NovelToon NovelToon
Criminal Love

Criminal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:781
Nilai: 5
Nama Author: Choi Kim Ae

Kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan cinta pertama ku dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Kim Ae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Kluk..

Ditengah perjalanan, kepala Nicky tiba-tiba bersandar pada bahu ku. Aku melirik ke arahnya, sepertinya anak ini tertidur sangat lelap karena kelelahan. Aku membiarkannya tidur dibahu ku. Tanpa sadar aku juga tertidur dan kepala ku berada diatas kepalanya yang bersandar pada bahu ku.

Beberapa lama kemudian akhirnya aku terbangun, namun kini posisinya berubah.

'Loh, kenapa aku yang bersandar pada bahunya sekarang?' Ucap ku dalam hati saat menyadari posisiku saat ini.

Aku mengangkat kepala ku dan melihat kearahnya yang masih tertidur sambil bersandar pada kursi.

"Hey, apa lo bawa air? Gue haus." Gumam Nicky masih sambil memejamkan matanya.

Dia mengigau? Kata ku dalam hati.

Sesaat kemudian dia membuka matanya yang tak seperti orang baru bangun tidur, menatap ku dengan tajam.

"Bawa nggak?" Katanya lagi.

"Ah iya bawa. Ini!" Kata ku yang langsung memberinya botol air minum ku.

Kemudian dia meminumnya.

Tak lama akhirnya kami sampai pada tujuan kami. Orange Blossom Resort adalah tempat dimana dilaksanakannya seminar fotografi dan jurnalistik tahun 2013 se DKI Jakarta.

Aku menatap takjub pemandangan yang ada dihadapan ku ini. Sisi jalan menuju loby Resort dipenuhi dengan pohon-pohon kecil dengan bunga berwarna orange yang segar dan menyejukan mata. Ah jadi ini adalah ciri khas dan alasan mengapa Resort ini dinamai Orange Flower Resort.

Semua siswa dari berbagai sekolah digiring menuju suatu aula besar Resort berbintang 4 itu. Setibanya di aula, kami berbaris sesuai urutan sekolah yang sudah diatur oleh panitia. Aku berada dibarisan depan diposisi paling tengah, sementara itu Nicky berdiri beberapa baris dibelakang ku.

Kemudian acara pun dimulai, beberapa panitia dan mentor hadir memberikan sambutan, Kepala Suku Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta pun turut hadir dalam acara kali ini.

Namun aku dibuat terkejut ketika melihat seseorang yang sangat ku kenal berada dalam barisan panitia dan mentor dihadapan ku itu.

Mas Davi? Dia menjadi salah satu mentor dalam acara ini. Hati ku mencelos. Betapa rindunya aku dengan orang yang akan menjadi suami ku itu. Rasanya aku ingin berlari dan memeluknya erat.

Mas Davi hadir sebagai mentor yang akan mengajari kami seputar fotografi. Mengingat skill fotografi Mas Davi yang patut diacungi jempol, tak heran melihatnya aktif dalam kegiatan seperti ini di masa kuliahnya.

Aku dan Mas Davi terpaut usia 5 tahun, jika saat ini usia ku menginjak 17 tahun, artinya Mas Davi masih berusia 22 tahun.

Dikehidupan ku sebelumnya kami bertemu saat usia ku 21 tahun dan usianya 26 tahun. Saat itu aku sedang solo travel ke kepulauan seribu lewat sebuah agen trip & travel. Ternyata Mas Davi juga ikut dalam trip itu. Lalu tak sengaja Mas Davi memotret ku ketika kami sedang berada dipantai. Dia pun menemui ku dan meminta izin apakah dia boleh menyimpan fotoku atau dia harus menghapusnya? Karena hasil fotonya bagus aku mengizinkannya untuk menyimpannya. Dari sanalah akhirnya kami saling mengenal hingga akhirnya menjalin hubungan hingga menikah dan memiliki 2 orang anak yang lucu.

Aku tak menyangka bahwa kami akan bertemu secepat ini. Bak bertemu seorang yang selama ini ku idolakan, rasanya jantung ku berdebar dan gugup.

Diantara sekumpulan orang disana, Mas Davi terlihat paling menonjol karena memiliki kharisma yang tak dimiliki orang-orang disekitarnya. Pria berwajah imut itu benar-benar memikat ku dipertemuan pertama kami.

