NovelToon NovelToon
Tetaplah Disini

Tetaplah Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:43.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu

Mahendra laki laki tegas dan berpendirian, ia jatuh cinta pada Retno adik tunangannya.
Satu malam Hendra melakukan kesalahan besar pada Retno, sehingga membuat gadis itu pergi meninggalkan kota kelahirannya.
Bertahun tahun Hendra hidup dalam penyesalannya, hingga tujuh tahun kemudian Retno kembali ke kota kelahirannya dengan calon suaminya.
apakah yang akan terjadi pada Retno dan Hendra, apakah kebencian masih menguasai hati Retno? dan masihkah Hendra mencintai Retno?, selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

malam tahun baru

Hendra yang entah dari mana, tiba tiba mendekat dan menyelimuti Retno,

Retno yang sedikit kaget akhirnya menerima selimut itu.

" terimakasih," ucap Retno,

Hendra menjawab dengan anggukan lalu duduk di sofa panjang yang juga di duduki Retno.

Retno berusaha mengalihkan kecanggungan ya dengan menatap layar televisi, sedangkan Hendra sedang sibuk dengan HPnya, sepertinya ia sedang sibuk menghubungi Ratna.

" Hallo? Hallo? dit?! Didit?!" rupanya Hendra sedang menghubungi Didit, tapi karena sinyal cukup susah, jadi suara Didit terputus putus.

" Bagaimana?" tanya Retno,

" suaranya terputus putus, tapi dia sempat bilang kalau sedang menunggu hujan sedikit reda," jawab Hendra.

" Kakakmu akan baik baik saja, tenang lah,"

" tapi kalau ayah dan ibu datang duluan bagaimana?" tanya Retno,

Hendra diam sejenak,

" yah, itu sudah resiko kakakmu, ia harus menerima kemarahan ayah ibumu," jawab Hendra kemudian.

" Papa mamamu? Apakah mereka akan kecewa dengan Mbak Ratna?" tanya Retno tentu saja mengkhawatirkan kakaknya.

" kecewa mungkin saja, tapi mereka tidak akan memarahi kakakmu.." jawab Hendra mengulas senyum,

" tenanglah.." imbuh Hendra.

Setelah mengatakan hal itu Hendra duduk tenang, ia dan Retno tidak berbincang.

Hujan yang semakin deras membuat suasana semakin canggung.

" Oh ya, kau jadi ambil jurusan apa ret?" Hendra membuka obrolan agar suasana tidak terlalu canggung, laki laki itu paham benar kalau Retno tidak terbiasa dekat dengannya, dan Gadis itu duduk diam tidak jauh darinya di karenakan rasa takut.

" Aku mau mengambil fakultas pendidikan, soal jurusan belum kutentukan," jawab Retno,

" oh ya, kenapa kau tiba tiba tertarik dengan pendidikan? Tidak mau perhotelan saja?"

" awalnya aku ingin pertanian, supaya bisa meneruskan usaha ayah, tapi kan sudah ada mbak Ratna, mbak Ratna kan anak pertama,"

" tidak harus anak pertama Ret, siapa saja yang mempunyai jiwa dalam bisnis itu bisa terjun di dalamnya.."

" tapi aku tidak punya jiwa di pertanian,"

" sungguh? Lalu kenapa aku pernah melihatmu sibuk di kebun ayahmu?" tanya Hendra,

" oh.. Itu.." jawab Retno pelan,

" atau kau sedang sibuk dengan hal lain di kebun?"

" hal lain?"

" yah, kudengar kau dekat dengan anak pak Budiman?"

Retno terdiam, perasaannya campur aduk, kenapa Hendra tau tentang Rendi? Pasti kakaknya Ratna, Retno kesal.

" mas Rendi maksudnya?" jawab Retno akhirnya,

" oh, Rendi namanya,"

" mas Rendi baik, tekun,"

" dan ganteng pastinya.." imbuh Hendra dengan hati mulai bergemuruh.

" ya itukan nilai plus," jawab Retno membuat Hendra kehilangan ketenangannya.

" kau pacaran dengan Rendi?"

