NovelToon NovelToon
Tiger' Target

Tiger' Target

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nasri Suju - Kiasan Rasa

Bagaimana rasanya di kejar-kejar seekor harimau? Pasti takut kan?

Daniel yang di juluki sebagai Harimau karena selalu penyendiri dan di takuti banyak orang hingga ia menemukan mangsa baru yaitu Ruelle, gadis kutu buku yang tidak kenal takut pada nya.

Kehidupan Daniel berubah semenjak hadirnya seorang Ruelle

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasri Suju - Kiasan Rasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Chat 

Daniel : Udah siap? 

Ruelle : Kita ketemuan di mana? 

Aku malah balik bertanya. 

Daniel : aku jemput kamu, jangan jalan kaki, aku kesana, di mana kamu sekarang? 

Ruelle : Aku ada di dekat kota di dekat mall ***

Daniel mengirimkan emoji jempol, entah kenapa aku berdebar aku merasa nervous. 

"Tenang Ruelle, tenang,"

Srek!!! 

Suara seru mobil bergesek dengan jalan. 

Clak... 

Suara pintu mobil terbuka, menampakkan seorang pria berbadan tinggi memakai baju turtle neck gelap dengan jaket kulit dan celana panjang longgar dan sepatu trendy. 

Gaya rambut terlihat rapi, wajah nya terlihat cerah, mata moka nya yang tajam kini pria itu sedang melihat ke arah ku. 

Dia terdiam, entah apa yang ada di pikirannya, aku bertanya kenapa diam saja dan diam menjawab. "Kamu cantik,"

"Makasih udah tampil cantik,"

Apa biasanya aku selalu tampil buruk ya? 

"Kamu selalu cantik, tapi karena aku tahu kamu niat menyenangkan ku dengan berpenampilan jauh lebih cantik, aku benar-benar senang," katanya. 

Pikiran ku yang buruk menghilang, aku langsung tersipu dan melongo. Dan dia terkikik melihat wajah konyol ku. 

"Pffttt, kamu benar-benar penyihir pro," 

"Apa maksudmu,"  

"Kamu selalu mampu memnyihir ku dengan apapun yang kamu miliki," 

Aku tidak mengerti tapi di saat yang sama aku juga paham tapi tak bisa menjawab nya. 

"Kamu mau kemana?"

Loh kok dia mau kasih kejutan ke aku. 

"Sebelum kejutan nya, aku ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi," 

"Hmmm,"

Aku berpikir hingga Daniel menawarkan menonton acara komedi. 

"Boleh,"

Aku harus bisa menerima nya, aku tidak boleh terus di zona nyaman ku, aku akan mencoba, dan orang pertama yang membuatku seperti ini adalah dia... 

Dia memberikan tangan nya pada ku, tapi aku tidak tahu maksudnya apa. 

Dia menaikkan alis nya. "Mulai dari pegangan tangan,"

Ruelle!! Sentuhan fisik yang ringan  itu normal. 

Aku tersenyum, entah kenapa aku bisa tersenyum lebar seperti itu pasti tampak memalukan, aku pun menerima uluran tangannya. 

Suhu badan ku memanas saat tangan kami saling berpegangan. 

Rasa nya gugup, apa Daniel juga merasakan hal yang sama. 

"Kita sambil jalan?" Tanya Ruelle agak terbata-bata. 

Aku bisa melihat Daniel menyembunyikan senyuman nya. "Iya," katanya. 

"Kalau lelah bilang aja oke," 

"Oke..."

Kami berjalan, tangan kami saling bertalian, tangan kami saling erat, bahkan saat tangan kami berkeringat kami tak melepaskan nya. 

Beberapa kali berjalan kami sampai di acara komedy itu. 

Kami pun duduk, dan menikmati nya. Pertunjukan nya tentang sepasang kekasih yang melakukan apapun demi bersatu tapi mereka berjuang dengan cara yang konyol. 

Aku tak menyangka Aku akan tertawa menonton itu, ku pikir akan membosankan, tapi aku sadar Daniel memperhatikan ku. 

"Apa membosankan?" 

"Sangat menyenangkan," katanya. 

"Iya kan!" Jawab ku dengan girang, dia tersenyum menyeringai. Lalu mulai menyentuh tangan ku. 

"Boleh aku bermain dengan tangan mu, aku takut kamu hilang," 

"Hah bagaimana bisa aku hilang?"

Dia hanya tersenyum. 

Aku ingin lebih banyak menyentuh mu, sebelum rencana ku gagal, aku harap ini bukan akhir. 

Kami menikmati acara operanya, pemeran nya benar-benar hebat, kami tertawa bersama saling bertatapan. 

Aku benar-benar menikmati nya sampai selesai. 

