NovelToon NovelToon
Cinta Membawa Trauma

Cinta Membawa Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ainun Nasution

Marna dan Mora adalah sahabat yang sangat dekat dan satu sama lain juga sering saling berbagi cerita atas apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua. Namun tanpa Mora sadari ada sebuah perasaan yang muncul dari dalam hati Mora untuk Marna yaitu ingin menjadikan Marna lebih dari sekedar sahabatnya saja. Tapi karena perasaan yang Mora miliki untuk Marna membuat Marna jatuh dalam rasa trauma yang sangat dalam akan hubungan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainun Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23 (Merasa Risih)

Keesokan harinya habis pulang sekolah Marna langsung pergi latihan menari di bagas godang, namun pas latihan ini Marna merasa tidak nyaman dikarenakan si Mora selalu melirik ke arahnya, apalagi pasangan dia menari adalah Marna

'Ya Allah rasanya ingin sekali aku berganti pasangan menari, namun aku yakin kalau Kak Rini dan Pembina tidak mengizinkan. Ya Allah apa yang harus aku lakukan agar Mora tidak selalu memandangiku soalnya aku jadi risih dan latihan pun jadi tak nyaman. Atau aku bilang saja ya kalau aku lagi kurang enak badan agar aku bisa pulang dan tidak ikut latihan jadi aku tak payah merasa risih dan nyaman lagi

Tapiiiiii apa iya aku gak ikut latihan padahalkan penampilan sudah dekat, kalau gara gara aku gak serius latihan dan membuat grup ku tak sempurna pas penampilan nanti gimana ya? Aaaaaa rasanya aku bingung sekali terhadap tingkah Si Mora yang makin hari makin aneh. Apa tidak ada perempuan lain selain aku, padahalkan yang lain juga banyak yang suka padanya. Ih dasar laki laki aneh, bete deh' Marna bergumam sendiri dalam hatinya

"Mora" Rini memanggil Mora dan Mora pun langsung menghampiri Rini

"Iya Kak" ucap Mora

"Mora tolong kamu ambilkan dulu selendang asli kita yang buat nari kerumah pembina" Perintah Rini kepada Mora

"Baikkan" ucap Mora

"Oh iya Mora sekalian ajalah bawakan tokok gendang yang sudah dililit dengan hiasan sama ampil yang ada dirumah pembina ya Mora" Ucap Rini kepada Mora, namun Mora malah mengeluh karena bawaannya banyak sekali

"Is Kak Rini ini lah, nyuruh tapi langsung sekali banyak, udah awak sendiri pula" Eluhnya Mora kepada Rini

"Ya ampun Mora kamu ini gimana sih? Apa otak kamu gak bisa berpikir agak pintar dikit ya? Ya kamu ajak lah satu orang kawan kamu untuk bisa membantu kamu membawa. Itu aja susah" Ucap Rini kepada Mora dengan sedikit rasa kesal

Oh iya ya. Maaf Kak aku gak kepikiran kesitu tadi. Oh ya kak kalau Marna yang aku bawa gimana kak?" Tanya Mora pada Rini dan aku pun terkejut saat nama aku disebut oleh Mora

"Lah kok nanya boleh apa gak. Ya kamu tanya sama Marna dong apa dia mau. Jangan tanya saya" jawab Rini kepada Mora yang masih dengan nada kesal

"Marna ayok temani aku" Mora mengajak Marna, namun iya bingung mau jawab apa

"Gak lah Mora kamu pergi sama yang lain aja aku lagi mager" Marna pun akhirnya menolak

"Aduhhhh Marna ayok lah aku maunya sama kamu bukan sama yang lain" Dia pun masih membujuk Marna agar tetap mau ikut

"Gak mau aku lagi mager" Marna pun tetap menolak

"Aduh kalian ini, udah Marna pergi sana temani Mora agar kita bisa latihan lebih serius lagi dengan alat yang sebenarnya akan kita bawa tampil nanti" ucap Rini kepada Marna agar iya mau ikut dengan Mora

"Tapi kak" Marna belum siap menyelesaikan ucapannya tapi Mora sudah menarik tangan Marna saja dan membawa iya turun dari Bagas Godang itu

"Ih Mora lepasin tangan aku jangan tarik tarik aku" Marna pun melepaskan tangannya dari tangan Mora karena tak ingin dipegang olehnya

"Kamu kenapa sih susah kali mau temani aku ke rumah pembina, apa susahnya sih tinggal temani aja?" Iya pun berbicara sambil menstater motor miliknya

"Udah ayok naik jangan pasang muka masam gitu,

soalnya jadi gemes aku lihatnya" ucap Mora yang membuat Marna jadi terkejut atas ucapannya

'Ya Allah apakah mau anak ini sama ku

' ucap Marna dalam hatinya

Selama perjalan kerumah pembina Marna tidak ada sedikitpun berbicara padanya karena iya malas mengajaknya mengobrol

Saat di atas motor Marna pun mengupat upat dalam hati dengan rasa kesal.