Mendengar itu Retno sontak menatap Hendra,

" dapat kabar dari mana mas?" tanya Retno,

" jadi benar kau pacaran dengannya?"

Retno menjadi kesal dengan pertanyaan pertanyaan Hendra.

" Sejak kapan urusanku harus di ketahui orang lain? Lagi pula itu bukan urusan mas," jawab Retno yang kembali ke setelan awalnya, ketus.

" oh, jadi aku orang lain?" tanya Hendra bangkit, ia berjalan ke hadapan Retno kemudian setengah berjongkok, di pandangnya Retno yang terbalut selimut itu.

" Sekalian saja katakan aku ini orang asing." ucap Hendra sembari menatap Retno tanpa celah.

" Aku mengenalmu sejak kecil, kau dan kakakmu, aku bahkan mengawasimu saat kau sedang bermain, lalu setelah kau dewasa dengan mudahnya kau mengatakan aku ini orang asing?" ujar Hendra,

" aku tidak mengatakan orang asing, aku hanya mengatakan orang lain, dan itu benar, sejak kapan urusanku harus di ketahui orang lain?"

Hendra mengetatkan gerahamnya, menahan perasaannya yang sudah lama ia tahan, dan entah sampai kapan bisa ia tahan.

" Baiklah.. Kau kira sampai kapan orang lain ini bisa menahan diri?"

Retno terlihat bingung dengan kata kata Hendra.

" Sampai kapan orang lain ini sabar?" keduanya saling menatap,

" apa sih yang kau bicarakan mas?!" Retno kesal,

" aku membicarakan Sampai kapan diriku yang kau anggap orang lain ini bisa tetap sabar melihatmu?

Melihatmu yang mulai sibuk memperhatikan laki laki lain?"

Deg..

Terlihat jelas perubahan di raut wajah Retno, kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Hendra sungguh membuatnya tertegun.

" a.. apa?" Retno terbata bata,

" aku sakit hati saat kau sibuk memperhatikan laki laki lain.." suara Hendra lirih namun tajam.

Retno mundur, tapi punggungnya sudah sampai ke bahu sofa.

" Awalnya aku ingin diam, tapi melihatmu mengagumi laki laki lain hatiku sungguh tidak terima,

Padahal aku yang menyaksikan mu tumbuh dewasa!".

Retno yang takut berusaha bangkit, namun Hendra mencegahnya, keduanya tangan Hendra melingkar di samping Retno sehingga Retno kesulitan untuk bergerak.

" Kalau ini bercanda sudah cukup mas, aku kalah, tolong jangan bercanda lagi?" Retno gugup, perasaannya campur aduk.

Hendra mendekat, dekat sekali hingga Retno bisa mencium aroma parfum Hendra yang samar samar bercampur dengan aroma tembakau.

" kau kira kenapa kuijinkan kakakmu pergi dengan Didit?"

" ka.. karena.. mas tidak mampu tegas padanya?"

Hendra menggeleng,

" Karena aku menginginkan waktu berdua bersamamu.." ucap Hendra pelan setengah berbisik,

" aku menyayangimu Retno.." imbuh Hendra dengan seluruh perasaannya, rasanya semuanya ingin ia tumpahkan saat ini, agar Retno, gadis yang ia lihat tumbuh selama ini itu tau seberapa besar perasaan yang sudah dirinya tanggung.

Sementara Retno yang belum punya pengalaman apapun dengan cinta dan seorang laki laki, seperti kehilangan akal, tubuhnya gemetaran, dadanya berdebar tidak karuan, ia kebingungan,

tidak tau apa yang harus ia lakukan,

kakinya nya pun tiba tiba lunglai tak bertenaga.

" Aku akan bertanggung jawab padamu.." ucap Hendra kemudian menghela wajah Retno, di ciumnya lembut bibir gadis berusia delapan belas tahun itu.

Retno yang masih polos itu menggigil merasakan tiap sentuhan Hendra di tubuhnya, tangan mungilnya pun tanpa sengaja menyentuh dada Hendra yang bidang, mencengkeramnya beberapa kali.

merasakan dadanya di cengkeram oleh retno gemuruh yang ia rasakan semakin besar, hasratnya menuntut lebih.

