NovelToon NovelToon
AZAYREA, ISTRI PENGGANTI SANG MILYARDER

AZAYREA, ISTRI PENGGANTI SANG MILYARDER

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Anak Genius / Pengantin Pengganti / Anak Kembar / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:337.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."

"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____

Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.

Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.

"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.

"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”

Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Di apartemen Jeremy, Sekretaris Bob masih berada di sana, menjalankan tugasnya menjaga Rea dan Rexan. Pria dengan postur tubuh tegak itu tak lepas dari tingkah Rexan yang kini terlihat sangat menggemaskan. Senyum gembira terus mengembang di wajah tampan Rexan karena ia kini bisa makan bersama Rea. Mereka menyantap masakan yang dimasak sendiri oleh Rea. Sungguh sebuah kebahagiaan singkat yang teramat berarti bagi bocah itu.

Rea pun tersenyum lega melihat Rexan yang begitu ceria. Namun, di balik senyum itu, terselip kesedihan mendalam karena Rhui dan Ruchia tidak berada di sampingnya.

Rhui… Ruchia… Mama harap kalian baik-baik, Sayang.

“Pak Bob, mengapa hanya berdiri di sana? Mari duduk dan makan bersama-sama,” ajak Rea.

“Saya masih kenyang, Nyonya, dan lagi, panggil saja saya ‘Bob’. Saya akan sangat berterima kasih bila Nyonya memanggil saya demikian,” kata Bob dengan rasa hormat.

“Baiklah, Bob. Tetapi Anda juga tidak perlu memanggil saya ‘Nyonya’. Saya sudah bukan bagian dari keluarga Sayersz,” timpal Rea, tersenyum getir.

“Maafkan saya, Nyonya. Dari data yang saya ketahui, Anda masih bergelar menantu keluarga Sayersz. Presdir Liu dan Anda belum resmi bercerai,” jelas Bob.

Rexan yang sedang memasukkan sendok ke mulut hingga pipinya menggembung sebelah, heran melihat kedua orang dewasa itu berbisik-bisik. Tiba-tiba, percakapan Rea dan Bob terhenti oleh celetukan polos Rexan.

“Mama Lea, napa dulu pelgi dali Papa? Papa olangnya kulang ganteng ya?” tanyanya.

“Mama merasa tidak pantas menjadi istri Papamu. Papamu hanya milik Ibumu,” jawab Rea, nadanya dipenuhi kesedihan.

Yaitu, Emira…

“Mama, napa bicala begitu? Lejan lasa Mama cama Papa celasi,” ujar Rexan.

Rea hanya tersenyum, memaklumi ucapan anak itu yang masih kecil dan belum memahami rumitnya kehidupan orang dewasa. Ia mengulurkan satu tangannya, hendak membelai kepala Rexan tetapi ia urungkan. Ia masih dihantui ketakutan bahwa anak itu akan mendapat kesialan darinya.

Anak ini sungguh beruntung, dia sangat sehat, baik, dan polos. Untung saja dia tidak lahir dari rahimku. Kalau saja dia lahir, mungkin saja dia akan mendapat penyakit dariku, seperti Rhui dan Ruchia. Ya… aku memang pembawa kesialan. Aku seharusnya yang mengidap penyakit itu, bukan Ruchia.

Merasa rendah diri, oleh karena itu, Rea bersedia mendonorkan jantungnya agar kesialannya berakhir pada dirinya sendiri. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia juga merasa tidak tega meninggalkan anak-anaknya. Ia masih ingin hidup lama, sampai anak-anaknya tumbuh dewasa dan melihat mereka bahagia.

Rea semakin menunduk membuat Rexan tidak tahan melihat raut muka Rea yang muram. Ia seperti melihat dirinya sendiri yang menyedihkan dalam keputusasaan.

Pluk! Rea terhenyak sesaat begitu pelukan mendadak diberikan oleh Rexan. Anak cadel itu mendongak dan tersenyum lebar. “Mama, pelgi ke tempat Lui cama Luci, yuk.”

Rea menyeka genangan air matanya. “Baiklah, kita coba ke sana. Siapa tahu mereka kembali ke rumah sakit,” ucap Rea, semangatnya kembali bangkit. Namun Bob berkata bahwa kedua anaknya tidak ada di sana.

