Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Kembali berdekatan
Melinda sangat terkejut ketika Dilan yang tadi duduk di sofa juga ikut turun, dan lebih parahnya lagi pria itu langsung duduk di sampingnya, jadi wangi maskulin pria itu langsung menyeruak masuk ke hidung Melinda membuat dia tertegun.
Deg!
Deg!
🐾🐾🐾
"Saya ke belakang sebentar mengambil minuman," ucap Melinda langsung berdiri meninggalkan pria itu untuk mengamankan desiran hatinya dan degupan jantungnya yang sudah hampir meledak dan jatuh dari tempatnya.
Tetapi, dia baru berdiri dan belum melangkah ketika pelayannya sudah datang dengan baki berisi minuman dan cemilan di tangannya.
"Lho, tadi kan Nona menyuruh saya untuk mengantar ini. Kenapa malah berdiri lagi?" Ucap pelayan itu langsung membuat Melinda hendak menggiling pelayan itu agar dia mengerti bahwa saat ini dia sedang menggunakan minuman untuk kabur dari pria yang ada bersamanya.
Sementara Dilan, pria itu menatap Melinda dengan bingung tetapi Melinda dengan cepat mengelak.
"Aku rasa karena kita akan agak lama jadi mungkin kita perlu sedikit bir," ucap perempuan itu sembari tersenyum lalu dia berbalik pergi meninggalkan dua orang yang menatapnya dengan bingung.
Begitu tiba di depan kulkas, Melinda mengusap dada kirinya agar jantungnya yang berada di situ segera tenang dan tidak lagi membebaninya.
Perempuan itu kemudian membuka kulkas dan melihat semua minuman yang ada di dalam kulkas itu.
"Dimana birnya?" Ucap perempuan itu mencari-cari, tetapi pelayan yang sudah kembali membawa minuman dari depan kini menghampiri Melinda.
"Kan Nona tidak suka minum bir, jadi tidak ada bir di dalam kulkas." Ucap pelayan itu langsung membuat Melinda menutup kulkas dan ingin sekali menggigit dirinya sendiri.
'Kalau aku kembali ke sana, maka akan sangat memalukan bagiku saat aku kembali dengan tangan kosong.' ucap perempuan dalam hati sambil menghela nafas dan menenangkan dirinya lalu dia berbalik menatap sang pelayan.
"Sekarang juga kau pergi beli beberapa kaleng bir, dan jangan langsung membawanya ke depan bahwa kemari dulu, nanti biar aku yang membawanya ke depan." Ucap Melinda sembari mengeluarkan beberapa lembar uang dari sakunya lalu memberikannya pada pelayan itu.
"Baik Nona," kata pelayan itu lalu dia segera keluar dari rumah lewat pintu belakang.
Maka, Melinda kembali ke depan dan duduk agak jauh dari Dilan.
"Maaf ya ternyata bir di rumahku sudah habis jadi aku menyuruh pelayanku dulu untuk membelinya." Ucap Melinda yang merasa konyol dengan dirinya sendiri.
Tetapi Dilan yang mendengarnya, pria itu dengan cepat menganggukkan kepalanya, "tidak apa, tapi oya, Bagaimana menurutmu kalau kita menggunakan warna hijau untuk latar ini?" Tanya pria itu kemudian bergeser ke arah Melinda sehingga mereka kembali berdekatan dengan laptopnya yang kembali berdampingan.
Hal itu langsung membuat Melinda menahan nafasnya dan dia sangat ingin bergeser lagi, tetapi perempuan itu tidak mungkin melakukannya, jadi Dia hanya bisa menahan diri sambil menatap ke layar laptop milik Dilan.
"Hm,, aku rasa warna hijau sangat tepat, tapi kalau kita membuat warnanya sedikit lebih gelap maka itu akan terlihat lebih baik." Ucap Melinda langsung diangguki oleh Dilan lalu pria itu kembali mengedit pekerjaannya.
Sementara Melinda, perempuan itu akhirnya bisa menghembuskan nafasnya perlahan-lahan lalu dia juga mulai fokus pada laptopnya sendiri.
Sesekali kedua orang itu berdiskusi lalu kembali lagi mengerjakan pekerjaan mereka dan berdiskusi lagi.
Pelayan yang sudah kembali membeli bir tak sengaja mengintip interaksi kedua orang itu dan tersenyum, "sepertinya mereka berdua saling menyukai, kalau begitu, pria itu adalah calon tuan di rumah ini. " Ucapkanlah yang itu dengan suara yang pelan Lalu dia pergi ke belakang untuk menaruh bir yang telah ia beli.