Bukan Pelakor

Aaron dan Chika selama berada di Kota A mencoba mendekati Vara adiknya Calista. Aaron yakin Vara tidak ingat akan dirinya. Aaron berpura-pura mencari Calista di rumahnya. Tidak disangka kehadiran Aaron sempat membius Vara. Vara terpesona dengan wajah Aaron yang sangat tampan.

Vara dan Aaron duduk di teras depan rumah. Vara bilang ke Aaron bahwa Calista lari dari rumah karena Calista jadi simpanan om hidung belang. Dan mama dan papanya tidak akan mengakui Calista sebagai anak mereka. Aaron sudah mencium kebohongan dari Vara. Vara juga bilang Calista bukan anak dari papanya.

"Apa kamu membenci Calista?" Aaron menatap Vara.

"Calista jahat, dia sudah mengambil kasih sayang Papa. Apa yang dia minta selalu diberi. Hanya karena dia selalu menjadi juara kelas dan mendapatkan bea siswa."

"Hanya karena itu?"

"Calista sama seperti Mamanya. Merusak kebahagiaan orang lain."

"Apa ada buktinya?"

"Kamu siapanya Calista sih? Asal kamu tau ya, Mamanya Calista yang selama ini tinggal bersamaku ternyata seorang pelakor. Dia yang memisahkan kedua orang tuaku. Ternyata kebaikannya selama ini hanya kedok untuk menutupi kejahatannya," kalimat Vara penuh dengan penekanan.

"Maaf sebelumnya, dari mana kamu mendapatkan informasi?"

"Ya tentu saja dari Mama kandungku. Sudah ah, kamu orangnya gak asik!" Vara berdiri meninggalkan Aaron di teras depan dan dengan keras membanting pintu rumahnya.

Aaron segera meninggalkan rumah Vara. Aaron masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke jalan raya. Aaron menceritakan semuanya kepada Chika. Chika curiga jangan-jangan dalang semua ini adalah Devita mamanya Vara.

Calista menelpon Chika dan mengatakan Keenan datang ke rumah mencarinya. Tapi Bu Soraya dan Calista berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Chika. Di saat bersamaan Keenan juga menelpon Aaron. Aaron menepikan mobilnya. Keenan memohon kepada Aaron untuk bisa bicara dengan Chika. Keenan yakin Chika dan Aaron saat ini sedang bersama.

Aaron menyerahkan ponselnya kepada Chika. Chika belum siap untuk bicara dengan Keenan, tapi Aaron ingin Chika menyelesaikan masalahnya dengan Keenan. Chika menarik napas panjang dan menjawab telepon dari Keenan.

Di dalam telepon Keenan meminta Chika untuk membuka blokir teleponnya. Chika hanya diam. Keenan meminta maaf kepada Chika karena sudah mengecewakannya. Tapi Keenan meyakinkan Chika bahwa Chika lah satu-satunya di hatinya.

"Kak Keenan, wanita mana yang mau diduakan? Apa Kak Keenan juga mau aku duakan?" suara Chika bergetar.

"Chika, saat ini Shinta sakit parah. Aku mohon pengertiannya,"

"Aku juga sakit parah Kak, hatiku hancur berkeping-keping. Kak Keenan pilih aku atau Shinta?"

"Chika, aku pasti memilihmu. Tapi untuk sekarang aku tidak bisa meninggalkan Shinta. Mengertilah,"

"Maaf Kak Keenan, lebih baik Kak Keenan bersama Shinta. Aku tidak ingin dituduh sebagai orang ketiga di antara kalian. Terima kasih atas segalanya Kak. Kita putus!" Chika memberikan teleponnya kepada Aaron.

"Chika, Chika! Aku tidak mau putus!" terdengar suara Keenan berteriak.

"Maaf Keenan, Chika sudah mengambil keputusan. Dan mungkin kamu sudah dari dulu mengetahui bahwa aku dan Chika bukan saudara. Dengarkan ini baik-baik. Aku dan Chika akan ...." Aaron mematikan ponselnya.

Keenan kembali menghubungi Aaron, tapi Aaron tidak menghiraukannya. Keenan terus saja menghubungi Aaron. Dan Aaron dengan tenang menonaktifkan ponselnya.

Chika tidak kuasa menahan tangisnya. Air matanya mengalir deras, hatinya sakit. Keenan yang mulai dicintainya lebih memilih bersama tunangannya. Aaron membuka seat belt miliknya dan milik Chika. Aaron menarik tubuh Chika ke dalam pelukannya.

Aaron menghapus air mata Chika. Aaron mengecup kening Chika dan perlahan membelai lembut rambutnya. Aaron menyibak helai demi helai rambut yang menutupi wajah Chika.

Aaron menatap Chika yang masih tertunduk layu. Aaron mengangkat dagu Chika dan kini pandangan mereka bertemu. Aaron dan Chika merasakan jantung mereka kini berdetak lebih kencang bak genderang mau perang.

