NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiara ngambek

Untuk sesaat Randu merasakan sebuah kepanikan dalam hatinya, ingatannya langsung tertuju ke beberapa waktu yang telah lampau, ia ingat kakeknya pernah mengatakan kepadanya bahwa kelabang termasuk hewan yang memiliki racun bisa cukup tinggi, bahkan beberapa jenis kelabang ada yang bisa racunnya lebih tinggi dari serangga maupun kalajengking biasa.

Namun anehnya saat itu Randu sama sekali tidak merasakan sakit apapun juga yang biasanya orang akan merasakan rasa sakit pedih dan terbakar di bagian tubuh yang terkena sengatan hewan berbisa.

Randu masih termenung ketika melihat penjual bubur itu memeriksa kakinya yang memang terlihat di sekitar ibu jari kakinya terdapat luka goresan kecil sangat tipis, merah kehitaman yang setelah penjual bubur ayam itu memencet titik di sebelah goresan itu, darahnya langsung keluar mula mula masih sedikit kehitaman pekat namun berikutnya darah yang keluar adalah darah merah berwarna merah segar.

"Sakit ya dek ? tapi ini sepertinya racun bisanya sudah keluar sendiri, ini sebenarnya sangat aneh," ujar penjual bubur itu sambil menatap Randu yang masih sedikit termenung.

"Ah nggak kok pak, nggak sakit." jawab Randu sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Apakah kamu kebal racun dek ? bapak tau benar kelabang yang tadi menggigit kamu itu jenis kelabang kaki merah yang bahkan bisanya mampu melumpuhkan seekor sapi sekalipun, tapi syukurlah kalo adek baik baik saja !" ujar penjual bubur itu kemudian berdiri dan mencuci tangannya dengan air dari ember cucian mangkok mangkoknya.

"Saya kurang tau soal itu pak karena baru kali ini saya digigit kelabang," ujar Randu sambil tersenyum kemudian merogoh dompetnya lalu mengambil sejumlah uang untuk membayar bubur yang telah ia makan lalu segera pamit setelah mengucapkan terimakasih pada penjual bubur itu karena hari sudah semakin siang dan ia harus segera berangkat ke sekolah.

Seperti tak terjadi apapun, Randu kemudian berjalan agak cepat menuju rumahnya karena ia yakin Tiara saat ini pasti sedang jengkel karena menunggunya.

Dan benar saja begitu ia memasuki gerbang pagar rumahnya, Randu melihat kakak angkatnya itu tengah cemberut sambil berdiri menatapnya.

"Darimana sih kamu? ditungguin dari tadi juga," ujar gadis itu dengan wajahnya yang cemberut.

"Habis beli bubur ayam kak, tadi perutku lapar sekali," jawab Randu sambil tersenyum manis senang karena melihat Tiara yang terlihat begitu cantik menawan saat sedang cemberut.

"Mana buburnya ?"

"Yah, aku nggak pesen untuk di bawa pulang kak, emang kakak mau bubur juga ?"

"Nggak jadi, sudah buruan ambil tas kamu, ayo kita berangkat sekarang aza !" kata Tiara sedikit kesal.

"Bukankah ini masih terlalu pagi kak, memang kakak sudah sarapan ?" tanya Randu.

"Sudah nggak usah tanya tanya buruan ambil tas sana !" ujar Tiara agak keras dengan wajahnya yang cantik terlihat kesal.

"Iya kak iya...!" jawab Randu yang kemudian berlari masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya lalu buru buru mengganti baju yang ia pakai dengan seragam sekolahnya setelah merapikan rambutnya Randu segera menyambar tas sekolahnya.

Randu bermaksud mohon pamit lebih dulu kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah lebih awal, namun saat mencari mereka ternyata mama angkatnya sedang mandi dan bapak angkatnya juga baru saja selesai mandi dan sedang berada di kamarnya.

