Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Pagi ini Naomi dan putrinya akan pergi ke sebuah pantai yang tidak jauh dari Hotel. Karena letak hotel mereka tepat di atas pantai. Naomi dan Lova hanya pergi berdua saja sedangkan nyonya Widuri dan tuan Subroto akan terbang hari ini ke Jakarta. Mereka pulang lebih dulu di bandingkan Naomi dan Lova karena ada hal penting yang mengharuskan mereka segera pulang.
Naomi tampil cantik menggunakan dress pantai berwarna merah muda bermotif bunga sedangkan Lova memakai baju dress pendek polos berwarna senada dengan mommy nya.
Naomi dan Lova kini baru saja keluar dari dalam kamar. Mereka tampak tidak sabar ingin bermain air serta pasir di tepi pantai.
"Lova.." Teriak anak kecil ke arah Lova hingga Lova menoleh ke arah sumber suara begitu pun dengan Naomi.
"Dad Lova juga di sini." Elang yang menoleh ke arah papanya.
Lova yang mendapat panggilan dari Elang langsung berlari ke arah Elang.
"Kaka Elang.."
Naomi yang melihat kehadiran laki-laki yang kemarin di restoran seketika terkejut. Naomi tidak menyangka jika laki-laki itu juga menginap di hotel tempat Naomi menginap. Bahkan kamar mereka hanya selisih beberapa kamar saja.
Naomi pun berjalan mendekat ke arah Dimas dan Elang, secara Lova lebih dulu berlari ke arah mereka.
Dimas yang melihat kehadiran Naomi tersenyum ke arah Naomi. "Apakah nona juga menginap di hotel ini?." Tanya Dimas.
"Iya tuan. Saya beserta keluarga saya menginap di hotel ini." Jawab Naomi.
"Saya tidak menyangka jika Elang dan Lova akan kembali bertemu. Karena tadi malam Elang terus saja meminta ingin bermain dengan Lova."
Naomi yang mendengar ucapan Dimas seketika mengulum senyum. "Sepertinya Lova sama seperti Elang. Dari bertemu di restoran selalu meminta untuk bermain lagi dengan Elang. Tidak di pungkiri mereka kembali bertemu."
"Oh ya kita belum tahu nama sama lain." Dimas yang langsung mengulurkan tangannya ke arah Naomi.
Naomi pun menyambut tangan Dimas, mereka pun saling berjabat tangan. "
"Naomi." Ucap Naomi.
"Saya Dimas." Dimas yang juga memperkenalkan namanya kepada Naomi.
Dimas bisa merasakan tangan halus Naomi. Bahkan Dimas bisa mencium aroma parfum Naomi yang begitu semerbak. Bahkan Dimas dengan sangat jelas menatap wajah Naomi secara dekat.
Naomi yang mendapat tatapan dari Dimas menjadi sedikit kurang nyaman. Entah kenapa jantungnya berdebar sangat kencang, saat dia bersalaman dengan Dimas. Apa lagi tatapan Dimas yang begitu intens ke arah nya.
Naomi pun segera melepas tangannya dari Dimas. Dimas yang dari tadi tidak sadar jika tangannya masih bersalaman dengan Naomi seketika meminta maaf.
"Maaf."
"Tidak apa-apa." Naomi yang tiba-tiba salah tingkah.
"Apakah nona dan Lova mau ke pantai?." tanya Dimas karena suasana tiba-tiba menjadi canggung.
"Iya.. saya dan Lova mau pergi ke pantai."
"Wah sama dong tante.. Elang sama Daddy juga mau pergi ke pantai." Sahut Elang yang mendengar pembicaraan ayah nya dengan Naomi.
"Yey.. kita mau pergi ke pantai." Lova yang tampak begitu riang.
Lova dan Elang saling berpegangan tangan sambil berputar-putar karena merasa senang akhirnya bisa bermain bersama lagi.
"Kalau begitu kita bisa pergi bersama jika nona tidak keberatan. Sepertinya Elang dan Lova juga ingin bermain bersama di pantai."
