NovelToon NovelToon
Perjalanan Menuju Keabadian

Perjalanan Menuju Keabadian

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:11M
Nilai: 4.8
Nama Author: Noviant Juan

Proses Revisi. Disarankan jangan membaca dulu.

Alur VERY++++ Slow.

KARYA INI TERISNPIRASI DARI NOVEL KING OF GODS, KARYA FAST FOOD RESTAURANT

Weng Lou merupakan seorang anggota Klan Keluarga Weng yang berasal dari keluarga cabang. Dia berhasil masuk kedalam Keluarga Utama setelah berlatih dengan sangat keras dan menjadi seorang jenius berbakat didesanya.

Namun, dirinya yang merupakan jenius di keluarga cabangnya bukanlah siapa-siapa di keluarga utama. Banyak sekali jenius beladiri yang berasal dari keluarga utama. Namun meski begitu, ia tetap berlatih dengan keras agar tidak tertinggal dari yang lain.

Hingga suatu malam, dia mengalami kejadian aneh, dan berakhir dengan dirinya mendapatkan sebuah kitab. Kitab yang membuat kehidupannya berubah. Dari seorang pecundang, menjadi seorang jenius .

Nama kitab itu adalah "Kitab Keabadian". Dan dengan kitab itu, ia akan menuju 'Keabadian'.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noviant Juan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 26. Bertemu Kembali

Sumber daya latihan beladiri sangatlah dicari dan dibutuhkan.

Pemakainya sangatlah banyak dan terus bertambah. Hanya saja bahan-bahan yang dipakai untuk membuat obat-obatan, seperti pill dan lainnya merupakan bahan yang bisa tergolong langka dan sulit dicari, sehingga produksi obat-obatan sangatlah terbatas.

Disinilah profesi pemburu sangat berperan besar bagi penyedia bahan-bahan untuk obat-obatan. Para pemburu biasanya akan meberima daftar barang yang dibutuhkan oleh para pembuat obat dan kemudian mencarinya dihutan.

Namun bagi sebagian pemburu, hal ini tidak terlalu menguntungkan bagi mereka. Mereka lebih memilih untuk memburu binatang tertentu yang mereka tahu memiliki nilai yang tinggi pada beberapa bagian tubuh bianatang buas.

Aula Misi pada Klan Keluarga Weng juga menyediakan misi seperti ini. Rumah Obat akan memberikan misi untuk berburu binatang buas tertentu seperti yang pernah diambil oleh Weng Ho sebelumnya.

Kakek Mu yang sangat paham akan kebutuhan bahan-bahan pembuatan obat-obatan tentu saja sangat menyukai orang-orang yang bersedia menjual bagian-bagian tubuh binatang buas yang merupakan bahan pembuatan obat-obatan yang cukup langka dipasaran.

Ayah Weng Lou mulai membuka kembali karungnya, dan mengambil semua isi didalmnya dan menaruh dimeja yang ada didepan mereka.

Terlihat banyak sekali bagian tubuh hewan yang berbeda-beda, namun ada sejumlah bagian tubuh hewan yang tampak sama.

Itu adalah paruh burung, paruh dari burung Gagak Pelahap. Jumlahnya ada sekitar 27 buah.

Paruh dari burung Gagak Pelahap dapat tajam dan kuat bukan tanpa alasan. Itu karena paruh mereka mengalami evolusi dimana paruh mereka berubah menjadi keras karena adanya campuran semacam logam yang dihasilkan tubuh mereka.

Paruh Gagak Pelahap ini sangat cocok dijadikan pembuatan senjata tingkat 2 dasar hingga menengah. Per onsnya sangatlah mahal jika dijual. Kira-kira harga terendahnya adalah 250 koin perak.

27 paruh Gagak Pelahap yang ayah Weng Lou kumpulkan memiliki berat 6 kilo, atau 15 koin emas.

Kakek Mu menelan ludah berat. Dirinya bersyukur membawa uang yang cukup banyak saat menuju kesini, karena berpikir Weng Lou akan menjual bagian-bagian tubuh yang berharga seperti kemarin.

Tapi dia tidak menyangka, ayah Weng Lou akan membawa bagian-bagian yang jauh lebih berharga dari yang Weng Lou tunjukkan.

"Mari kita hitung nilai dari semua bagian tubuh ini." Ucap ayah Weng Lou tersenyum lebar.