“Kalo gitu, di mana, Paman?” tanya Rexan bingung, sambil berdiri di samping Rea yang sudah bersiap pergi.

Bob hendak bicara, tetapi tiba-tiba pintu apartemen terbuka, membuat perhatian mereka teralih pada sosok pria yang berdiri di ambang pintu. Rea mematung, dan begitu pula dengan Jeremy yang tak bergeming. Pria muda itu segera berlari dan langsung memeluk Rea, di hadapan Rexan dan Bob yang terhenyak.

“Rea… kau kembali…. syukurlah… aku sangat senang,” bisik Jeremy, suaranya sarat akan kerinduan yang dalam dan menenangkan, persis seperti dulu.

Rea hendak membalas pelukannya, tetapi ia urungkan. Matanya menangkap sosok Azelio yang berdiri jauh di belakang Jeremy. Mata pria itu menghujam tajam ke arahnya, seolah tidak suka melihat pemandangan itu.

“Ihhh… Paman! Jangan peluk Mama Lea! Mama Lea puna Lejan! Puna Papa Jilo. Peluk biwawak aja cana,” protes Rexan sambil menarik-narik celana Jeremy dan berusaha mendorongnya menjauh.

“Dia sudah ada kemajuan, bagus,” gumam Azelio, merasa bangga, seperti melihat duplikat dirinya sendiri. Senyum tipis terukir, tetapi kemudian sirna karena teringat dirinya tidak menyukai Rea. Tanpa sengaja, pandangan matanya terpaku pada Rea yang juga sempat menatapnya, namun detik kemudian Rea berpaling darinya, acuh tak acuh.

Dulu, Azelio yang bersikap acuh, tetapi kini wanita itu lebih acuh lagi. Seingatnya Rea selalu menunduk ketakutan setiap mata mereka tak sengaja bertemu, tetapi kini ketakutan itu telah lenyap. Hanya ada kebencian yang menusuk tepat ke jantungnya.

Cih, kenapa dadaku jadi panas begini…?

_

Mamaaa… Papaaa…

“Luci?” ucap Rhui tersenyum lebar melihat Ruchia sudah bangun lagi. 

“Kakak… mana Mama? Papa?” lirih Ruchia dengan alat bantu pernapasan. Ia bertanya karena hanya Rhui dan Rubi yang ada di depannya.

“Ma-Mama cama Pa-Pa, lagi kelja,” jawab Rhui terpaksa berbohong, tapi Ruchia tahu dari mata Rhui yang telihat jelas berbohong. Ruchia meneteskan air mata, bersiap menangis lagi tetapi Rubi berkata demikian.

“Kamu jangan nangis telus, kalo nangis telus, ental jadi jelek. Kamu halus kuat, halus tahan campai Ibu cama Ayah kalian datang. Jangan cengeng kayak dia,” ucap Rubi panjang lebar sambil menunjuk Rhui yang kesal disebut cengeng.

“Lui ndak cengeng, boncel ompong!” balas Rhui saking kesalnya, ia beri nama panggilan khusus pada Rubi.

“Huu… capi cengeng, cuka nangis! Ndak kelen! Macih nompol dalam celana!” balas Rubi tak mau kalah.

Melihat kedua anak itu berdebat, Ruchia tersenyum tipis. Lalu ia melihat Dokter datang bersama Nenek Rita dan Kakek Romo. Mereka membicarakan perkembangan kanker di tubuhnya. Dokter menerangkan bahwa hanya dengan kemoterapi saja tak mampu menyembuhkannya. Ruchia membutuhkan sumsum tulang secepatnya. Lalu Dokter wanita itu menyuruh mereka meninggalkan Ruchia yang perlu diperiksa.

Nenek Rita dan Kakek Romo mulai khawatir. Keduanya segera menuju ke ruang kerja cucunya. Sementara Rhui dan Rubi menunggu di depan pintu. Rhui mengepalkan kedua tangannya, tak tega mendengar tangisan Ruchia. Sontak, Rhui menoleh menatap tangan kanannya yang digenggam oleh tangan kiri Rubi. Ia melihat anak itu tersenyum.