Naomi yang mendapat tawaran dari Dimas hanya mengangguk pelan. Lalu mereka ber empat pun jalan untuk masuk ke dalam lift. Di dalam lift Lova dan Elang masih saja berpegangan tangan. Sedangkan Dimas dan Naomi berdiri bersebelahan.
Lift tampak cukup rame. Di belakang Dimas dan Naomi pun ada seorang ibu-ibu dan bapak-bapak yang juga akan turun ke lantai satu.
"Duh lihat mereka jadi ingat waktu kita masih muda ya pak. Begitu harmonis, dengan dua anak satu cowok dan satu cewek. Bahkan anak mereka tampan dan cantik. Yang satu mirip ayahnya, yang satu lagi mirip ibunya." ucap ibu-ibu di belakang Naomi.
"Iya.. bahkan mereka terlihat saling menyayangi. Keluarga yang harmonis."
Naomi dan Dimas yang mendengar ucapan ibu-ibu dan bapak-bapak di belakang mereka seketika saling beradu pandang. Bagaimana bisa mereka mengira bahwa Naomi dan Dimas sepasang suami, istri dengan dua anak.
Naomi mencoba untuk memberi tahu mereka, namun saat Naomi baru mau berbicara tiba-tiba pintu lift sudah terbuka.
Ibu-ibu dan bapak-bapak itu lebih dulu keluar dari dalam lift.
"Semoga keluarga kalian selalu rukun dan harmonis anak muda." ucap bapak-bapak ke arah Naomi dan Dimas lalu berjalan keluar meninggalkan lift.
Naomi yang mendapat ucapan dari bapak-bapak itu seketika kembali terkejut. Bahkan semakin malu, bagaimana bisa dirinya di kira istri dari Dimas. Begitu pun dengan Dimas. Dimas tampak mengusap rambutnya merasa malu, padahal mereka berdua saja baru bertemu dua kali, dan tahu nama satu sama lain beberapa menit yang lalu.
Lova dan Elang yang melihat mommy serta daddy-nya justru hanya diam saja di dalam lift seketika menatap ke arah mereka.
"Mommy." panggil Lova yang melihat lift akan kembali tertutup.
Naomi yang mendapat panggilan dari putrinya seketika tersadar dari lamunannya, lalu dengan cepat keluar dadi dalam lift dengan di ikuti Dimas di belakangnya.
Di sepanjang jalan menuju ke pantai Dimas dan Naomi hanya saling diam tanpa berbicara apapun. Mereka fokus pada langkah masing-masing sambil menatap ke arah Lova dan Elang yang kini berlari-lari kecil ke arah pantai.
"Jangan lari-lari Lova nanti jatuh." Teriak Naomi kepada putrinya.
Dimas yang mendengar teriakan Naomi seketika menoleh ke arah Naomi yang jalan di sampingnya.
"Kenapa aku mengajaknya pergi ke pantai bersama? apakah aku tidak salah? bagaimana jika suaminya nanti marah?." Ucap Dimas di dalam hati yang merasa bersalah hingga mereka sampai-sampai di kira orang sepasang suami, istri.
Naomi pun sudah duduk di sebuah tempat duduk yang atasnya terdapat payung untuk berteduh. Sambil memantau putrinya yang sedang bermain pasir bersama Elang. Sedangkan Dimas meletakkan dua kelapa muda di atas meja dan beberapa jus di atas meja.
Naomi yang melihat Dimas sudah memesan beberapa cemilan dan makanan seketika merasa tidak enak.
"Seharusnya tuan tidak perlu repot-repot memesan makanan dan minuman untuk saya. Saya bisa pesan sendiri."
"Saya tidak merasa di repot kan. Lagi pula ini bentuk permohonan maaf dari saya. Karena saya beberapa orang menjadi salah paham dengan kita. Seharusnya saya tidak mengajak nona dan Lova pergi ke pantai bersama. Saya pikir tadi agar Elang punya teman bermain saja. Saya jadi tidak enak dengan suami nona juga."
Naomi terus menatap ke arah Dimas, kenapa dari tadi Naomi juga tidak sadar, kalau Dimas pasti juga sudah mempunyai istri.
next Thor...