Aaron mendekatkan wajahnya hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka. Aaron menempelkan bibirnya ke bibir Chika. Aaron menarik lembut bibir Chika dengan bibirnya dan melepaskannya. Aaron menatap kembali Chika yang tidak menolak ciumannya.

Aaron kembali melahap bibir Chika, kali ini lebih dalam. Chika juga memejamkan mata dan membalas ciuman Aaron. Aaron dan Chika hampir kehabisan napas, mereka melepaskan ciuman dengan napas yang terengah-engah.

"Chika, aku mencintaimu," Aaron kembali memeluk Chika dan mencium keningnya.

"Aku juga," jawab Chika.

"Apa mulai hari ini kita resmi menjadi sepasang kekasih?" tanya Aaron.

Chika mengangguk dan mengeratkan pelukannya. Chika akan melupakan Keenan. Chika kembali bersama cinta pertamanya.

🌑 Di Kota E

Keenan melempar ponselnya ke lantai. Keenan membatalkan semua jadwal pertemuannya hari ini. Keenan sakit hati, Chika tidak mau mengerti. Keenan berharap Chika mau menunggu karena Keenan akan memutuskan pertunangannya dengan Shinta secara baik-baik menunggu kesehatan Shinta membaik.

Chika memutuskan hubungan. Keenan tidak terima. Keenan akan mempertahankan cintanya. Dan kebohongan Keenan sudah diketahui Aaron. Keenan memalsukan hasil tes DNA antara Aaron dan Chika untuk memisahkan mereka berdua. Keenan melihat betapa besarnya cinta Aaron kepada Chika. Dan hanya itu cara untuk memisahkan mereka berdua.

Dan sekarang mereka bersama. Keenan tidak ingin Aaron dan Chika bersatu. Aaron memerintahkan orang-orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan Chika. Roy mengetuk pintu ruangan Keenan. Roy dengan hati-hati mendekat ke arah Keenan. Roy kenal betul Bosnya, kalau sudah begini Keenan bisa hilang kendali. Keenan dengan kesal bertanya keperluan Roy menemuinya.

Roy memberikan informasi yang benar-benar membuat Keenan membulatkan kedua matanya. Shinta sudah menikah beberapa tahun yang lalu. Itulah alasannya Shinta meninggalkan Keenan. Shinta menikah di luar negeri semua keluarga besarnya hadir. Suami Shinta seorang konglomerat. Tapi sayang Shinta tidak bisa memberikan keturunan. Beberapa kali Shinta mengalami keguguran.

Suami Shinta mulai menjauhinya. Dan Shinta memutuskan kabur dari suaminya. Shinta ditemukan tidak sadarkan diri, diduga ingin melakukan percobaan bunuh diri. Di pergelangan tangannya ditemukan bekas sayatan. Jiwanya terguncang.

Keenan terduduk terdiam. Shinta ternyata bermain di belakangnya dan keluarganya mendukungnya. Keenan pergi ke rumah sakit menemui Shinta untuk meminta penjelasan.

Tibalah Keenan di rumah sakit di ruangan Shinta. Shinta seperti biasa menyambut Keenan dengan penuh cinta.

"Ternyata selama ini kamu sudah membohongiku Shinta! Kamu sudah menikah dengan orang lain! Kanker? Penyakit kanker? Maksudmu 'kantong kering'!" Keenan meninggikan suaranya.

"Keenan, maafin aku. Aku terpaksa menikah karena desakan dari keluarga. Perusahaan Papa hampir bangkrut hanya itu jalan satu-satunya. Maaf Keenan, tapi percayalah aku selalu mencintaimu. Maaf," Shinta turun dari tempat tidurnya memeluk Keenan.

Keenan melepaskan pelukan Shinta dan menjauh darinya. Keenan merasa kecewa, sakit hati.

"Aku sadar kamu sudah melupakanku. Dan aku tau gadis yang kemarin adalah orang yang telah menggantikan posisiku di hatimu. Maaf Keenan, walaupun aku pernah mengkhianatimu tapi aku tidak rela kamu bersama orang lain,"

"Dasar egois! Kamu egois Shinta!" Keenan berpaling menatap Shinta.

"Shinta apa yang kamu lakukan. Shinta jatuhkan pisau itu," Keenan panik dan mencoba menenangkan Shinta.

Shinta mengambil pisau buah yang ada di dalam ruangan itu. Shinta mengarahkan pisau itu ke pergelangan tangannya. Keenan dengan sabar meminta Shinta untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa melukai dirinya.

"Selamat tinggal Keenan, tidak ada gunanya aku hidup."

Keenan merebut pisau yang ada di tangan Shinta. Shinta terus menghindar. Keenan berhasil memegang tangan Shinta. Terjadi tarik menarik di antara mereka.

JLEB!

AAAGGHHH!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...