zenata gadis super nakal yang memiliki macam kelakuan yang membuat gurunya geleng geleng kepala, mereka tidak bisa menegur muridnya itu.
karena percuma... setiap mereka tegur zenata akan melakukan kenakalan lainnya... ck..ck... ck.. ayo ikuti kisah zenata yang nantinya akan menemukan pawangnya.... he....he...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Setelah makan bersama yudha dan yura, ze sekarang sedang duduk bersama di ruang tengah dalam terang nya lilin lilin.
Yura berdiam diri melihat mas nya dan ze yang sepertinya mereka sangat canggung.
"Bukankah kak ze dan mas yudha satu sekolah, tapi kok seperti orang yang tidak mengenal, aneh..." kata yura dalam hati
"Kak ze.." kata yura dan ze pun melihat yura.
"Ada apa yura.?" tanya ze
"Sepi sekali padahal tadi kita lumayan mengobrol berdua tanpa ada ...." kata yura melihat mas nya.
"Aku pulang aja." kata yudha
"Eh..jangan..dong mas yudha..ih... Baperan dech..." kata yura menangkap tangan mas nya yang bersiap berdiri.
Ze melihat yura yang mencoba menahan masnya agar tetap tinggal dengan mereka.
"Temani kak ze sebentar, aku mau ke kamar mandi." kata yura mengambil lilin satu dan lari ke kamar ze.
"Yur...a...,di sana ada kamar mandi." kata ze kalah cepat, karena yura sudah terlanjur naik tangga ke kamar ze yang berada di lantai atas.
Yudha hanya tersenyum, melihat ze yang benar benar canggung saat bersamanya.
"Yura.. Ke atas." kata ze melihat yudha.
"Mungkin kamarmu tempat yang paling nyaman buat yura." kata yudha
Mereka berdua saling melihat dengan pencahayaan lilin terlihat sekali wajah ze yang canggung dan itu membuat yudha senang.
"Emm.. Ze terimakasih mie gorengnya." kata yudha akhirnya.
"Sama sama kak... Itu karena kalian sudah bersedia menemaniku dan terimakasih juga." kata ze
"Aku rasa lampu nya akan lama," kata yudha.
"Bagaimana kalau kamu bermain gitar, aku pernah mendengarmu bermain gitar dengan teman temanmu di kamar." kata yudha
"Gitar ku di kamar kak, kakak bisa bermain gitar.?" tanya ze
"Sedikit." kata yudha
"Kalau begitu ze ambil gitarnya." kata ze yang sudah berdiri.
Ze membuka kamarnya melihat yura sudah tidur di ranjang miliknya.
"Ini bocil katanya mau ke kamar mandi..kok malah tidur." kata ze dalam hati
Ze turun ke bawah di mana yudha masih duduk di sofa tempat keluarga ze bersatai di ruangan tengah.
"Yura tidur di kamar." kata ze kepada yudha
"Ini sudah jam sembilan, memang biasanya yura tidur pada jam seperti ini, kalau ngk ada hal lain." kata yudha sambil mengambil gitar di tangan Zenata.
Yudha mulai memetik gitar dan ze mendengarkan petikan gitar yudha, pria di depannya itu sedang memetik gitar lagu SEMPURNA milik andra
***
Kau begitu sempurna.
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diri ku, akan s'lalu memuja mu
Di setiap langkah ku, ku kan s'lalu memikirkan diri mu
Tak bisa ku bayangkan hidup ku tanpa cinta mu
Jangan lah kau tinggal kan diri ku
Tak'kan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurna.....
***
Ze mendengarkan yudha bernyanyi dan memainkan petikan gitarnya tersenyum.
Tidak menyangka jika pria yang terkenal dingin seperti dua pintu kulkas seperti ara yang sering ucapkan begitu romantis saat memainkan gitar dan bernyanyi.
Ze di buat takjub," coba ara tahu pasti dia klepek klepek." kata ze dalam hati
Zenata mendengarkan lagu hingga selesai dan bertepuk tangan saat yudha menyelesaikan lagunya.
