Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiffany
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, para karyawan pun terlihat berhamburan pulang karena waktu kerja yang telah usai.
Genia pun kini sudah selesai dengan pekerjaannya, namun ia masih duduk santai disofa bersama dengan Gilang, Rayyen dan Malio yang menemaninya, tak lupa juga dengan wanita sexy yang masih berada dipojok ruangan, kondisinya terlihat begitu malang, dengan rambut yang sudah acak-acakan dan make up tebalnya yang luntur.
Sejak tadi pagi, semuanya berjalan dengan sangat lancar tanpa ada satupun lagi yang mengganggu pekerjaan Genia, begitupun dengan Gilang, Rayyen dan Malio. Mereka bertiga pun sibuk masing-masing dengan pekerjaannya, dan ternyata selama satu hari ini Gilang sama sekali tidak berbuat hal yang aneh, berarti dia hanya memiliki keinginan untuk ikut ke kantor saja bersama Genia dan tidak ada maksud lain entah apapun itu.
“Kita pulang” ucap Genia berdiri dari duduknya.
Ia sengaja tidak langsung keluar, karena begitu malas melihat kerumunan karyawan yang bersilih ganti pulang dan memenuhi parkiran kantor, oleh karena itulah ia menunggu untuk beberapa saat hingga semuanya sudah benar-benar pulang dan kantor sudah menjadi sunyi.
“Oh ya, telpon anggota divisi kalian untuk menjemput wanita itu dan suruh bawa ke markas besar. Terserah mau dari divisi manapun, yang penting lekas bawa dia kesana sebelum saya sampai”
“Baik Nona” sahut ketiganya serempak.
Dengan segera Malio menelpon anak buahnya dan memberikan perintah sesuai dengan yang Genia ucapkan.
Mereka berempat langsung meninggalkan ruangan itu tanpa menunggu kedatangan dari anak buah yang Malio panggil. Wanita sexy yang melihat hal itupun meraung keras berusaha berteriak menghentikan Genia beserta ketiga lelaki itu, namun usahanya hanya sia-sia karena mulutnya yang tersumpal dengan kain.
Karena hari yang mulai malam, kantor pun menjadi gelap karena penerangan yang sengaja Genia matikan, membuat wanita itu meringkuk ketakutan disudut ruangan, suasana kantor yang sepi membuat rasa seram dan rasa takut semakin kuat menembus pertahanannya.
Sedangkan disisi lain, Genia dan ketiga ketua divisinya saat ini tengah singgah disalah satu restoran mewah yang berada ditengah-tengah keramaian kota J. Sebelum ia menuntaskan misi hari ini, ia ingin mengisi tenaganya terlebih dahulu.
“Kalian pesanlah duluan, saya ingin ke toilet dulu” ucapnya yang langsung diangguki oleh Gilang, Rayyen dan Malio.
Genia langsung pergi ke toilet karena sudah tidak tahan lagi untuk segera buang air kecil, dengan langkah yang tergesa-gesa ia berjalan dan masuk kedalam toilet yang tidak tertutup pintunya. Perasaan lega pun Genia rasakan karena sudah membuang yang sedari tadi ditahan-tahannya.
Setelah selesai ia tidak langsung keluar, melainkan merapikan penampilannya terlebih dahulu pada wastafel yang terhubung langsung dengan kaca besar yang memang disediakan didalam toilet. Merasa penampilannya sudah rapih, ia pun kembali berjalan ke ruangan pribadi tempatnya akan menyantap makan malam.
“Tunggu!!” ucap seorang wanita sedikit berteriak sembari menarik pergelangan tangan Genia sedikit kencang.
“Ck! Apa-apaan kau ini” marah Genia menghempaskan tangan dari wanita yang menariknya.
Saat melihat wajah dari orang yang menarik tangannya, kening Genia lantas mengerut. Sepertinya ia pernah melihat wajah wanita ini, tapi entah dimana ia mendadak menjadi seorang pelupa, ingatan tentang orang didepannya ini sama sekali tidak ada, namun entah mengapa wajahnya terlihat begitu familiar dimata Genia.
“Hehh.. berani-beraninya kamu mengehempaskan tangan kakak iparmu hah!!” ucap wanita itu kesal.
Ternyata oh ternyata, wanita didepannya ini adalah kakak ipar dari pemilik tubuh sebelumnya yang bernama Tiffany, tiba-tiba saja ingatan tentang wanita didepannya ini memenuhi ingatan Genia, semua kebusukan dari iparnya itu terpampang jelas dalam ingatannya.
Genia menatap Tiffany dari ujung kepala hingga ujung kakinya, terlihat dari wanita itu yang tengah berpakaian pelayan, sepertinya ia saat ini sedang bekerja di restoran bintang 5 ini.
Sedangkan Tiffany yang mendapat tatapan dari Genia pun merasa sangat kesal, ia tahu maksud dari tatapan Genia itu mengarah kemana, ia yang saat ini memakai baju dari pelayan restoran tentu saja akan menjadi pertanyaan gadis itu, karena selama ini Tiffany sama sekali tidak ingin berkerja dan hanya tahu berfoya-foya saja.
“Hentikan tatapanmu itu sebelum aku menampar wajah jelekmu itu!” ancam Tiffany menatap Genia tajam.
“Lakukanlah jika kau berani” ucap Genia yang justru menantang ucapan Tiffany.
Mendengar hal tersebut bukannya marah, Tiffany justru lebih banyak terkejutnya, karena selama ia menjadi istri dari kakak gadis ini, ia sama sekali tidak pernah melihat keberanian darinya seperti sekarang, mau seperti apapun Tiffany berbuat padanya yang dilakukan Genia atau yang dulunya Abel hanyalah menunduk penuh takut.
Dan sekarang entah keberanian dari mana yang dimiliki gadis itu, sehingga ia menjadi seperti sekarang. Tiffany tidak tahu saja jika yang ada dihadapannya saat ini bukanlah Abel adik iparnya lagi, melainkan jiwa dari seorang pengusaha terkenal yang bernama Genia Necromer, bahkan ia pun memimpin sebuah Mafia yang terkenal sangat kejam yang bernama Mafia Black Fox.
“Tiffany! Apa yang sedang kau lakukan disini, cepatlah kembali ke kitchen dan antar pesanan para pelanggan, enak saja kau ingin bersantai disaat semua orang tengah sibuk” ucap seorang supervisor restoran dengan nada yang sangat ketus.
“Baik pak” jawabnya patuh.
Matanya kembali menatap Genia dengan tatapan yang tajam. “Tunggu saja! Kau akan segera mendapat balasan dariku!” Ucapnya berlalu pergi.
“Dasar wanita gila” gumam Genia acuh.
Entah kenapa, semenjak ia diberi kesempatan kedua untuk hidup di dunia ini, ada-ada saja wanita gila yang begitu senang mengganggu ketenangannya, tadi pagi dikantornya dan sekarang saat ingin makan malam pun ia mendapati orang yang tidak jelas seperti kakak ipar dari pemilik tubuh ini sebelumnya.
Tidak perduli dengan apa yang terjadi, Genia kembali berjalan ke ruangan pribadi yang sengaja ia pesan agar makan malam mereka tidak menjadi sorotan orang luar, karena saat ini Genia benar-benar membutuhkan yang namanya ketenangan.