Perjalanan Hidup Venus

Venus memutuskan memejamkan mata, ia ingin menikmati perjalanan ini dengan tenang.

Sarah yang melihat Venus telah masuk ke dalam dunia mimpi, berpindah tempat duduk ke sebrang untuk menelpon seseorang.

"Kami sedang perjalanan ke sana, awas saja sampai kau berbuat gila dengan wanita iblis itu." Setelah mengucapkan kata-kata kasar itu , Sarah memutus sambungan telepon secara sepihak.

Sarah ke kembali ke tempat duduk nya semula. "Maaf, Venus gara-gara aku meningalkan mu sebentar kau mengslami kecelakaan," mengambil selimut dari dalam atas nya.

Sarah menyelimuti tubuh Venus agar tak kedinginan. Baru, menyelimuti dirinya sendiri lalu menyusul sang sahabat ke alam mimpi.

Venus tidak sepenuh nya tidur, ia mendengar perkataan Sarah tadi termasuk saat gadis itu menelpon seseorang.

Memandang ke arah luar jendela lagi, Venus mendapat serpihan ingatan jiwa ini.

Venus melihat dirinya sendiri sedang mengajar 5 pemuda yang berpakian sama dengan yaitu seragam abu-abu.

Lima pemuda itu babak belur, lalu lari ketakutan.

Venus menata seragam nya, menghampiri seorang pemuda yang sejak tadi bersembunyi di tiang listrik.

Pemuda itu tak berani menampakan dirinya karena takut di hajar oleh Venus seperti lima pemuda barusan.

"Aku tak akan menyakiti mu, jadi keluar lah."

Sebelum, pemuda itu menampakan diri di hadapan Venus. Serpihan ingatan jiwa ini telah menghilang.

"Sial, tak ada petunjuk lagi." Venus sungguh penasaran dengan pemuda yang di tolong oleh sang pemilik jiwa.

Apa hal itu, ada kaitan nya dengan Kevin ?

Venus harus bersabar untuk mengetahui nya lebih dari tadi.

Venus memutuskan memejamkan mata nya, kali ini gadis itu benar-benar tertidur.

Setelah 5 jam perjalanan, Venus dan Sarah tiba di Kota Y.

Sarah telah menyewa penginapan dekat dengan pantai melalui Aplikasi Toko Kamar.

"Itu jemputan kita." Venus mengikuti Sarah masuk ke dalam mobil fan berwarna hitam.

Untuk sampai tempat penyewaan mereka harus berkendara sekitar 45 menit lagi.

Venus tak menyangka seseorang Sarah mampu menyewa tempat penginapan individu.

"Venus penginapan mu di sebelah ku, jadi kalau kesepian bisa berkunjung ke tempat ku," canda Sarah saat kedua nya telah di penginapan masing-masing.

Sarah langsung masuk ke dalam penginapan nya. Sementara, Venus memutuskan untuk berjalan-jalan menelusuri area sekitar.

Pantai

Venus sudah lama tak menikmati, suasana pantai.

Terakhir kali, Venus ke pantai saat usia nya 10 tahun.

Pantai, memiliki kenangan tersendiri bagi Venus di masa lalu karena itu adalah liburan terakhir bersama kedua orang tua nya.

Venus memutuskan duduk di atas bibir pantai untuk menikmati ombak laut yang menyapu kedua kaki nya.

Venus pernah punya pemikiran begini dulu, mungkin jika kaki nya menyentuh air dirinya akan bisa berubah menjadi seorang Putri Duyung.

Sungguh pemikiran tak masuk akal di otak orang dewasa.

Bagi Venus itu sebuah pemikiran yang masuk akal.

Putri Duyung yang sedih karena cinta sejati nya tak mengenal nya terjun ke laut dalam dan berubah menjadi buih.

Hal tersebut, di rasakan oleh Venus sekarang.

"Kenapa aku harus bertemu dengan mu, di tempat ini?"

Venus mendongkan wajah ke atas guna melihat wajah Kevin yang memandang nya dengan tatapan kesal.

Venus bangkit dari duduk nya, dia tak mau berurusan dengan Kevin, sekarang.

"Tunggu." Kevin menarik tangan Venus paksa mengajak gadis itu ke sebuah tempat makan tak jauh dari sana.