"Aku ngk nyangka kak yudha bisa seromantis ini, coba pacar kakak mendengar nya pasti meleleh." kata ze setelah memberi tepukan tangan sambil tersenyum kagum.
"Ini pertamanya aku bernyanyi di depan cewek" jawab yudha
"Apa... Aku ngk salah dengarkan." bathin ze
deg... Deg...jantung ze berdegup begitu kencang dan depp... Lampu menyala.
Yudha dan ze saling berpandangan, terlihat sekali jika ze salting dan mencoba mengalihkan perhatian.
"Ah...lampu sudah menyala." kata ze gugup
Sedangkan yudha menaruh gitarnya dan berdiri.
"Sepertinya tante miranda juga sudah pulang." kata yudha, karena dia mendengar suara mobil di luar.
Ze.. Membuka pintu rumahnya dan melihat mama dan papa nya sudah di depan pintu.
"Mama sudah pulang." kata ze
"Eh... Ada yudha." kata miranda melihat yudha di belakang putrinya.
Yudha sendiri menganggukkan kepalanya, "yura tidur di kamar ze." kata yudha
"Terimakasih yudha sudah menemani putri om." kata david
"Sama sama om," kata yudha
"Ya sudah, ze kamu bangunin yura, kasian sudah malam dan sekali lagi terimakasih yudha sudah merepotkan." kata miranda
Hmmm... Yudha menganggukkan kepala dan ze sudah melangkahkan kakinya menuju kamarnya membangunkan yura yang tertidur di kamarnya.
Miranda mengambilkan minuman untuk suaminya dan david juga yudha duduk di ruang tamu.
Melihat yudha yang nampak tenang david merasa yudha adalah pemuda yang gentleman dan david suka.
"Kamu satu sekolah dengan ze.?" tanya david
"Iya... Saya kakak kelas ze." kata yudha
"Kelas 12," kata david
Yudha menganggukkan kepala dan kemudian berdiri karena melihat adiknya yang masih malas malasan karena masih ngantuk.
"Om... Kami pamit." kata yudha memegang pundak adiknya.
"Baik... Terimakasih yudha, yura.." kata miranda lagi.
Yura dan yudha pulang ke rumah dan ze mengambil gitarnya yang di taruh yudha di samping kursi di ruang tengah.
"Maaf ze kami pulang malam." kata miranda
"Ngk papa ma, ada mereka yang menemani ze." kata ze
"Ya sudah kamu ke kamar dan ze besok kamu ulangan kan.?" tanya david
"Iya..." jawab ze sambil tersenyum canggung karena dia belum belajar.
david dan miranda hafal betul senyum putri mereka dan mereka menggelengkan kepala.
"Aku rasa ze belum belajar, padahal besok dia ulangan." kata miranda
"Tenang... Ze anak yang pintar belajar atau ngk belajar pun nilai ze akan seperti biasanya,ngk usah di fikirkan." kata david menepuk pundak istrinya dan mencium rambutnya.
"Ck...papa terlalu pasrah." kata miranda
"Bagaimana lagi, jangan di fikirkan yang penting ze lulus sekolah." kata david kemudian.
Karena memang putrinya itu ya seperti itu, tidak belajar dan jarang membuka buku jika tidak ada PR.
"Ngomong... Ngomong tetangga baru kita sudah berapa lama pindah di sebelah.?" tanya david
"Baru beberapa minggu." kata miranda
"Oh..." kata david
Miranda mengunci gerbang menutup pintu rumahnya, tidak lupa memeriksa jendela rumahnya karena sudah malam dan mereka akan istirahat.
Di kamar ze tiduran melihat langit langit kamarnya, mengingat perkataan yudha tadi masih membuat jantung ze berdetak kencang.
"Aish... Kenapa aku teringat perkataan kak yudha tadi, boleh ngk baper..." kata zenata menutup wajahnya.
"Coba tadi aku bawa ponselku, pasti aku akan merekam secara diam diam kak yudha
bermain gitar." kata ze menyesal dia tidak mengabadikan momen tadi.
"Aku cerita ngk ya sama ara dan zia.." kata ze bermonolog sendiri.
🌺Bersambung....🌺
aku mampir Thor