“Nda papa… nda papa… Luci nda papa… kamu ndak ucah cedih. Daddy Lubi bica bantu kalian,” ucap Rubi yang mencoba menghibur Rhui agar tidak menangis juga. Rhui hanya diam dan membiarkan genggaman Rubi.

Meskipun Rubi kadang menyebalkan, ternyata Rubi cukup baik dan perhatian. Melihat Rhui sudah tenang, Rubi pun melontarkan pertanyaan.

“Hai, hai, celitakan coal Ibumu. Gimana Ibumu? Apa Ibumu tantik macam Lubi? Atau milip Luci?” 

“Buat apa cali tahu?” tanya Rhui sinis.

“Capa tahu bica jadi Mama balu Lubi …”

Hah?

Rhui langsung melongo.

Kalo Mama cama Papa dia belsama, belalti Lui jadi Kakak Lubi? Nda! Lui nda mau puna adik ompong!

_

Devron!

Devron yang sedang membaca laporan baru, tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Kakak dan Neneknya. 

“Ada apa, Nek? Mengapa kalian sepanik itu?” tanya Devron menutup berkas di tangannya.

“Dev, nyawa anak itu masih terancam. Kemoterapi belum cukup membuatnya sembuh. Kau harus segera mencari Ibunya. Ibunya pasti punya cara,” mohon Nenek Rita tidak rela Ruchia meninggal. Karena baginya Ruchia dan Rhui sudah seperti cucu kandung mereka. 

“Dev, turuti permintaan Nenekmu, Nak,” mohon Kakek Romo dengan penuh harap.

“Baiklah, kalau begitu, apa kalian punya fotonya?” ucap duda tampan itu bersedia membantu. Nenek Rita lantas mengeluarkan secarik foto lama Rea yang diambil di hari pertama Rea tinggal bersama mereka di Desa.

BRak! Tiba-tiba Devron berdiri dan menggebrak meja setelah melihat foto Rea, membuat pasangan lansia itu terlonjak kaget.

“Ada apa denganmu, Dev?” tanya mereka cemas, takut Devron berubah pikiran.

_

1
Konok Neng
zelo tidak jelas
Konok Neng
capek deh,, sebuah kebodohan yg terus berlanjut..
ceuceu
aneh rea anak sakit bukan nya di tungguin,malah di tinggal" terus,dari awal sakit rea ninggalin ruchi di RS.
apa pun alasan nya seorang ibu biasanya klo anak di rawat ga tega ninggalin lama".
ini malah nungguin azelio/Panic/
ceuceu
keren good job boy/Good//Drool/
ceuceu
masih bingung
ceuceu
azelio jadi nikah sm emir ya ?
Nur Haida
aku malah pusing bhs ank cedal.capek x baca a
YNa Msa
Bagus 💯 Cerita Ny ❤️❤️❤️
umi istilatun
👍
THAILAND GAERI
ceritanya bagus Thor ,,tapi ga jelas nada bicara anak2 nya
Phi Pesek
👍
Sapna Anah
apa jangan rekan kembaranya rhuisama rhusia
Moertini
terimakasih Author sudah ditambah bagus akhirnya si bawel punya pawang yang lainnya menunggu giliran ya Author mau dilanjutin kapan Author keluarga besar Rea sangat asyik jenius lagi dilanjutin Author terus berkarya semangat selalu sehat pastinya
Moertini
Terimakasih kasih Author sudah tamat dengan kebahagiaan yang hakiki setelah Rea tidur panjang anak - anak cadel sudah usia 17 Th mantap seruuuu dan asyik tidak membosankan meskipun belum puas tahu - tahu tamat kecewa sih tapi dilanjutin saja Author selalu berkarya selalu sehat dan semangat💪💪👍
Choirun Nisa
Bagus2
Nurhayati Lubis
bingung rexan ank siapa sih Thor
Mom Ilaa: anak Azelio sama rea, ditanam di rahim Emira
total 1 replies
alin soebank
🤭🤭🤭🤭
alin soebank
🤣🤣🤣🤣🤣
Debora Parta
aahhh...lanjut Thor jng tamat dulu atau buat karya anak²nya tersendiri hehehehehe...btw,thank u ya thorr ceritanya bagus,seru,sedih,senang pokoknya the best lah...
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
seh tekdung lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!