Hari mulai malam, dan Daniel mengajak ku malam malam. 

"Aku sudah menyiapkan restoran!"

"Oh ya?"

"Iya, ayo naik mobil!"

"Oke," jawab ku bersemangat. 

Aku benar-benar menikmati nya, ternyata tidak buruk mencoba hal-hal baru. 

***

"Kamu senang?"

Aku sampai di restoran, Aku yang biasanya hanya makan makanan paksakan mama dengan suasana hangat. Kini Aku duduk di kursi yang mewah bergaya elegan. 

Ruangan di hiasi wallpaper unik, lampu gantung dari kaca yang cantik, dan ada balkon dengan jendela yang besar, kami duduk sambil melihat pemandangan dari bawah, ada juga langit malam yang penuh bintang. 

"Ahk kalau boleh jujur, aku sangat senang," ungkapku. 

Aku bahkan tak menyangka akan tersenyum selebar ini. 

Daniel tersenyum, aku sadar aku belum menyiapkan apa-apa untuk Daniel, padahal aku yang mengajak nya berkencan. 

"Terimakasih, maafkan aku..."

"Hah? Untuk apa?" Tanya nya. 

"Padahal aku yang mengajak mu berkencan, tapi aku tidak menyiapkan apa-apa," ungkap ku merasa bersalah. 

Daniel terkikik. 

"Apaan sih, kamu dandan aja udah jadi hadiah buat aku, kejutan yang sempurna, kamu udah ngelakuin yang terbaik," kekah nya. 

Itu membuat ku tersipu, tapi aku senang melihat wajah nya yang tertawa bebas. 

Tapi aneh nya aku punya firasat aneh setelah ini, aku harap malam tidak cepat larut. 

Kami menyantap makanan, tapi Daniel hanya diam memperhatikan ku. 

Itu mengingatkan ku pada kejadian di kantin, dia akan menungguku makan tanpa menoleh ke arah mana pun selain aku, dan setelah aku selesai makan aku akan di minta untuk menyuapi nya. 

Aku tersenyum mengetahui itu. 

"Itu akan jadi rutinitas ku kalau makan," tukas ku sambil memasukan makanan lalu mengunyah nya. 

"Enak?" Tanya nya. 

"Sangat enak, kamu juga coba sendiri dong," 

"Aku pernah mencobanya, tapi aku ingin mencobanya oleh sendok yang di pegang pasangan ku," goda nya. 

Lagi-lagi tubuh ku bereaksi aneh, rasanya aku ingin terbang. 

Aku menghabiskan makanan pertama ku lalu beralih memberikan suapan untuk pacarku. 

"Ini, kamu pasti lapar," aku menyodorkan nya. 

"Makan lah sampai kenyang,"

Tiba-tiba terbesit di pikiran ku, dan aku tidak tahu aku akan mengatakan ini. 

"Aku ingin kamu juga menyuapi ku," pinta ku padanya. 

Mata moka nya membulat, tidak bahkan pupilnya terlihat jelas, sudah berapa kali dia tersenyum dan tertawa kecil. 

Akhirnya dia menyuapi ku, yah ini terasa lebih enak. 

Kami makan sambil berbincang, firasat ku benar, dia mengatakan hal yang menurut ku bukan hal yang menyenangkan. 

"Aku akan ke Amerika," 

Aku terdiam berusaha tenang, rasanya aku seperti terjatuh ke jurang setelah naik gunung dengan susah payah. 

"Kita ternyata seterikat itu,"

"Aku akan merindukan mu," ujarku. 

Wajah nya berubah datar, dia berdiri dan mulai menahan ku. Tangan nya di antara meja dan kursi menahan ku bergerak. 

Wajah nya berubah menjadi sayu, dia terlihat sedih, tidak aku tidak bisa mendeskripsikan rautnya, itu terlihat menakutkan dan menyedihkan. 

"Ruelle..." Lirihnya berbisik ke telinga ku. 

Kepala nya bermain dengan leherku. 

"Daniel?"

"Bukan itu jawaban yang aku mau dari kamu," rengek nya. 

Dia seperti anak kecil. 

Kurasa aku telah mengacaukan kecan hari ini, aku belum terlalu mengerti Daniel, pertemuan  kami begitu singkat. 

Aku mengusap pundak nya berusaha menenangkan. 

Tanpa ada apa-apa karena aku juga tak ingin berpisah dengan nya, aku mendekat ke telinga nya dan mulai berbicara, hal yang tak pernah ku lakukan. 

Hal nekat yang pernah ku lakukan. 

Itu karena pria ini. "Kau ingin apa Daniel?" Tanya ku. 

Aku juga mengharapkan jawaban yang aku ingin kan. 

To be continud... 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!