Melihat Retno yang biasanya ketus itu pasrah saja, tentu saja Hendra semakin berani.

Diangkatnya tubuh Retno agar duduk di atas tubuhnya, Retno yang bertubuh kecil itu pasrah saja, sentuhan Hendra yang lembut namun penuh penekanan seakan Retno miliknya tidak mampu membuat Retno sadar bahwa tidak seharusnya ia patuh pada Hendra begitu saja.

Leher dan bibirnya habis di jelajahi oleh Hendra, sementara pinggang dan punggung Retno di rengkuh begitu erat.

Setelah lama tenggelam dalam ciuman dan cumbuan, Hendra yang sudah tidak mampu lagi menahan dirinya itu mengendong tubuh Retno dan berjalan ke arah kamar Hendra.

Sementara yang di gendong seperti anak kecil itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang merah dan panas di bahu Hendra.

Ada debaran yang tidak Retno mengerti, debaran yang tidak pernah ia rasakan saat ia dekat dengan teman temannya atau Rendi.

Sesampainya di kamar, di baringkan tubuh Retno di atas tempat tidurnya, dengan gerakan pasti laki laki itu membuka kaos putih lengan panjangnya,

Melihat dada bidang Hendra yang terbuka itu Retno mengalihkan pandangannya, ada perasaan aneh yang mengalir di tubuhnya.

" Cup.." kecup Hendra di atas bibir Retno, membuat Retno yang mengalihkan pandangannya itu kembali memandangnya.

Berulang kali laki laki itu membelai kepala Retno dan mengecup kening Retno,

" aku sayang padamu Ret.. Sungguh sayang padamu.." ujarnya berkali kali dengan suara sudah parau.

Hujan mulai mereda,

namun tidak dengan gejolak diantara Hendra dan Retno, gairah dua orang manusia itu belum reda,

keduanya bergumul hebat di atas tempat tidur,

pengalaman pertama Retno,

pengalaman pertama Hendra pula.

Saat ini Hendra benar benar mencurahkan apa yang telah lama ia pendam,

perasaannya membuncah, dan Retno menerimanya perasaan itu dengan pasrah.

Cumbuan demi cumbuan, hingga akhirnya gejolak itu mulai reda dan keduanya terkulai lelah di atas tempat tidur.

Masih sempat Hendra mengecup kening dan bibir Retno, lalu membelai lembut rambut gadis itu,

sebelum akhirnya suara deru motor trail Didit terdengar memasuki halaman villa,

dan suara Ratna yang lantang memanggil adiknya.

" Retno! Retno!" Ratna mencari adiknya di kamar,

mendengar namanya di panggil tentu saja Retno sontak bangkit kebingungan,

tidak lagi memperdulikan bagian tubuhnya yang terasa pedih.

Seperti tersadar dengan apa yang sudah ia dan Hendra lakukan, tiba tiba mata gadis itu mulai penuh air mata.

Melihat itu Hendra kaget, ia mengambil selimut dan segera menutupi tubuh mungil Retno.

Di peluknya gadis itu, meski dirinya juga terkejut dengan kedatangan Ratna yang tiba tiba.

Tidak hanya sekali Ratna mengetuk pintunya, tapi berkali kali, membuat perasaan bersalah tiba tiba menghinggapinya, tapi ia tetap tidak mungkin membuka pintu.

" Jangan menangis, jangan menangis Ret.. jangan takut, aku akan bertanggung jawab atas apa yang sudah kulakukan.." ujar Hendra memeluk Retno erat, laki laki itu ingin melindungi Retno sekuat tenaga, ia sungguh ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah ia lakukan.

" Tapi.. kau tunangan kakakku.." kata Retno menangis sesegukan, gadis itu bahkan berkali kali menggeleng geleng kan kepalanya, ia baru sadar kalau hal semacam ini tidak sepantasnya ia lakukan dengan Hendra.

" pasti ada jalan keluar, jangan menangis, jangan menangis..?" ucap Hendra, namun bukannya tenang, Retno malah mendorong dada Hendra agar menjauh darinya.

