aminah mommy Bara, atau bisa juga dari keluarga besar mereka. Ah terserah mereka, Jingga hanya ingin tau saja.

Jingga turun dari taksi online didepan rumah besar milik keluarga Mela, ia berjalan ke depan gerbang yang berdiri menjulang. Membunyikan bel yang terhubung dengan pos satpam, sebelum bisa menemui tuan rumah. Seorang sekuriti membuka pintu gerbang dan menanyakan maksud kedatangannya. Setelah menunggu beberapa saat, ia dipersilahkan masuk.

Tante Dilla menyambut baik kedatangan Jingga, memeluk sahabat putrinya dan menuntunnya duduk di teras rumah yang sejuk. Seorang maid mengantarkan minuman dan beberapa toples camilan, ke hadapannya. Begitu sang maid masuk lagi ke dalam, barulah Tante Dilla menanyakan maksud kedatangannya.

"Jadi ada angin apa nih? tiba-tiba datang berkunjung" tanyanya lembut.

"Enggak ada maksud apa-apa, Tan. Hanya silaturahmi saja, maklum saya sudah lama gak berkunjung kemari" balas Jingga.

"Iya, ya. Terakhir kali kamu kesini tuh, waktu mau menikah dengan Bara. Baru hari ini, datang lagi. Apa Bara melarang mu, berkunjung ke rumah Tante?"

"Bara gak melarang Tan, hanya saya yang baru ada waktu" kilah Jingga.

"Bagaimana dengan pernikahan mu? Apa kamu bahagia? Menggantikan putri saya, bersanding dengan lelaki yang jadi impian Mela" tanya Tante Dilla dengan pandangan menusuk.

"Saya bahagia Tan, tapi kenapa bertanya seperti itu?"

"Karena kamu merebut kebahagiaan putri saya, sampai-sampai Mela depresi."

"Pernikahan ini bukan keinginan saya, tapi murni dari kehendak Mela. Putri Tante meminta saya untuk menggantikannya, walau sudah saya tolak. Tapi Mela bersikeras, karena hubungannya di tentang keluarga Bara. Dan Tante juga gak merestuinya, makanya Mela mencarikan pengganti dirinya."

"Sebenarnya mereka bisa saja menikah, Tante dan mommy nya Bara hanya saudara tiri..."

"Maksudnya apa, Tan?" tanya Jingga memutus ucapan Tante Dilla. "Saya gak ngerti, tentang silsilah keluarga Bara."

"Jadi begini ibu saya dan ayahnya Aminah, menikah setelah kematian istrinya. Saya bukan putrinya kakek Bara, tetapi anak bawaan dari istri barunya yaitu ibu saya."

"Kalo gitu, kenapa mommy Bara menentang keras hubungan mereka?"

"Karena Aminah perempuan sombong, yang mengagung-agungkan kekayaan" ujarnya berapi-api, ada kebencian di sorot mata Tante Dilla.

"Benarkah?" tanya Jingga ragu, karena sepengatahuan nya mommy Bara orangnya menyenangkan dan terlihat tulus kasih sayangnya.

"Tante gak bohong, tanya aja Mela kalo gak percaya" ucapnya meyakinkan. "Hati-hati saja, kakak tiri saya orangnya seperti bunglon mudah berubah-ubah" lanjutnya memperingatkan. "Saya sebenarnya, merestui hubungan Bara dengan Mela. Tapi karena Aminah menentangnya, saya gak punya kekuatan untuk menentang. Tante harap kamu mau melepaskan Bara sesuai perjanjian, yang telah kalian sepakati."

"Tante tau, perjanjian kami bertiga" ujar Jingga kaget.

"Tentu saja, saya lah yang pertama kali mencetuskan ide itu."

"Baiklah Tan, kalo begitu. Saya akan berpisah dengan Bara tanpa harus menunggu berakhirnya perjanjian itu" ucap Jingga terlontar begitu saja, tanpa memikirkan pendapat suaminya. Karena di sini, ia lah yang punya peranan penting untuk menyatukan kembali dua hari yang terpisah. "Kalo begitu, saya permisi Tante. Sudah cukup saya mendapat keterangan mengenai Bara juga Mela."

"Tunggu dulu, kamu belum minum teh nya" cegah Tante Dilla.

"Makasih Tan, saya harus segera kembali. Bara baru saja menghubungi saya lewat WhatsApp, kalo dia sudah kembali ke rumah" ucap Jingga, memperlihatkan pesan yang di kirim suaminya pada Tante Dilla.

"Wah, berarti Mela juga sudah berada di penthouse Bara juga."

"Maksud Tante, apa ya?" tanya Jingga kaget.

"Lho emangnya kamu gak tau, kalo Mela ikut menemani Bara ke Malaysia" balas Tante Dilla, tersenyum smirk.

Fix sudah! Bara memang bermain di belakangnya. Lalu untuk apa mereka menikah? Janji-janji Bara yang ingin mengakhiri hubungan dengan Mela, hanyalah bagian dari pengantar tidurnya. Huh! Mereka benar-benar pasangan munafik.

Jingga seperti orang linglung, berjalan di atas hamparan pasir di pantai yang sudah sepi pengunjung. Menenteng sepatu kets nya, sambil mengais-ngais pasir dengan kakinya. Kadang berjongkok untuk memungut kerang-kerang, yang bertebaran di sepanjang pantai. Lalu melemparkannya ke tengah laut, begitu lah ia melepaskan kekecewaannya dengan bersantai sejenak di tepi pantai.

