NovelToon NovelToon
Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pembantu / Chicklit / Orang Disabilitas
Popularitas:111.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Tanpa perlu orang lain bicara, Aya sangat menyadari ketidaksempurnaan fisiknya.

Lima tahun lamanya, Cahaya bekerja di kota metropolitan, hari itu ia pulang karena sudah dekat dengan hari pernikahannya.

Namun, bukan kebahagiaan yang ia dapat, melainkan kesedihan kembali menghampiri hidupnya.

Ternyata, Yuda tega meninggalkan Cahaya dan menikahi gadis lain.

Seharusnya Cahaya bisa menebak hal itu jauh-jauh hari, karena orang tua Yuda sendiri kerap bersikap kejam terhadapnya, bahkan menghina ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya.

Bagaimanakah kisah perjalanan hidup Cahaya selanjutnya?
Apakah takdir baik akhirnya menghampiri setelah begitu banyak kemalangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Ayahmu masih hidup

.

"Bagaimana jika ternyata seorang mempelai wanita masih memiliki ayah kandung? Apakah juga boleh diwakilkan oleh wali hakim?”

Pertanyaan yang terlontar dari mulut bu Ningsih membuat Cahaya dan Pak Amin kaget. Kening mereka berkerut dengan berbagai pertanyaan yang berkecamuk.

Petugas KUA tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Bu Ningsih.

"Pada dasarnya, seorang wanita yang masih memiliki ayah kandung, maka ayahnya lah yang paling berhak menjadi wali nikahnya. Keberadaan ayah kandung menggugurkan hak perwalian dari pihak lain, termasuk wali hakim."

"Namun," lanjut petugas KUA, "ada beberapa kondisi di mana hak perwalian ayah kandung bisa gugur dan digantikan oleh wali hakim. Misalnya, jika ayah kandung tidak memenuhi syarat sebagai wali nikah, seperti tidak beragama Islam, gila, atau sedang ihram haji atau umrah. Atau, jika ayah kandung adhal, yaitu menolak menikahkan putrinya tanpa alasan yang syar'i."

"Jadi, intinya, Pak?" tanya Bu Ningsih, tampak semakin gelisah.

"Intinya, jika seorang mempelai wanita masih memiliki ayah kandung yang memenuhi syarat sebagai wali nikah dan tidak adhal, maka ayah kandungnya lah yang wajib menjadi wali nikahnya. Tidak boleh diwakilkan oleh wali hakim," jawab petugas KUA dengan tegas.

Penjelasan tentang wali hakim baru saja selesai, namun alih-alih merasa lega, wajah Bu Ningsih justru memucat. Cahaya yang sedari tadi memperhatikan ibunya, sontak menjadi bingung.

"Ibu, Ibu tidak apa-apa?" tanya Cahaya khawatir, menggenggam tangan ibunya yang terasa dingin.

Bu Ningsih hanya menggeleng lemah, bibirnya terkatup rapat. "Tidak apa-apa, Nduk. Ibu hanya sedikit pusing," jawabnya lirih, nyaris tak terdengar.

Cahaya semakin cemas. Ia tahu ibunya pasti menyembunyikan sesuatu.

"Tapi, Bu... wajah Ibu pucat sekali. Apa sebaiknya kita mampir ke Puskesmas?" desak Cahaya, berusaha membujuk ibunya.

Bu Ningsih menggeleng lagi. "Tidak perlu, Nduk. Ini hanya pusing biasa. Nanti juga hilang sendiri," ujarnya, mencoba tersenyum meyakinkan.

Petugas KUA yang menyadari perubahan drastis pada Bu Ningsih, ikut merasa khawatir. Ia mengambil segelas air mineral yang berada di salah satu meja lalu mengulurkannya kepada bu Ningsih.

Bu Ningsih menerima air mineral yang diberikan oleh petugas lalu meminumnya hingga habis.

Pak Amin yang berdiri di antara mereka menatap raut bu Ningsih yang berubah drastis. Ada sesuatu yang sepertinya masuk ke dalam pemikirannya, dan itu tentang ayah kandung Cahaya.

“Apa masih ada yang perlu saya bantu lagi Bu?” tanya petugas sopan.

"Terima kasih, Pak. Kalau begitu kami permisi dulu saja," jawab Bu Ningsih cepat, ingin segera mengakhiri percakapan.

Dengan langkah gontai, Bu Ningsih berjalan keluar dari kantor KUA, diikuti oleh Cahaya yang terus memegangi lengannya.

