NovelToon NovelToon
Wanita Warisan Kakak

Wanita Warisan Kakak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Trihandayani

"DUARRR"

Akhirnya Zevana mengetahui dibalik sikap dingin suaminya. Gadis bernama lengkap Zevana Azalia Hermina Salim itu harus menelan pil pahit dalam rumah tangganya. Ia baru saja mengetahui kalau suami yang baru seminggu menikahinya itu ternyata memiliki tambatan hati. Pantas selama ini suaminya bersikap dingin, bahkan mereka tidak tidur satu kamar.

Apakah pernikahan itu akan terus berlanjut? Atau Zevana akan mencoba membuat suaminya jatuh hati padanya? Bukankah akan sangat melelahkan dan menyakitkan bila bertahan? Dan apakah suaminya mau melepas Zevana jika ada seseorang yang mau membahagiakan Zevana?

Inilah kisah Zevana seorang Putri dari orang ternama nan alim dan disegani. Siapa sangka rumah tangganya begitu nelangsa. Beri support ke author yahh..

Sebelumnya mohon maaf bila ada kesamaan antara nama tokoh, alamat, ataupun yang lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Trihandayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WWK BAB 23

"Entahlah, Rayhan kemarin sudah coba buntuti tapi kehilangan jejaknya karena terjebak lampu merah. Setiap pesan dan panggilan Rayhan tidak di tanggapi. Setiap Rayhan ke rumah sakit pun tidak ada. Baru kemarin, Rayhan sempat bertemu. Tapi itupun tidak membuahkan hasil. Zevana tidak memberi kesempatan pada Rayhan. Padahal Rayhan bersungguh-sungguh ingin memperbaiki segalanya." Papar Rayhan panjang lebar tatapannya pun terlihat sendu.

Zevan mengepalkan tangannya untuk meredam emosi dan kekesalan yang Ia rasakan.

"Bang Rayhan stupid ya? Sekelas Rayhan Alfarizi William mencari satu orang yang katanya bersungguh-sungguh ingin memperbaiki kesalahan. Cihhh, tapi tidak becus." Sinis Zevan nadanya sudah naik satu oktaf.

"Mass..." Yai Halim menegur.

"Kalo ngomong ki yo sek alus, Le. Kakek tahu kamu kecewa sama Rayhan, tapi tidak begitu juga. Sayang pahala kamu ngaji sama jadi pengisi kajian subuh kalau begitu." Kakek Panji yang sedari tadi diam kini ikut bersuara. (Kalau ngomong ki yo sek alus \= kalau bicara itu yang halus atau sopan).

Dirinya tak ingin Rayhan dan Zevana berpisah tentu saja. Kakek Panji ingin Zevana merubah sikap Rayhan. Yah, selama Rayhan berhubungan dengan Katherine sikapnya jadi berubah. Dulu Rayhan rajin sekali sholat di masjid. Sikapnya juga ramah dan tidak pernah pulang terlambat kalau tidak lembur. Tapi semenjak berhubungan dengan wanita itu, ck Rayhan berubah total.

"Bagaimana dengan kalian. Kalian orang tuanya tapi tidak tahu menahu soal masalah seserius ini." Ucap Kakek Panji yang membuat Yai Halim terdiam sesaat.

"Perlu anda ketahui, Zevana bukanlah anak yang sering mengadu keluh kesahnya kepada keluarga. Apa lagi setelah menikah, kenapa? Tidak baik mengumbar masalah rumah tangga pada orang lain, walau itu keluarganya sendiri. Ada saatnya dimana masalah itu di bicarakan dengan keluarga, dan ini adalah saatnya. Oleh karena itu saya akan meminta Zevana pulang untuk sementara waktu." Papar Yai Halim.

"Nak Rayhan kami akan mencoba untuk bicara dengan Zevana. Kami perlu tahu duduk inti permasalahannya. Kami akan kabari kalau Zevana sudah mau diajak untuk sama-sama ber-tabayyun." Ucap Yai Halim kembali.

"Kalau begitu kami permisi." Tukas Yai Halim seraya berlalu dari ruangan itu setelah bersalaman dengan keluarga besan.

Yah, walau tahu putrinya di sakiti namun Yai Halim tetap menjunjung tinggi adab dalam bertamu. Zevan yang tadinya tak mau bersalaman pun mendapat teguran dari sang Ayah.

.

.

Sesampainya di mobil, Zevan menggerutu panjang lebar.

"Babeh apa-apaan sih, kok kaya kasih harapan gitu sama Bang Rayhan. Ck, Jeje ku sudah tersakiti Behh..." Kesal Zevan dengan raut wajah di tekuk.

"Mas, seperti yang Ayah katakan tadi.. Kita perlu ber-tabayyun. Jangan sampai kita menyesal nantinya karena salah mengambil keputusan." Yai Halim mencoba memberi pengertian kepada putra sulungnya.

"Terus selama ini Zevana dimana, Yah?" Kali ini Husna buka suara.

"Coba telfon." Ucap Yai Halim.

Husna lalu mengotak atik ponselnya, tak lama kemudian sambungan pun terhubung. Ia meminta putrinya itu untuk pulang sekarang juga. Mereka harus segera membicarakan masalah ini agar tidak berlarut-larut.