'Dari sekian banyak orang disana kenapa aku yang dia minta aku yang menemani dia kerumah pembina untuk mengambil perlengkapan tari, ih dasar cowok aneh' cerca Marna dalam hati yang memang sangat sangat kesal padanya dan rasanya ingin aku mendorongnya dari atas motor ini.

"Marna ngomong lah kenapa harus diam diam terus nanti napasmu bauk lo" ucap Mora pada Marna

'Ha apa aku yang ngomong duluan dan yang bakalan nyari topik pembahasan. Oh tidak tidak tidak' ucap Marna dalam hatinya dan sambil menggelengkan kepalanya

"Marna" Mora memanggilnya dan karena tidak Marna jawab Mora pun memberhentikan motornya yang sedikit lagi akan sampai kerumah pembina, karena jarak rumah pembina dari Bagas Godang sekitar lima belas menit naik motor.

"Kamu ngapain berhenti ayok jalan" ucap Marna yang takut dia akan macam macam padanya karena hari ini jalan sangat sepi

"Habisnya kamu diam diam aja, gak mau bicara. Aku gak akan jalankan motor ini kalau kamu masih diam diam aja, biarin aja orang Kak Rini menunggu kita lama" Ancam Mora padanya yang dia pikir Marna akan takut

"Ter se rah. Aku juga gak peduli. Kamu pikir aku akan nurut sama ancaman mu itu jelas aku tidak akan nurut. Tau kamu" ucap Marna dengan nada ketus dan kesal pada Mora

"Oh ya dan kamu pikir aku gak bisa balek lagi ke Bagas Godang. Kalau pemikiran mu kaya gitu jelas itu salah, karena aku akan jalan dengan berjalan kaki, biar kaki ku capek asalkan gak berlama lama sama mu disini. Paham?" Sambungnya dengan nada bicara yang sangat sangat kesal pada Mora

Dan Mora pun tertawa dengan lebar sampai Marna heran dan bertanya pada diri sendiri terkait apakah ada yang lucu dari ucapannya barusan

"Ya Ampun Marna sumpah wajah kamu itu gemes kali lo kalau sedang marah, pengen rasanya aku mencubit pipi mu ini" jawabnya yang sambil tanganya ingin mencubit pipi Marna

"Eh kamu jangan macam macam dan jangan sembarangan sentuh pipiku ini. Paham kamu?" ucap Marna dengan sambil menghindar darinya

Karna rasanya dia tidak akan menjalankan motornya maka Marna putuskan akan jalan kaki saja kerumah pembina untuk mengambil perlengkapan yang diperlukan yang jaraknya sekitar lima menit lagi buat sampai jika berjalan kaki dari tempat mereka berhenti

"Eh Marna kamu kok main jalan kaki aja sih"Dia pun cepat cepat menghidupkan motornya namun Marna malah langsung berlari karena malas mau dibonceng samanya, saat pulang pun Marna rela jalan kaki sampai pegal ketimbang harus dibonceng olehnya

"Eh Marna tunggu jangan lari dong" ucap Mora sambil menjerit karena jarak Marna makin jauh dan akhirnya Marna sampai duluan kerumah pembina dengan keadaan napas yang ngosngosan

"Kan jadi ngosngosan, entah kenapa pun lari lari padahal bisa naik motor"

"Malas aku dibonceng sama kamu" ucap Marna sambil mengatur napas

"Lah kok malas? Emang ada apa sama ku?" Dia bertanya dengan heran atas jawaban Mora

"Karena aku itu merasa" saat kata kata Marna belum selesai pembina keluar dari rumahnya, mungkin karena mereka ribut di depan rumahnya

1
Ainun Mardiah
/Smile/
shanum
sampai sini dlu, mampir di karya nya "Sabana01"
Ainun Mardiah: /Smile/
total 1 replies
Marii Buratei
Thor, kapan update lagi nih?
Ainun Mardiah: Segera😇
total 1 replies
Bridget
cerita ini bikin hatiku meleleh...terima kasih, author!
Ainun Mardiah: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!