***

Didepan rumah Weng Lou. Terlihat ibu Weng Lou sedang menyapu dedaunan yang membuat rumah mereka terlihat kotor.

Saat sedang asik menyapu, terlihat seorang pria paruh baya sedang berjalan menuju kearahnya dari jalnan menuju ke Desa Sungai Biru.

Pria itu berhenti didekat ibu Weng Lou dan memperhatikan ibu Weng Lou dari atas sampai bawah.

"Kau tau, aku ingin sekali memukul wajahmu dengan sepu ini, tapi aku tidak mau sapuku sampai rusak lagi." kata ibu weng Lou tanpa menoleh kearah pria paruh baya itu.

"Ahahaa...itukah kata sambutan yang kau berikan kepada teman lamamu ini?

Kulihat kau tampak sehat dan baik-baik saja, berarti seharusnya kalian melewati malam hari berburu terakhir dengan baik.

Apa Li sialan itu melakukan tugasnya dengan baik? Atau jangan-jangan dia sudah mati dimakan binatang buas-"

Fhuush...!

Sapu di tangan ibu Weng Lou melesat cepat kearah pria paruh baya itu, namun sayang berhasil di tangap dengan mudah oleh pria itu.

Tapi sayangnya pria itu menangkap tanpa pikir panjang terlebih dahulu, sehingga dia tidak menyadari sapu itu berwarna merah menyala saat menuju kearahnya.

"Teknik Bara Api, gerakan pertama, Percikan Pembakaran."

Muncul api dari sapu yang dipegang oleh pria itu dan membuat tangannya terbakar.

"Sialan!" Pria itu membuang sapu itu dari tangannya, lalu mengibas-ngibaskan tangannya yang terbakar.

"Kau ingin membakarku ya?!"

"Hmp! Sekali lagi kau bicara omong kosong, maka akan ku pastikan tubuhmu terbakar dengan garing." Ibu Weng Lou menunjukan kepalan tangan kanannya kepada pria paruh baya itu lalu berjalan masuk kerumahnya.

"Kau ini galak sekali, tidak ada berubah. Aku penasaran bagaimana anakmu dapat tumbuh dibawa didikanmu?"

Ibu Weng Lou yang sedang berjalan pun berhenti, dan membalik badan kembali tapi kali ini dengan urat-urat diwajah yang terlihat.

"Kau bilang apa-"

"Ibu! Kami lapar, bisakah ibu memasakkan kami sesuatu?"

Terlihat Weng Lou berjalan bersama-sama dengan Weng Wan dan Weng Hua menuju kearah rumahnya.

Pria paruh baya itu melihat Weng Lou dengan teliti dari atas sampai bawa, dia merasa pernah melihatnya sebelumnya.

"Eh? Bukankah anda pemilik toko senjata di pasar Kota Bintang Putih? Kenapa anda disini?"

"Ah! Sudah kuduga aku pernah melihatmu sebelumnya! Kau si pembeli pertamaku!

Hahaha.. aku tak menduga kau anak dari Pasangan Badai. Apa kau berhasil menyelesaikan keperluanmu itu? Atau belum selesai?" Pria paruh baya itu segera berjalan menuju kearah Weng Lou.

Ibu Weng Lou, Weng Wan, dan Weng Hua tampak terkejut, terutama ibu Weng Lou.

"Kau menengenal anakku, Gong?" Ibu Weng Lou bertanya dengan heran.

"Tentu saja aku mengenalnya! Dia adalah pembeli pertamaku di Kota Bintang Putih. Dia membeli peralatan memanah dan juga Busur Badai Angin yang merupakan senjata tingkat 1 harta.

Aku terkejut melihat dia yang seorang bocah ingusan membawa uang 300 perak bersamanya!" Pria paruh baya yang di panggil Gong oleh ibu Weng Lou tersenyum lebar kepada Weng Lou.

"Uhuk! Uhuk...! 300 PERAK?!"

Yang berteriak adalah Weng Wan. Dirinya yang menabung uang dari hasil ditindas di Keluarga Utama Weng hanya mendapatkan beberapa puluh koin perak saja selama ini, dan Weng Lou memiliki uang 300 koin perak.

Weng Wan mengutuk nasibnya yang membuat dirinya selalu sial dan menyedihkan. Namun meratapi nasibnya sekarang tak akan mengubah apa-apa, dia hanya bisa terus berlatih.