Diambilnya bajunya yang terjatuh di lantai, di pakainya dengan segera.

" Ret.. Maafkan aku? Aku memang bersalah.. Tapi aku akan bertanggung jawab padamu??" ucap Hendra lagi meyakinkan Retno, laki laki hanya di tutupi selimut tipis itu berdiri di hadapan retno, memohon dengan matanya yang sayu dan penuh penyesalan.

Namun Retno yang kalut sudah tidak perduli, gadis itu segera membuka pintu, dengan nekat dia segera berlari kembali ke arah kamarnya, untungnya ia tidak bertemu dengan kakaknya, kesempatan itu ia gunakan untuk segera masuk ke dalam kamarnya.

Sedangkan di ruang tamu,

" dimana Hendra?" tanya Didit yang setengah basah,

" entahlah, sudah ku ketuk pintunya tapi tidak di buka juga, Retno pun tidak ada di kamarnya , tapi televisi dan perapian menyala.." jawab ratna,

" apa mereka keluar? Kelihatannya mereka mengkhawatirkan kita.."

" sepertinya,"

" ya sudahlah, aku pulang dulu ya, nanti biar ku telfon Hendra untuk mengucapkan maaf, kau ganti bajulah dulu sebelum ayah dan ibumu pulang.." kata Didit lalu mengecup kening Ratna.

" Baiklah.. Berhati hatilah di jalan, jalannya licin dan berkabut.. Selamat tahun Baru sayang.. Sampai jumpa lusa.." ujar Ratna.

Mendengar itu Didit tersenyum dan segera pamit, ia lekas lekas pergi sebelum kedua orang tua Ratna dan orang tua Hendra datang.

1
Lyna Elza
idiihh. ngapain tuh bapakk Retno.... cuman duduk doang ajaaa...inikan Krn ulahmu juga
Pipit Fitriani
iya benar... cari di villa atau balik lg ke bandung
Isda Wardati K
berharap retno justru sembunyi di villa milik keluarga hendra
Mika Saja: iya semoga disna,kan pasti orang gak kepikiran smpai kesna
total 1 replies
Mika Saja
mba ayu Retno diumpetin dimna to,,,,kasihan tuh PD nyari2🤭🤭
evi Lusi
sebenarnya antara sedih dan lega
evi Lusi
astaga. kemana km Retno
tina napitupulu
kabur ke kandang kuda
tina napitupulu: cuma itu yg terlintas kak...🫣🫣
ayuningdianti: 😂😂😂😂 ya ampun kak...
total 2 replies
Abian Arka
next
Isda Wardati K
terima kasih up nya.
sehat selalu mbk Ayu
Isda Wardati K
mbak Ayu pinter banget buat kami bahagia sekaligus sedih dan dag dig dug dg cerita hendra & retno.
Mika Saja
Retno kabur kan LG km Retno,,, hadeh mudah2an kabur kerumah Hendra ya mau ngajak kabur tp blm ketemu orangnya,,,,mba ayu diumpetin kemna retnonya🤭
Lyna Elza
Retno kabur juga karena bapakkkkk.....
Lyna Elza
mantap sekali Hendra ini, laki laki sejati, bertanggung jawab, Gak seperti bapakk nya Retno....gak bertindak
Iyee Kah
up up up
Dewi Lestari
Kamu dimana Retno....jangan pergi jauh2lah Ret....Hendra bawa kabar baik loh.....satukan mereka mb Ayu....lanjut up mb.
tina napitupulu
mau kemana itu bocah...pakek kabur lg...🫣🫣
Iyee Kah
jangan2 dibawa kbur mas hendra
Mika Saja
waduh....Retno nambah masalah baru,,,,,knp msh ngeyel to....mba ayu penasaran nih minggat kemn Retno
Pipit Fitriani
Rindu itu berat ya kan mbak reto,sampai2 ada acara kabur segala 🤣😂 Mbak ayuuuuu ku up lg dooonk
Lyna Elza
kok gak ada solusi sudah sekian lamanya....wes inilah akhirnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!