Di atas pasir yang tidak terkena arus air, Jingga duduk beralaskan sandal jepit yang di temukan terdampar di pantai. Sambil memandang perahu-perahu nelayan, yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. Angin sore menerbangkan helai rambutnya, membuatnya berantakan. Sama seperti hatinya yang tak karuan, bergejolak dalam dadanya. Bunyi ponselnya terdengar memanggil- manggil, tapi sang pemiliknya hanya terdiam sambil memeluk kedua lututnya. Ia tak ubahnya seperti orang yang kehilangan pegangan, frustasi meratapi nasibnya bila nanti berpisah dengan Bara. Jingga tak ingin egois, sahabatnya pantas bahagia.

Entah berapa lama, Jingga berada dalam posisi menelungkup. Ketika dari sisi kanannya, ada sebuah gerakan yang mengusik ketenangannya. Matanya terbuka seketika, ia tidak terkejut mendapati suaminya sudah duduk di sebelahnya. Pelariannya yang terdahulu juga mampu terdeteksi oleh Bara, jadi laki-laki itu kini tengah menatap wajahnya yang kuyu.

Masih mengenakan jas juga dasinya, Bara terlihat seperti bos besar yang sesungguhnya. Rahang dan dagunya terlihat kelimis, seperti habis mencukur jenggot.

"Kenapa gak mengangkat telpon dari saya?" tanyanya.

"Kapan pulang? Bukannya bapak kembali minggu depan."

"Saya mengadakan pertemuan maraton, demi menjumpai istri yang sedang merajuk."

"Saya gak merajuk!"

"Kalo gak merajuk, kenapa membiarkan pesan dan telpon dari saya kamu abaikan?" tanya Bara menuntut.

"Saya lagi gak mood, buat ngomong dengan siapapun?!"

"Tapi saya suami mu, apa kamu gak khawatir? "

"Buat apa? Di sana sudah ada yang menjaganya, tanpa harus saya khawatir."

"Saya yang gak bisa tidur, ingat sama kamu terus. Salah apa saya? Sampai menjawab telpon dan WhatsApp pun gak pernah mau."

"Pikir aja sendiri!"

"Bagaimana saya bisa menebak pikiran kamu?" tanya Bara putus asa.

"Bukannya kamu dengan Mela masih bersama, kenapa harus berbohong?"

"Saya gak berbohong, malahan baru tau setelah tiba di sana. Mela menghubungi saya, ketika telah tiba di hotel karena menginapnya di tempat yang sama" terang Bara.

"Kenapa harus berbelit-belit? Tinggal bilang aja kalian bersama lagi, saya akan langsung mengajukan gugatan cerai. Saya gak mau dianggap, menghalangi hubungan kalian. Jadi tolong lepaskan saya" pinta Jingga.

"Kita pulang dulu, pikirkan kesehatan mu. Angin laut gak baik buat mu!"

Akhirnya Jingga mengalah, membiarkan tubuh lelahnya di rengkuh paksa Bara. Berjalan sambil saling merangkul, seperti pasangan serasi lainnya. Menyusuri tepi pantai, ditingkahi debur ombak menghantam karang.

...****...

1
Kaifa Banova
up nya kurang banyak
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Jangan dulu kasih harapan Laki macam entu mah Jingga kasih dulu pelajarn Laki Lw masih pinpalan gk punya pendirian.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
next
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Nah entu baru God..
beri plajaran tuk Laki leya leye gtu mh Laki gk punya pendirian hampas aja
Mundri Astuti
lah itumah pada egois semua, yg jadi korban jingga, kalau masih ngurusin si Mela bukannya malah nengiyakan berita yg tersebar, lagi ngga mikir banget kakeknya
Mundri Astuti
kakeknya begitu amat ya
Mundri Astuti
nah gitu dong jingga, tegas biar ngga disakiti berulang kali, dimanfaatkan pula, bara plin plan tinggalin aja mendingan
Desi Irawati
semangat jingga. good job
Desi Irawati
kalo aku jd jingga sdh gua tinggalin
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki gak punya pendirian tenggelamkan di markas buaya aja punya Laki Dan sahabat bgtu mah jingga..

Menjauhlah bila prelu pergi ke dasar bumi biar tidak ketemu lagi sama laki biadab entu.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki gak punya pendirian tenggelamkan di markas buaya aja punya Laki Dan sahabat bgtu mah jingga..

Menjauhlah bila prelu pergi ke dasar bumi biar tidak ketemu lagi sama laki biadab entu.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
next
Kaifa Banova
upnya kurang ....
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Hadeuh ratu ular kadut ngapain ikut campur...
si Jingga harusnya gk baper di pernikahan itu kan pernikahan hitam di atas putih bukan di dasari suka sama suka..
Mundri Astuti
ngga tau dah mo ngomong apa, baranya begitu, jingga mesti tegas, klo memang ngga serius dng pernikahannya lepaskan
Mundri Astuti
pergi menjauh lebih baik
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Menjauh aja dulu Jingga..
biar jdi penonton dulu , dema apa lgi yang mereka mainkan.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Napa gk nikahi aja tuh sepup lw Bara sebelum jingga jatuh cinta beneran ma Lw
Alin Norshalsabilla Alkhatir
pesanagn manis snerarnya.. tp sayang harus ada si luman ular.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!