Aku sangat ingin menyapanya, tapi bagaimana cara melakukannya? Aku tak bisa menahan perasaan ini, aku benar-benar merindukannya sampai rasanya aku ingin menangis.

Waktu telah menunjukan pukul 11.00 WIB, acara pembukaan selesai. Setelah pembagian unit kamar, kami pun menuju kamar kami untuk menyimpan barang-barang bawaan kami dan beristirahat sambil menunggu jam makan siang.

"Waaah.. Keren banget." Ucap Jake yang pertama kali memasuki unit kami.

Aku menatap takjub interior ruangan ini. Seperti sebuah rumah minimalis dengan dekorasi sederhana namun modern.

Dalam unit terdapat 2 kamar, yakni satu kamar dengan 3 kasur single dan satu kamar dengan 2 kasur single. Di ruang depan ada sofa, televisi, set alat karaoke dan juga dispenser. Tak lupa juga dilengkapi dengan 2 kamar mandi dan juga wastafel didalamnya.

Aku membanting tubuh ku pada sofa yang empuk dan meletakan ransel ku dibawahnya.

"Lihat deh kamarnya. Waaaah keren banget!" Kata Giska dan Luna, teman yang baru ku tahu namanya itu, yang langsung mengecek kamarnya.

"Kamar kalian yang ada 3 kasurnya ya!" Kata Jake.

"Iya! Waaaaah.. Gue nggak mau tidur dekat jendela pokoknya." Kata Luna.

"Memang kenapa?" Kata Giska.

"Gimana kalau tengah malam nanti ada yang mengintip dijendela? Hiii seram." Lanjut Luna.

"Waaah lo penakut ya ternyata hahaha." Kata Jake.

Nicky masuk ke kamarnya untuk meletakan tas dan juga jaketnya lalu keluar lagi.

Perut ku tiba-tiba keroncongan, ah aku ingat tadi pagi sempat mampir ke minimarket untuk membeli snack bar dan beberapa cemilan lainnya.

"Ada yang mau?" Kata ku sambil mengeluarkan isi tas ku.

Seperti menebar biji jagung dikerumunan burung, anak-anak itu langsung berkumpul menghampiri ku.

Kami duduk bersama-sama sambil memilih snack yang akan kami makan.

"Ah sial, susah banget bukanya!" Gerutu ku yang kesulitan membuka snack bar ku.

Nicky merampas snack ku dan membuka dengan mudahnya lalu memberikannya padaku.

"Thanks." Ucap ku sambil menerimanya dan langsung memakannya.

"Nicky. Cobain deh, ini enak banget. Tante gue bawa dari Singapura." Kata Giska yang menyodorkan sekotak cokelat yang ia bawa pada Nicky.

"Wah.. Gue juga mau dong!" Kata Jake yang langsung menyambar isi dari kotak itu.

"Ih gue juga mau." Kata Luna yang mencomot satu cokelat itu juga.

Sementara aku asik dengan snack bar ku. Ku lihat Nicky mengambil sebuah cokelat itu dan memasukannya ke saku celananya.

"Thanks." Kata Nicky pada Giska. Giska tersenyum.

"Ri, lo nggak mau?" Kata Giska.

"Mau. Tapi nanti lo nggak kebagian." Kata ku yang melihat isi cokelat itu hanya tersisa 1.

"Buat lo aja, gue udah makan kok." Kata Giska.

"Emm.. gue nggak gitu suka cokelat deng, jadi buat lo aja." Kata ku berbohong. Sejujurnya aku adalah orang yang paling tak enakan.

"Hmm. Serius?" Tanya Giska yang sepertinya juga menginginkan cokelat itu.

"Iya." Kata ku lagi.

Giska pun mengambil cokelat itu dan memakannya.

Nicky membuka salah satu snack yang aku bawa dan memakannya bersama Jake.

Sejak pagi tadi aku memergoki Giska beberapa kali mencari perhatian pada Nicky, namun Nicky selalu mengabaikannya.

Maaf Giska, tapi gue harus jadi tembok besar penghalang kedekatan kalian berdua. Gue nggak mau Nicky mati ditangan lo lagi dikehidupan kali ini.

"Uhuk uhuk uhuk..." Tiba-tiba Nicky tersedak.

Semua panik mencarikan minum untuknya. Kebetulan botol minum ku yang paling dekat dengan kami, akupun memberikannya padanya. Namun Nicky tetap batuk dan memukul dadanya. Wajahnya mulai membiru.

1
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!