Sesampainya di rumah, Yai Halim, istri, dan Zevan langsung masuk kedalam. Mereka melihat mobil Zevana didepan sudah pasti putrinya itu sampai lebih dulu.

"Assalaamu'alaikum." Ucap Yai Halim, Husna, dan juga Zevan bersamaa.

Zevana menoleh kearah sumber suara, senyumnya mengembang.

"Wa'alaikumsalam." Saut Zevana seraya berdiri.

Husna yang melihat putrinya nampak baik-baik saja segera berhambur untuk memeluknya. Air matanya kembali menetes mengingat cerita suaminya semalam. Zevana yang tidak tahu menahu pun merasa bingung.

"Lohh, Ibu kenapa? Kok nangis?" Tanya Zevana.

"Ayo duduk dulu." Saut Yai Halim seraya menjatuhkan bobotnya di sofa ruang tengah.

Tak ketinggalan Zevan pun duduk di sofa panjang bersama Zevana dan Husna. Husna sudah lebih tenang setelah beberapa saat menumpahkan kesedihannya.

"Na, kenapa tidak bilang sama Ibu? Kalau ada masalah yang sekiranya tidak bisa di selesaikan sendiri itu ngomong, jangan dipendam sendiri." Tutur Husna sendu, jemarinya mengusap setiap inchi wajah putrinya.

"Tau tuh Jeje, udah berasa kek wonder women aja." Timpal Zevan.

Zevana mengernyit, "Masalah?" Dirinya bingung maksud dari ucapan Ibunya.

"Kami sudah tahu semuanya, Nak. Kami sudah tahu perbuatan Rayhan. Kami baru saja kerumah Rama." Kini Yai Halim yang berucap.

Seketika ucapan Yai Halim membuat bola mata Zevana membulat sempurna.

"Ayah ngapain kerumah mereka?" Tanya Zevana yang sudah panik tentunya.

Dirinya ingin masalah ini tidak diketahui keluarganya. Karena pasti akan berubah jadi panjang. Apa lagi dengan kondisinya saat ini.

"Ayah mau menjemput mu, tapi kamunya malah tidak ada." Jawab Yai Halim.

"Je, tinggal dimana elu selama ini?" Kini giliran Zevan yang bertanya.

"Apartement" Jawab Zevana singkat.

"Lahh, sejak kapan elu punya apartement?" Tanya Zevan kembali.

"Sudah lama, cuman emang Nana belum bilang." Jawab Zevana sembari menyengir.

"Ya sudah, alhamdulillah kalau begitu yang penting kamu aman dan nyaman." Ucap Yai Halim.

"Sekarang coba jelaskan duduk permasalahan kamu dengan Rayhan. Ayah tahu kamu sangat kecewa dengan Rayhan, tapi dengan langsung melayangkan gugatan cerai tanpa tabayyun juga tidak baik, Na." Papar Yai Halim.

Zevana menunduk, dirinya paham betul ini akan terjadi. Dia juga tahu kalau terlalu gegabah dan tidak memikirkan segala kemungkinan setelahnya. Padahal Ayahnya sudah pernah berpesan dan Zevana ingat betul.

"Kalau ada masalah coba bicarakan baik-baik dengan suami mu. Tentu dengan kepala dingin, jangan dengan emosi. Karena tidak akan ada titik temu kalau keduanya sama-sama emosi. Kalau sekiranya tidak ada solusi setelah di obrolkan berdua, coba diskusikan dengan keluarga. Mungkin disitu kamu bisa mendapatkan solusinya. Jangan bentar-bentar ada masalah kabur dari rumah atau minta pisah, itu tidak baik. Perlunya tabayyun pada sebuah masalah itu untuk menghindarkan kita dari penyesalan dan masalah baru yang akan timbul akibat terlalu gegabah mengambil keputusan. Dalam surah Al-Hujurat ayat 6 Allah berpesan, "Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian". Paham kan sayang?"

"Maaf, Ayah." Lirih Zevana masih menunduk dalam, jemarinya saling bertautan.

Akhirnya Zevana menjelaskan semua yang terjadi. Dari dimana dia tahu kalau Rayhan punya kekasih hingga perlakuan kasarnya. Zevan pun membenarkan karena dirinya pun pernah melihat Rayhan dan Katherine dua kali. Pertama saat di Cafe dan yang kedua saat perayaan kelulusan Mifyaz.

Zevana masih mesih memaklumi untuk perlakuan kasar Rayhan saat berhubungan kemarin. Tapi untuk perselingkuhan tentu Zevana tidak bisa mentolerir. Tapi setelah melakukan check up tadi pagi, Zevana mendadak bimbang.

Zevana mengeluarkan sebuah kertas dari tas kecilnya dan Ia berikan pada sang Ibu. Segera Direktur Hermina membuka dan membaca isi kertas itu.

"Nana, I.. Ini?" Ucap Direktur Hermina terputus.

To Be Continued...

1
anggita
iya.. bener itu😑 .... 💪🇮🇩 🇵🇸
anggita
like iklan👍☝... moga novelnya lancar.
Hikari_민윤기: aamiin Yaa Allah, makasih Kak supportnya...
total 1 replies
anggita
iku boso jowo... bhs Inggrisnya more easy🤭
Hikari_민윤기: haduh ndak bisa saya bahasa inggris cuman bisa yes or no 🤭🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!