Kevin mendudukan Venus secara paksa di meja makan.

Kevin memesan 2 makanan dan 2 minuman untuk mereka berdua.

Menungu, 5 menit pesanan telah di antarkan.

Kebetulan Venus lagi lapar juga, gadis itu tak malu-malu untuk menikmati makan yang telah terhidangkan.

"Tak ku sangka seorang Wakil Direktur membolos kerja hanya untuk belibur." Venus menyindir Kevin yang meningalkan kewajiban nya hanya untuk bersenang-senang semata.

Kevin tak membalas sindiran dari Venus, malah pemuda itu berdiri dari duduk nya pergi dari sana terlebih dahulu.

Venus tentu langsung menyusul Kevin, ia berlari untuk menghadangi jalan nya.

"Minggir lah dari jalan ku, kau tak usah berterima kasih karena ku traktir makan. Kebetulan saja aku lapar dan aku tak suka makan sendirian." Kevin melawati badan Venus melangkah ke arah penginapan nya.

Venus memandangi punggung Kevin sambil tersenyum lirih. "Dasar tak pandai berbohong," tadi saat makan Venus mendapatkan seperhian ingatan jiwa ini.

Pemuda yang di tolong oleh sang pemilik jiwa adalah Kevin persis dugaan nya tadi.

.

.

.

.

Sarah mengajak Venus untuk melihat festival kembang api yang di adakan di pantai.

Venus bisa melihat para wanita seperti dirinya berpakian sangat seksi dan minim.

Venus tahu tujuan mereka untuk mengikat lawan jenis.

"Venus, ubah lah gaya pakian mu seperti ku." Venus tak mengikuti perintah Sarah.

Baju yang di pakai Sarah sekarang memperlihat kan bagian perut nya dan seluruh kaki nya.

"Jangan harap." Venus merapatkan hoodie jaket nya, berjalan lagi bersama Sarah untuk menikmati keramaian.

"Ryan!." Sarah segera menghampiri Ryan, kekasih nya yang baru datang menyusul.

Venus berdecih pelan, melihat hubungan kedua nya di demensi ini. Dia juga ingin merasakan berhubungan dengan orang berbeda.

Sarah dan Ryan menghampiri Venus untuk meminta izin jalan berdua.

"Aku berjanji kepada mu tak akan berbuat hal aneh-aneh dengan Sarah." Ryan menujukan 2 jari nya, sebagai tanda sumpah.

Venus tentu percaya dengan Ryan, serta membiarkan nya berduan bersama Sarah.

Venus berjalan sendirian, kedua tangan nya di masukan ke dalam saku jaket.

Tunggu, Venus melihat Hana bertemu seseorang yang berpenampilan aneh.

Venus lalu mengikuti nya secara diam-diam.

"Dasar cewek.." Venus tak jadi mengumpat Hana karena mulut nya di bekap oleh tangan Kevin.

Kevin membawa Venus untuk bersembunyi di balik pohon.

Dari jarak ini, kedua nya dapat melihat Hana bercumbu mesra dengan orang itu.

Orang berpenampilan aneh itu lalu membuka topi nya, ternyata orang itu adalah Bara.

.

.

.

"Aku sudah memasang cctv di kamar Hana dan alat penyadap di kamar serta baju yang di pakai nya."

Venus tak menyangka Kevin mendekati Hana hanya untuk mencari bukti sabotase perusahan nya.

"Seharusnya, kau jujur dari awal kepada ku. Maka aku akan membantu mu."

Venus paling benci dengan orang yang mencari keutungan di jalan yang salah.

Kevin mengusap lembut rambut Venus sambil tersenyum tipis. "Aku harus kembali, agar rencana yang di buat nya berhasil."

Kevin sudah mengetahui dirinya akan di jebak Hana.

Tadi, Hana mencampuri minuman Kevin dengan obat perangsang, sayang nya minuman itu sudah di tukar nya.

"Kau tak boleh kembali, habiskan waktu mu malam ini bersama ku." Venus memeluk punggung belakang Kevin.

Sebenarnya Venus ingin lari, tak ingin berhubungan lagi dengan Kevin.

Jiwa yang tersisa dalam tubuh ini, menginkan Venus untuk mendekat ke arah Kevin.