"Kau bisa menutup mulut mu tidak? Hanya 300 koin perak dan kau berteriak seakan-akan dunia ini telah berakhir saja. Benar bukan Tuan Gong?"Weng Lou menoleh kearah Weng Wan dengan kesal.

"Hohoho...hanya 300 koin perak, huh? Bagaimana dengan 5 koin perakku yang belum kau bayar?" Tuan Gong memasang senyum penuh makna kepada Weng Lou.

Mata Weng lou melebar karena baru mengingat suatu hal yang penting. Dia menepuk jidatnya dan bergegas mengambil 5 koin perak dari balik bajunya.

"Kau sedang apa? Bukankah aku sendiri yang bilang kau tidak perlu membayarnya?" Tuan Gong melambaikan tangannya, tanda menolak apa yang ingin dilakulan oleh Weng Lou.

Weng Lou tersedak ludahnya sendiri, dan tersenyum malu. Dia kemudian memasukkan kembali uang yang sudah dia keluarkan sebelumnya.

"Kau sepertinya benar-benar memanjakan anakmu, Hai." Tuan Gong melirik ibu Weng Lou yang sedang memperhatikan mereka berdua.

"Asal kau tau, uang yang dimilikinya adalah uang hasil tabungannya sendiri. Tak ada seperakpun yang berasal dari pemberianku, itu merupakan uang hasil dari kerja kerasnya selama ini."

Ibu Weng Lou kembali melanjutkan langkahnya menuju dalam rumah, meninggalkan Weng Lou dan yang lainnya.

Weng Wan dan Weng Hua saling berpandangan.

"Permisi tuan, tapi kau ini siapa?" Weng Wan memberanikam diri untuk bertanya.

"Aku? Aku hanyalah seoramg pedagang yang lupa dibayar oleh pelanggannya." Tuan Gong memasang wajah sedih, yang membuat Weng Lou kembali salah tingkah.

"Hahahaa...aku hanya menggodamu nak! Kalau tidak salah namamu Weng Lou bukan?

Bagaimana bisa kau berakhir menjadi seorang pemanah, sedangkan seluruh keturunan dari keluarga ayahmu merupakan keturunan penombak yang sangat handal?" Tanya Tuan Gong penasaran.

"Anda mengenal ayahku?"

"Tentu saja aku kenal! Dia pernah bekerja untuk keluargaku selama 3 tahun sebagai penjaga barang dagang ayahku di Kota Giok Utara.

Dia merupakan penjaga terkuat dan berbakat yang sangat hebat. Dia dulu perna-"

Bukh...!

Sebuah jitakan keras melayang kekepala Tuan Gong, dan pelakunya adalah orang yang sedang dia ceritakan, ayah Weng Lou, Weng Li.

"Hei Gong kurang ajar, apa yang kau ceritakan tentang diriku kepada anakku?" Ucap ayah Weng Lou dengan senyum lebar khasnya.

Tuan Gong nyatanya tidak protes ataupun marah begitu dia melihat ayah Weng Lou yang baru saja menjitaknya dengan keras. Dia hanya tertawa dan ayah Weng Lou pun akhirnya ikut tertawa juga bersamanya lalu saling berpelukan melepas rindu.

Inilah salah satu contoh persahabatan yang tak memandang umur atau usia. Walaupun mereka berdua tidak pernah bertemu untuk waktu yang sangat lama, nyatanya persahabatan mereka tetaplah utuh.

1
Eneng Eneng
Lumayan bagus cara mendarat ya
Serangan kenapa tdk habis habis
Babat Semua
Kasihan Bingbing
Ceritanya jadi gurauan
Yang terjadi bukan bertanding tapi berkelahi 🤣🤣🤣
Makin seru Tir
Masa Gu Lian kalah sama Weng Hua
keren bisa terbang
Bing Qian... leluhurnua
Ras Ilahi
Jadi Weng Lao tdk bisa ikut turnamen
Weng Lou bodoh amat keterlaluan
Latihan terus tapi Kuktivasinya tdk Naik ke Ranah
Pasti Lingling yang bangun
Nenek jahat rencanamu tidak berhasil
Weng Lou kesurupan Lagi
Siapa perempuan Tua yang ingin mbunuh keluarga Weng Lou
Beli baju baju dipasar agar tambah cantik
Balas Dendam.. 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!