"Mbak Sumi tolong pamitkan pada mama dan bapak yah Randu dan kak Tiara berangkat sekolah lebih awal," ujar Randu kepada Sumi yang sedang berada di belakang rumah, dimana sang asisten rumah tangga itu sedang menjemur pakaian yang telah selesai dicucinya.

"Oh iya dek, tadi adek kemana saja seluruh rumah ribut mencari adek ?" tanya Sumi.

"Aku beli bubur ayam mbak, abisnya kata mama nggak boleh makan mie terus terusan, oh iya tolong nanti sekalian beri pakan pada ayam yah mbak tadi belum sempat aku beri pakan nanti hari jumat aku akan melepas beberapa ekor lagi kok," ujar Randu sambil memberikan kode pada Sumi.

"Oh iya dek, boleh kok iya abis ini mbak akan kasih pakan dulu," kata Sumi sambil tersenyum paham dengan maksud kode dari Randu yang akan memberikan sedikit upah kepadanya nanti setelah ia dapat duit dari hasil jual ayam.

Semenit kemudian Randu telah membonceng Tiara dengan kendaraan listriknya yang telah di charge penuh baterainya.Tiara masih terdiam seolah enggan berkata apapun tidak seperti biasanya karena gadis itu begitu suka menceritakan apa saja kepada Randu tentang segala aktivitasnya.

"Kakak sedang marah pada aku kah?" tanya Randu yang akhirnya tak tahan di diamkan saja oleh Tiara.

"Nggak, siapa yang marah hanya kesal sama mama gara gara gunting tadi aku di bentak sama mama," ujar Tiara mengutarakan apa yang telah membuatnya kesal.

"Memang kenapa kok cuma karena kakak bawa gunting mama jadi membentak kakak?"

"Iya kan tadi kita bertabrakan dan aku merasa gunting yang kubawa tak sengaja menusuk kamu kan pas aku ceritakan ke mama, aku jadi marahin habis habisan, eh tapi perut kamu beneran ga apa apa dek ?" ujar Tiara yang kemudian ingat tadi masih sempat ingin memeriksa keadaan Randu namun belum kesampaian.

"Alhamdulillah kok kak, perutku masih aman bahkan masih muat aku isi dengan dua mangkok bubur ayam hehehe," jawab Randu sambil tertawa kecil.

"Kamu tega yah makan bubur ga ajak ajak aku dek, tau nggak aku belum sarapan sama sekali," tutur Tiara menceritakan kondisinya saat ini.

"Ya sudah nanti sebelum masuk sekolah kakak cari makan dulu untuk sarapan masih sempat kok kak sekarang aza baru jam berapa ini," ujar Randu yang membuat Tiara merasa antusias lagi, karena tadi ia sempat berpikir untuk menahan lapar paling tidak sampai istirahat pertama.

"Tapi mau sarapan dimana dek, kantin juga pasti belum pada matang makanannya,"

"Itu kak, di simpang tiga yang arah ke stadion ada kan penjual kupat tahu dan nasi uduk, makanannya enak kok kak aku pernah beli kupat tahunya hampir sama enaknya dengan yang ada di Marga Jati,"

"Disana dek, tapi itu kan banyak anak anak SMP swasta kosong tiga yang nongkrong disana, ogah ah mendingan aku kelaparan,"

"Tapi kan kakak bersama aku, buat apa pusing dengan anak anak SMP swasta mereka mau nongkrong dimana biarin saja yang penting tidak ganggu kita, kalo ganggu ya terpaksa kita singkirkan," ujar Randu dengan sungguh sungguh.

"Ah kamu itu mentang mentang bisa beladiri bawaannya pengen berantem mulu dek," ujar Tiara yang pasrah saja saat mengetahui Randu telah mengarahkan kendaraannya ke tempat yang ia maksudkan tadi.

"Hehehe bukan pengen berantem kak, tapi sekedar jaga diri saja kalo nggak ada sebabnya juga ngapain kita berantem,"

.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!