Pak Amin yang sudah berjalan lebih dulu membuka pintu mobil untuk mereka berdua.

Cahaya membantu agar ibunya bisa duduk dengan nyaman lalu dia ikut duduk di sampingnya sambil menatap wajah ibunya. Tiba-tiba bayangan akan sesuatu membuat dadanya berdebar kencang.

"Ibu, kenapa Ibu tadi bertanya seperti itu?" tanya Cahaya hati-hati.

Bu Ningsih menoleh ke arah Cahaya menggelengkan kepala dan berusaha tersenyum. Benar-benar senyum yang dipaksakan. "Tidak apa-apa, Nduk," jawabnya lemah.

Cahaya masih tidak puas dengan jawaban ibunya. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya. Namun, ia tidak ingin memaksa ibunya untuk bercerita. Ia memutuskan untuk menunggu sampai ibunya sendiri yang mau bercerita kepadanya.

Sepanjang perjalanan pulang dari KUA, Bu Ningsih membisu. Penjelasan dari petugas KUA tentang wali nikah seperti menghantamnya dengan palu godam. Pikirannya berkecamuk, bingung dan sedih.

Cahaya dan Pak Amin beberapa kali mencoba bertanya, namun Bu Ningsih hanya menggelengkan kepala, tatapannya kosong menerawang jauh.

Sesampainya di rumah, Bu Ningsih langsung masuk ke dalam rumah bahkan lupa untuk mengucapkan terima kasih pada Pak Amin.

Cahaya tertegun melihat perubahan ibunya yang begitu drastis.

“Sudah, Mbak Aya. Biarkan Bu Ningsih istirahat dulu. Mungkin beliau hanya butuh waktu untuk sendiri,” ujar Pak Amin mencoba menenangkan.

Cahaya mengangguk lemah. “Terima kasih sudah mengantar kami ya pak?”

Pak Amin mengangguk dan tersenyum kemudian berpamitan pulang.

Cahaya ingin masuk ke dalam kamar ibunya tapi ternyata pintu itu kamar itu terkunci dari dalam. Kebingungan gadis itu semakin menjadi-jadi. Ada apa sebenarnya? Mengapa ibunya bersikap seperti ini?

.

.

Waktu terus berjalan, mentari mulai meredup dan senja mulai menyapa. Cahaya masih setia menunggu di depan pintu kamar ibunya. Perasaan cemas dan khawatir bercampur aduk dalam benaknya. Ibunya bahkan tak keluar untuk makan siang. Merasa cemas, ia pun mengetuk pintu kamar ibunya.

“Ibu… Boleh Aya masuk?” panggil Cahaya lirih.

Tidak ada jawaban.

Cahaya mencoba lagi, “Ibu, tolong jangan buat Aya khawatir. Ibu ada apa sebenarnya? Kenapa diam saja dari tadi?”

Hening.

Cahaya semakin cemas. Ia memberanikan diri mengetuk pintu lebih keras. “Ibu, kalau Ibu tidak membuka pintu, Aya akan dobrak pintunya!” ancam Cahaya.

Tak lama kemudian, terdengar suara kunci diputar dari dalam. Pintu terbuka perlahan, menampakkan Bu Ningsih dengan wajah sembab dan mata merah.

“Aya…?” suara bu Ningsih terdengar lirih dan serak.

Cahaya segera memeluk ibunya erat. “Ibu kenapa? Ada apa sebenarnya? Kenapa Ibu diam saja dari tadi? Aya khawatir sekali sama Ibu. Kalau ada sesuatu seharusnya ikut cerita sama Aya. Karena apa yang Ibu cemaskan pasti menyangkut Aya,” cecar Cahaya dengan nada cemas.

Bu Ningsih terisak dalam pelukan putrinya. “Maafkan Ibu, Nduk. Maafkan Ibu,” ucapnya berulang-ulang.

Cahaya semakin bingung. Gadis itu menuntun ibunya untuk duduk di tepi ranjang. “Maaf untuk apa, Ibu? Aya tidak mengerti. Coba Ibu cerita sama Aya, apa yang sebenarnya terjadi?”

Bu Ningsih melepaskan pelukannya dan menatap Cahaya dengan tatapan penuh penyesalan. “Aya, sebenarnya… ada sesuatu yang selama ini Ibu sembunyikan dari kamu,” ucap Bu Ningsih dengan suara bergetar.

Dada Cahaya berdetak semakin kencang. “Sesuatu? Sesuatu tentang apa, Ibu?”

Bu Ningsih menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. “ sebenarnya,,, kamu masih memiliki seorang ayah,” jawab Bu Ningsih lirih.

Duarrr…

Walaupun sebelumnya sudah terbersit satu praduga, tetap saja Cahaya terkejut mendengar jawaban ibunya. “Ayah? Apa itu benar, Bu? Bukankah ayah sudah lama meninggal?” tanya Cahaya dengan nada tak percaya.

Bu Ningsih menggelengkan kepalanya. “Tidak, Nduk. Ayahmu Ayah kandungmu,,, sebenarnya masih hidup,” jawab Bu Ningsih dengan suara yang semakin lirih.

Cahaya menggelengkan kepalanya berulang kali. Air mata membanjiri wajahnya tanpa permisi. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Apa maksud Ibu? Jika ayah masih hidup, lalu mengapa Ibu mengatakan bahwa ayah sudah meninggal? Mengapa Ibu menyembunyikan ini semua dari Aya?” tanya Cahaya dengan nada yang mulai meninggi.

Kemarahan tiba-tiba menggelegak dalam jiwanya. Selama ini dirinya dihina, dicemooh, dicaci maki. Dikatai sebagai anak haram. Tapi ternyata sebenarnya dia masih memiliki seorang ayah. Tapi kenapa itunya menyembunyikan semua itu darinya?

Bu Ningsih kembali terisak. “Maafkan Ibu, Nduk. Ibu melakukan ini karena Ibu tidak ingin kamu terluka. Ibu tidak ingin kamu tahu tentang masa lalu Ibu yang kelam,” jawab Bu Ningsih dengan nada penuh penyesalan.

“Masa lalu kelam? Apa maksud Ibu? Siapa ayah Aya sebenarnya?” desak Cahaya.

Bu Ningsih menghela napas panjang. “Ayahmu, ayahmu adalah…”

1
Ariany Sudjana
kalau Marcel oprasi plastik, dan wajahnya jadi tampan, nanti banyak pelakor dong dan ulat bulu....
Ariany Sudjana
dasar nenek lampir Mona dan Olivia, bukannya sadar sudah jahat, masih juga menyalahkan cahaya... dasar serakah... yang jahat siapa, yang disalahkan siapaa
Nar Sih
jgn takut aya ,walau pun nanti wajah suami mu kmbli tampan stlh oprasi cinta nya pasti ngk ber kurang dan kmu harus bangga dan bahagia
Patrick Khan
bakal makin ganteng marcel yeeeee
Nar Sih
olivia ,,sdr dong dgn slh mu jgn menyalah kan cahaya ,iitulah org klau suka iri dengki sama saudara hsil nya pasti gk baik
Hasanah Purwokerto
Aya takut,,klo marcel jd ganteng lagi,,maka banyak ulet bulu ulet bulu yg pd nempel.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: Aya said; aku terharu ada yang memahami perasaanku😭😭😭
total 1 replies
Hasanah Purwokerto
Terkecil..? terkejut kaleee.../Facepalm/
Hasanah Purwokerto: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
@✍️⃞⃟𝑹𝑨Esmeralda
terkecil terkejut
Hasanah Purwokerto
Heh...msh nanya apa salahku...? banyaaakkkkkk olip..saking banyaknya sampe ga keitung
Arin
Semoga setelah operasi wajah, perlakuan dan perasaan Marcel tidak berubah terhadap Cahaya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: Aamiin
total 1 replies
Hasanah Purwokerto
Mona said...aku masih mencintaimu
Rasyid said.... aku enggak tuh...

😴😴😴😴😴😴
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: wkwkwk wkwkwk 🤣🤣🤣
total 1 replies
Eka suci
tenang Aya keluarga dirgantara pada setia sama pasangan,ngga mudah terpengaruh dan punya pendirian beda jauh dgn bapakmu apalagi mantan mu beuuu jauuuuuuuhhh , nenekmu mau minta maaf dan minta kembali tapi kelakuan macam dep kolektor
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: astaga, si nenek 🤣🤣🤣
total 1 replies
Hasanah Purwokerto
Kotak kecil bisa berfikir..? 🤔🤔🤔
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: buang sana k nya /Smug//Smug/
total 1 replies
Hasanah Purwokerto
Jangan terlallu berharap pak Rasyidd..
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
tak patut
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
wkwkwkwk...ckkk
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
hardisk???😱
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ciiihhh... cuh cih.../Grin/
ora
Wes ... sama aja kayak Mona/Sweat/
ora
Masih nanya salahnya dimana🙄😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!